16

20.3K 2.4K 731
                                    

Jeno mengaku ini salahnya karena menjahili Jaemin ketika mereka menonton tadi, alhasil si manisnya itu sekarang merajuk sambil memilih pakaian di salah satu store ternama. Pakaiannya tentu basah akibat cairan yang keluar dari dirinya, Jeno memperhatikannya dari jauh. Mendadak Jeno merasa dia seperti seorang sugar daddy yang menemani babynya berbelanja padahal uang yang dia pakai saat ini adalah uang ayahnya.

“Ah, aku harus bekerja keras jika ingin hidup bersamanya.” gumam Jeno. Kemudian dia berjalan mendekati Jaemin.

“Kau sudah selesai?” tanya Jeno.

Jaemin meliriknya sinis, namun kemudian mengangguk dan menyodorkan pakaian yang Jaemin pilih. Jeno tersenyum simpul, lalu mengusak rambut Jaemin, dia langsung membayar pakaian itu di kasir.

Kemudian mereka berdua berjalan ke toilet terdekat untuk mengganti pakaian Jaemin, sang submissive masuk ke dalam salah satu bilik toilet sedangkan Jeno menunggunya di luar.

“Jeno, bantu aku.” ucap Jaemin dari dalam bilik.

Dengan sigap dan senang hati Jeno masuk ke dalam bilik, tiba-tiba saja tubuhnya langsung disudutkan oleh Jaemin hingga punggungnya langsung menabrak pintu bilik dengan keras. Jeno sedikit terkejut dengan cara Jaemin memojokkannya, lalu dia terkekeh dan membelai pipi Jaemin.

“Kau tidak berpikir untuk melakukan sex disini kan?” tanya Jeno.

Jaemin berdecak, hampir saja dia memukul kekasihnya ini. “Tidak! Gila saja, kau ini selalu saja tidak bisa mengontrol hormonmu, kau pikir siapa yang akan repot? Tentu saja aku!” omel Jaemin.

Jeno memperhatikan Jaemin yang menceramahinya dengan seksama, bagaimana bibir plum itu mengeluarkan kata-kata yang sarkas. Jeno akhirnya tersenyum seperti biasanya.

“Berhenti tersenyum, kau menyebalkan!” kata Jaemin.

“Baiklah, sekarang berbalik biar aku bantu kau memakai pakaianmu.” kata Jeno.

Si manis hanya menurut dan akhirnya membiarkan Jeno menarik resleting bajunya, sebelumnya pemuda Lee itu mengecup punggung halus Jaemin.

***

Mereka sampai di rumah sekitar pukul 7 malam, tidak terlalu malam mengingat biasanya Jeno ketika bermain baru pulang ke rumah ketika jarum pendek menunjukkan angka tiga pagi. Jaemin menikmati harinya dengan jeno, mereka menghabiskan waktu dengan penuh suka cita.

Berbanding terbalik dengan kondisi rumah yang mendadak dingin, tidak ada harum masakan yang seharusnya sudah tersaji di meja makan. Jeno dan Jaemin merasa bingung, terlebih ketika mereka membuka pintu ayah dan ibu mereka sudah menunggu. Jaemin terkejut ketika ibunya langsung menarik dirinya dari sisi Jeno, dan menyembunyikan Jaemin di belakang tubuhnya.

“Ibu, ada apa?” tanya Jaemin.

“Ayo, ikut ibu, kita berkemas..” kata Yoona, dia menarik Jaemin agar ikut ke dalam kamar.

Donghae diam saja, sedangkan Jeno pun merasa bingung baru kali ini dia melihat Yoona sedikit kasar. Mencoba menahan tangan ibu tirinya itu, namun justru Yoona dengan kasar menepis tangannya.

“Jangan sentuh aku!”

Jaemin dan Jeno sama sama terkejut dengan intonasi sang ibu, Yoona menunjuk Jeno dengan jari telunjuknya dan dengan mata berkaca-kaca dia berkata.

“Bagaimana seorang kakak bisa merusak adiknya sendiri ketika orang tuanya sedang pergi? Begitukah ibu mengajarimu selama ini, Jeno? Bahkan aku tidak sanggup mengatakan aku adalah ibumu.” kata Yoona.

brother | nomin [END]Where stories live. Discover now