#01: Perkara Menfess dan Pulang Bareng.

11.7K 1K 141
                                    

"KADIEU!!"

Harsa berteriak sesaat setelah melihat Jevais yang memasuki area café, membuat orang-orang melihat ke arah nya hingga pundak nya dipukul dari samping dengan sedikit kencang.

"Malu-malu in, Goblok!" ucap Juna yang dibalas oleh kekehan kecil dari laki-laki berkulit tan itu, "Hampura atuh. Damai, kang. Peace!"

"Kalian udah lama disini?" tanya Jevais yang kini duduk di depan Juna.

Juna membalas dengan gelengan pelan, "Belum. Langsung mulai aja, ya. Biar cepet selesai. Gue ada acara sore ini terus nanti siang ada rapat Hima juga. Kalian ikut, kan?"

"Ikut lah pasti. Ngga mau gue di omelin sama Bang Dirga." jawab Jevais yang juga disetujui oleh Harsa.

"Mana Bang Dirga kalo marah-marah teh ya—ANYINGGGGGG." 

"Goblok, Harsa! Jangan malu-malu in anjing daritadi orang-orang pada nengok sini." Juna menegur teman nya itu lagi. Sedikit-banyak lelah dengan kelakuan Harsa.

"Naon nu anying?" tanya Jevais.

"Ieu, tingali gera, Je!!" Harsa menyodorkan handphone nya pada Jevais yang menampakkan aplikasi burung biru dengan sebuah cuitan tweet berisi menfess yang ditujukkan pada Jovan, mantan nya.

"Kenapa deh?" kini Juna ikut penasaran dengan apa yang tertera di ponsel milik Harsa.

"Eta, Jun, ada yang kirim menfess lagi ke Jovan. Isinya confess perasaan dia ke Jovan. Alig lah eta barudak, kayaknya si Jovan udah otewe punya pacar lagi." Cerocos Harsa panjang lebar.

Jevais membanting pelan ponsel milik Harsa ke atas meja seraya mengendikkan bahu nya. "Mau punya pacar atau enggak, Jovan udah bukan urusan gue lagi. Lagipula bagus lah kalo dia punya pacar jadi nggak repotin orang terus kalo misal kurang belaian."

"Setuju, anying. Eta barudak sering pisan minta peluk-peluk nggak jelas ke Raka. Sinting itu anak." sahut Harsa menggebu-gebu.

"Terus lo cemburu, Sa?" kini Juan menggoda Harsa.

"Ya nggak lah! Udah jelas cinta Raka cuma buat Harsa seorang. Yhaaaaa."

"Sial. Gue nyesel nanya."

Jevais tertawa melihat interaksi kedua nya sebelum kesadaran menarik nya kembali ke atas permukaan, "Udah ayo selesaiin dulu projek nya baru ngomong lagi. Juna lo ada acara kan katanya?"

"Oh ya. Yaudah ayo lanjut."

"Ekhem, kayaknya ada yang di confess lagi, nih. Cuit cuit." Nicholas yang tengah berjalan ke arah meja kantin—yang ditempati oleh Jovan dan Raka—bersiul pelan meledek Jovan perihal menfess yang tadi pagi dikirim oleh seseorang.

"Nggak mempan, Nik. Orang nya aja masih gamon tuh." Raka tertawa seraya memakan gado-gado milik nya.

"Bangke, Rak. Gue nggak gamon ya. Diem aja dah." sahut Jovan tak terima karena diri nya diledek gamon oleh Raka.

"Anak TK pun tau kalo lo bohong, Jov. Ngaku aja dah lo kan emang barudak gamon." Kini Nicholas ikut tertawa seraya menatap Jovan dengan tatapan meledek.

"Enggak, anying! Pitnah itu."

"Pitnah darimana nya coba. Gue pernah liat lo diem-diem lagi liatin foto-foto nya Jevais di Instagram. Juga ada waktu itu lo lagi nyari-nyari foto jaman SMA nya Jevais waktu masih sama lo, ngaku!" Raka menodong telak Jovan dengan fakta.

Nostalgia. ✔Where stories live. Discover now