18

19K 2.3K 510
                                    

Ada sebuah perasaan menusuk dan menyakitkan di dalam hati ketika rindu merambat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ada sebuah perasaan menusuk dan menyakitkan di dalam hati ketika rindu merambat. Perasaan itu terkadang begitu tak tertahan, membuat air mata dengan pilu berlomba-lomba keluar. Sesuatu dalam diri kita meronta, ingin bertemu separuh dari hati. Merasa begitu kosong ketika setangah dari kita terpisah begitu jauh di sisi yang lain.

Jeno dengan lunglai menjunjung gelas birnya, sejujurnya anak itu baru saja legal beberapa bulan yang lalu. Tetapi tentu kebiasaan buruknya minum-minum membuatnya tak takut untuk menegak satu botol alkohol itu. Berbekal uang yang dia temukan tak sengaja di mantelnya, Jeno pergi dari rumah menuju bar langganannya ini.

Kepala Jeno diletakkan di meja bar, membuat siapapun yang melihatnya jelas ikut merasa prihatin dengan kondisi Jeno. Beruntung, pemilik bar itu sudah terlampau akrab dengan Jeno dan kawanannya itu. Jeno kembali menegak minumannya, kali ini langsung dari botol berwarna hijau tua itu.

Tak lama seseorang menepuk pundaknya, itu Mark. Entah bagaimana pria itu menemukan Jeno, padahal Jeno tidak membawa ponselnya sama sekali. Jeno mengabaikan lelaki asal Kanada itu dan kembali menegak minumannya.

“Berhenti minum, kau bisa mati muda nanti.” kata Mark, dia mencoba meraih botol yang berada di tangan Jeno.

Jeno tersenyum miris, “Sudah berakhir Mark, tidak ada yang bisa diselamatkan lagi. Perasaanku, semuanya dipaksa untuk mati.”

Mark benar-benar merasa prihatin dengan Jeno, pria itu tidak biasanya begitu pesimis seperti saat ini. Mark menepuk pundak kawannya itu. Mencoba memberikan sedikit ketegaran di pada Jeno.

“Aku merindukan Jaemin hingga rasanya aku tidak bisa bernafas! Seharusnya mereka tidak boleh memisahkan ku dengan Jaemin...” Jeno mulai meneteskan air matanya.

“Bertahun-tahun... Bertahun-tahun aku menahan perasaanku pada Jaemin, mencari seribu cara agar melupakannya namun itu semua tidak pernah bisa aku lakukan! Jika bisa aku tidak akan berada di posisi ini dengan jaemin.”

Mark mengerti, sebagai orang yang sudah berteman dengan Jeno sejak kecil jelas dia tahu bahwa sejak dulu Jeno sudah jatuh cinta pada saudaranya. Jeno bahkan selalu menjauhkan setiap orang yang mencoba mendekati Jaemin, karena Jaemin hanya miliknya.

Tentu bukan sekali dua kali Jeno mencoba berhubungan dengan orang lain, untuk melupakan perasaannya pada Jaemin. Tapi tetap saja, terlebih setiap hari Jeno harus melihat wajah orang terkasihnya itu.

“Aku, aku begitu mencintainya.. selama ini, dia hanya tau aku adalah kakaknya yang menyebalkan, aku belum menunjukkan banyak cinta untuknya. Terlalu cepat bagiku untuk harus berpisah dengan jaemin.” Jeno sepenuhnya menangis.

Mark semakin merasa tidak enak, dia tahu Jaemin saat ini berada di apartemen Renjun dan kekasihnya. Haruskah Mark membiarkan Jeno bertemu Jaemin?

Persetan, Mark hanya tidak mau temannya ini terus-menerus bersedih, akan lebih baik Jeno bertemu dengan Jaemin sebelum kemungkinan terburuk terjadi.

brother | nomin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang