10.

43.3K 3.6K 718
                                    

Apa yang Jaemin temukan ketika pertama kali membuka mata? Tentu saja adalah dada bidang Jeno tanpa kain tepat didepan matanya, sepertinya Jeno tidur sambil mendekapnya semalaman. Jaemin menggerakkan lehernya, agak pegal karena dia mungkin tidak berganti posisi saat tidur. Jeno mendekapnya dengan erat, membuat Jaemin tidak bisa bergerak dengan leluasa.

Tapi Jaemin yakin walaupun Jeno tidak mendekapnya dia tetap tidak bisa bergerak karena demi apapun lubang pantatnya sangat sakit, Jaemin tidak yakin dia bisa buang air besar atau tidak setelah ini. Jaemin menghela nafas panjang, menatap Jeno yang tidur dengan sangat nyenyak tidak tahu matahari sudah terik di luar sana.

Sial, ini sudah siang, Jaemin akan terlambat ke sekolah, Jaemin berusaha melepaskan pelukan Jeno, namun malah lelaki itu terbangun dan mendekapnya dengan erat.

“Sial, Lee Jeno, lepas, kau lupa kita harus sekolah, bodoh!” umpat Jaemin.

“watch your mouth baby.” kata Jeno dengan suara serak khas orang bangun tidur, itu terdengar jelas di telinga Jaemin, karena dia mengendus ceruk leher Jaemin, itu geli. Jaemin sebisa mungkin menahan dirinya.

“Tidak perlu sekolah, kita bolos hari ini.”

“Yak! Siapa kau memutuskan hal itu?” sangkal Jaemin.

“Aku kakakmu. Lagipula aku yakin kau tidak bisa berjalan.”

“Kakak mana yang bercinta dengan adiknya sendiri!”

Jeno membalik tubuh Jaemin agar menghadap dirinya, lalu meraih tangan Jaemin dan mengecupnya.

“Ada, disini.” kata Jeno dengan senyuman khasnya.

Siapa yang menyalakan kembang api di dada Jaemin? Kenapa jantungnya sangat berisik, itu hanya senyuman Jeno yang menyebalkan, kenapa harus berdebar sekeras itu. Sepertinya Jaemin mulai gila.

“Bagaimana jika kita lanjutkan sesi malam tadi, itu akan menyenangkan, morning sex with your brother, na?” kata Jeno.

“YAK!”

Jaemin memukul kepala Jeno, kenapa saudara tirinya itu sangat mesum.

//

Jaemin dari tadi sedang menonton tv dengan Jeno yang ada di sebelahnya, hal yang menyebalkan adalah tangan Jeno tidak berhenti mengusap usap pahanya, ketika Jaemin meminta Jeno berhenti malahan lelaki itu memuji betapa indahnya badan Jaemin dan mulai mengungkit ungkit kejadian semalam, cukup Jaemin kenyang mendengarnya.

Omong omong tentang semalam, mereka sepakat untuk menjaga rahasia ini berdua. Lagipula mereka sama-sama menginginkannya, baik Jeno maupun Jaemin. Tidak perlu munafik. Berita bagusnya adalah Jeno akan menjadi pelayan Jaemin ketika Jaemin tidak bisa bergerak setelah melakukan, ekhm itu.

“Jeno-yaa, ambilkan aku pisang.” perintah Jaemin, tentunya karena dia tidak bisa berjalan maka Jeno harus menuruti semua perkataannya.

“Aku memilikinya, kau mau pisangku, Na?” tawar Jeno.

Jaemin menjadi gelap mata, dia langsung mengambil remote tv dan melemparnya ke arah Jeno, gotcha ! Remote itu menderat dengan apik di kepala Jeno, semoga saja setelah ini saudaranya menjadi lebih waras.

“Sial, bagaimana jika aku mati? siapa yang akan memanjakan lubangmu?”

“YAK LEE JENO! BERHENTI BERBICARA KOTOR!” Jaemin benar-benar geram, Jeno ini seperti tidak pernah sekolah saja. Otaknya hanya tentang sex. Itu menyebalkan.

brother | nomin [END]Where stories live. Discover now