1

50.4K 5.2K 1K
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Sarapan pagi di keluarga Lee terlihat tenang, atau tegang. Sepertinya yang tegang hanyalah si pria manis yang sedang menatap saudaranya dengan tatapan membunuh. Bagaimana tidak, Lee Jeno menganggu tidur malamnya dengan menonton film biru, lalu mengeluarkan suara laknat yang benar benar keras, sialnya kamar Jeno berada tepat di sebelah kamarnya.

Sekarang bahkan dia tidak bersemangat menjalankan pagi harinya, dia masih benar mengantuk. Tapi lihatlah wajah saudaranya itu, bahkan dia tidak merasa bersalah, atau malah terpuaskan karena hasratnya tuntas semalam. Bukan sekali dua kali Jaemin menegur Jeno atau bahkan meneriaki saudaranya itu, tapi lama lama dia lelah sendiri.

“Kalian sudah selesai?” tanya sang kepala keluarga, kedua anaknya itu hanya mengangguk.

“Baiklah, kalian berangkat dengan sopir hari ini.” ucap sang ayah.

Appa! Aku tidak mau berangkat bersama Jeno!” protes Jaemin, namun selanjutnya yang terjadi ibunya malah memberikan jitakan kecil di kepalanya.

“Nana, berangkat saja bersama Jeno ya. Jeno belum boleh membawa motor karena dia baru saja mendapatkan masalah.”

Lihatlah, Jeno mendapat masalah karena pemuda itu mengikuti balap malam, sehingga motornya disita. Dan sekarang Jaemin harus berangkat sekolah dengan saudaranya itu, benar benar membuatnya kesal.

Sedangkan saudaranya itu tetap santai memakan sarapannya, Jaemin bersumpah dia ingin menendang kepala Jeno saat ini juga.

//

Tidak ada pembicaraan di dalam mobil, selain karena Jaemin yang dongkol karena keputusan orang tuanya dan mengharuskan dia satu mobil dengan Jeno. Lee Jeno itu juga lelaki yang benar benar dingin, dia juga tampak tak acuh.

Jaemin melirik Jeno yang sedang memainkan ponselnya, Jaemin merotasikan matanya, “Yak, Lee Jeno! Bisakah kau berhenti menonton film biru mu ketika malam, huh? Kau benar benar mengganggu!” kata Jaemin dengan kesal.

Jeno mengalihkan perhatiannya dari ponselnya ke Jaemin, saudaranya yang manis ini, bahkan pria ini mengecat rambutnya dengan warna pirang.  “Benarkah, bukankah kau menikmatinya?” Jeno menaikan sebelah alisnya

“Menikmati apanya?!"

Jeno mencondongkan tubuhnya, yang membuat Jaemin mundur hingga kepalanya menyentuh jendela mobil,

“desahanku.”

Pipi Jaemin memerah, “Y - YAK! KAU GILA?!” Jaemin mendorong Jeno dengan keras, lalu duduk dengan tegak tak mau menatap Jeno yang ada di sebelahnya. Salah tingkah.

“Jika tidak benar, kenapa kau gugup huh? kau bahkan berteriak.” Jeno terkekeh lalu memainkan ponselnya lagi, tak habis pikir dengan kelakuan saudaranya.

brother | nomin [END]Where stories live. Discover now