14

28.1K 3.1K 635
                                    

Suara bel yang dipencet berkali-kali membuat Jaemin terbangun dari tidurnya, enggan sekali matanya untuk terbuka dan memilih mendusal di dada telanjang Jeno. Namun suara bel yang tak kunjung berhenti dipencet membuat Jaemin terpaksa membuka matanya. Badannya sedikit pegal, Jeno masih terlelap. Ponselnya berdering, Jaemin terlonjak kaget ketika yang menelponnya adalah ibunya.

Jaemin segera mengangkatnya, ibunya langsung mengomel untuk membukakan pintu karena kedua orang tuanya sudah datang sejak tiga puluh menit lalu. Jaemin begitu terkejut, ini buruk.

“Iya.. sebentar aku akan membukakan pintu..” kata Jaemin lalu langsung menutup telponnya.

Jaemin langsung mengguncangkan tubuh Jeno yang masih tertidur, “Jeno! Lee Jeno bangun!”

“Eungh, nanti saja..” rengek Jeno.

“Ayah dan Ibu sudah di depan! Kau kau mati huh?” teriak Jaemin frustasi.

Jeno ikut terlonjak kaget, dia menatap sekeliling kamarnya dan menatap tubuhnya serta tubuh Jaemin yang masih berantakan. Jeno menggaruk rambutnya agak pusing dan panik.

“Bersihkan tubuhmu, biar aku yang membersihkan ini semua..” usul Jeno.

Jaemin mengangguk setuju lalu dia langsung menuju kamar mandi kamar Jeno, lalu memakai sembarang pakaian Jeno. Dia hanya mencuci muka dan gosok gigi, bahkan dia membiarkan sisa-sisa sperma yang masih ada di tubuhnya. Jaemin mengambil parfum Jeno untuk menyamarkan bau sperma dan segera turun ke bawah.

***

“Astaga kenapa lama sekali, ibu dan ayah sudah lelah menunggu didepan!” ibunya menjewer telinga Jaemin gemas, sedangkan sang ayah hanya terkekeh sambil membawa masuk barang-barang mereka.

“Aaak ibu, aku baru bangun tadi! Maafkan aku..” kata Jaemin.

Lantas Yoona melepaskan jeweran telinga tersebut dan duduk di sofa terdekat, badannya lelah. Jaemin hanya menggaruk kepalanya tidak gatal.

“Dimana Jeno?” tanya sang ayah.

“Ah, Jeno dia masih tidur..” ucap Jaemin.

“Apa kalian sudah berbaikan? Kau bahkan memakai pakaian Jeno,” Yoona mengendus bau Jaemin. “Kau juga bau parfum Jeno, wah apakah anak-anak ibu sudah berbaikan selama kami tinggal?” Yoona bertanya sumringah.

Jaemin hanya terkekeh saja, bukan hanya berbaikan, mereka lebih dari sekedar berbaikan.

“Itu bagus sekali, ayah senang mendengarnya.” sahut Donghae.

Jaemin benar-benar merasa kikuk, tak lama Jeno turun dan langsung menyapa ayah dan ibunya itu. Yoona dan Donghae tampak sama-sama senang melihat Jaemin dan Jeno nampaknya sudah akur. Keluarga kecil itu memutuskan untuk sarapan karena semua orang belum sempat memakan sesuatu.

Yoona sendiri sudah membeli makanan dalam perjalanan pulang tadi sehingga mereka hanya perlu langsung memakannya. Jeno duduk didepan Jaemin, sedangkan di sebelah Jaemin ada Yoona sang ibu. Yoona mengatakan betapa senangnya ketika dia pergi anaknya sudah akur.

“Apakah ayah dan ibu harus sering meninggalkan kalian berdua? Agar hubungan kalian semakin membaik dan lengket, astaga ibu sangat senang melihatnya.” kata Yoona sambil menyendokan nasi untuk suaminya.

Jeno terkekeh, “Tentu saja ibu, kau harus sering membiarkanku dan Jaemin berdua saja.” kekeh Jeno.

Jaemin melotot mendengarnya, sangat ambigu. Pria manis itu menginjak kaki Jeno di bawah meja makan, membuat Jeno mengaduh keras.

brother | nomin [END]Where stories live. Discover now