15

22.8K 2.5K 260
                                    

"Lee Jeno."

Jeno yang baru saja turun untuk mengambil air minum dikejutkan dengan ayahnya yang duduk di pantry dapur, dia pikir ayahnya sedang beristirahat. Jeno menghampiri ayahnya dengan segelas air ditangannya.

"Iya ayah?"

"Ada apa dengan lehermu?" tanya sang ayah.

Jeno mengusap lehernya, lalu terkekeh. "Hanya sedikit bermain dengan beberapa wanita, ya seperti ayah dulu saat masih muda, bukan?" Jeno tahu ayahnya adalah orang yang cukup santai dan selalu mentoleransi semua kesalahannya.

Ayahnya mengangguk dan menepuk pundak anak pertamanya itu, "Jangan sampai ibumu tahu, mengerti?" lalu pria paruh baya itu melaluinya begitu saja, membuat tanda tanya besar terpampang di kepalanya.

Ibunya adalah orang paling sabar di dunia, Yoona adalah defisini dari malaikat menurut Jeno, bahkan ketika kesabaran sang ayah telah habis, Yoona masih memiliki banyak sekali stok kesabaran, bukan berarti Jeno tidak menghormati ibunya itu, hanya saja Jeno bingung dengan maksud ayahnya.

Jeno memilih untuk tidak memikirkan hal itu dan kembali ke kamarnya, ah sepertinya dia enggan kembali ke dalam kamarnya, mungkin sekarang dan seterusnya dia akan tidur dengan Jaemin saja.

Jeno merasa dia dimabuk cinta dengan Jaemin, memang sedikit menggelikan tapi begitulah adanya. Jeno mengintip Jaemin dari luar kamarnya, tersenyum tipis ketika melihat kekasihnya itu ternyata tertidur, karena tak ingin mengganggu Jaemin maka jeno memilih untuk kembali ke kamarnya sendiri.

***

Entah ini hanya perasaan Jaemin atau memang makan malam kali ini sedikit lebih sepi dari biasanya, biasanya papa Donghae akan mencairkan suasana ketika keluarga berkumpul. Jaemin menjadi sedikit merasa tidak nyaman, Jaemin mencuri pandangan pada Jeno yang makan dengan lahap. Jaemin akhirnya menepis pemikiran buruknya dan memakan makan malamnya.

"Apa kau sudah memutuskan akan berkuliah dimana, Jeno?" tanya sang kepala keluarga.

Jeno yang mendadak diberi pertanyaan seperti itu menjadi bingung, "Itu masih lama ayah, aku belum memikirkannya."

"Bagaimana dengan Havard?"

Jeno tersedak mendengar perkataan ayahnya, dengan sigap Yoona mengambilkan air minum untuk Jeno dan langsung diteguk habis oleh Jeno. "Ah, ayah itu masih lama dan kenapa aku harus berkualiah sangat jauh? Aku akan merindukan kalian nanti." kata Jeno.

Yoona mengangguk setuju, "Sudahlah yeobo, Jeno bisa menentukan pilihannya sendiri. Sekarang habiskan saja makananmu." kata Yoona pada Jeno.

Bukannya ingin memaksakan kehendak kepada Jeno, Donghae merasa sedikit resah pada hubungan Jeno dan Jaemin. Berapa kali pun Donghae berusaha memakluminya, dia tetap tidak bisa. Donghae akhirnya menghela nafas dan meninggalkan meja makan.

Yoona yang bingung ada apa dengan suaminya langsung mengikuti suaminya, meninggalkan Jeno dan Jaemin berdua di meja makan.

Jaemin langsung menggenggam tangan Jeno, "Jangan dipikirkan, mungkin ayah hanya lelah karena perjalanan panjang." kata Jaemin berusaha menenangkan Jeno yang merasa gundah. Padahal dalam hatinya dia juga merasa sedikit takut jika Jeno benar-benar akan pergi.

“Apa kau mau menghabiskan waktu bersamaku besok? Sepertinya ayah benar, aku harus mulai memikirkan tentang kuliahku..” ajak Jeno.

Jaemin mengangguk dan mengiyakan ajakan Jeno, “Jadi, besok akan menjadi kencan pertama kita sebagai kekasih?" Tanya Jaemin malu-malu.

Jeno terkekeh, dia mengusap puncak kepala Jaemin dan membawa Jaemin ke pelukannya. Dia mengecup puncak kepala Jaemin dengan penuh sayang, “Katakanlah seperti itu, apa yang mau kau lakukan besok?”

“Aku mau menonton film, makan seafood denganmu, dan berjalan-jalan hingga malam lalu mengelilingi kota!”

“Baiklah ayo kita lakukan itu besok!”

“Lee Jeno pacar terbaik!” puji Jaemin

Jeno dibuat gemas dengan tingkah kekasihnya itu, “Na Jaemin pacar termanis!” balas Jeno.

***

Pasca kejadian semalam tampaknya mood Donghae belum benar-benar membaik, akhirnya Jaemin dan Jeno memilih untuk sarapan di luar seperti saran Yoona. Setelah mendapatkan ijin dari Yoona dengan alasan ingin mengajak Jaemin jalan-jalan dan menikmati waktu mereka berdua. Tentu tanpa rasa curiga Yoona mengijinkannya dengan mudah.

Tujuan utama mereka adalah menonton film bersama, Jeno menggenggam jari-jari Jaemin dengan erat tanpa perduli dengan omongan orang dan pandangan orang pada mereka. Jeno membeli sebuah popcorn besar untuk mereka berdua serta membeli dua cola untuknya dan Jaemin.

Mereka masuk ke dalam bioskop, duduk berdampingan. Jaemin meletakkan colanya di tempat yang sudah disediakan, dan langsung memfokuskan pandangannya pada layar bioskop. Hanya ada beberapa kursi yang terisi dan mereka berada di paling atas.

Ketika Jaemin tengah menikmati film, tiba-tiba saja dia merasa sebuah tangan mengusap-usap pahanya dari balik kain celana yang dia pakai. Jaemin tahu itu Jeno, dia membiarkannya sampai tangan Jeno tiba tiba saja meremas kejantannya.

“Emhh..” sial, sangat cabul.

Jeno tersenyum simpul dan terus memainkan kejantanan Jaemin dari balik celananya, Jaemin menahan tangan Jeno dan menggeleng menandakan dia tidak setuju dengan ide Jeno.

Namun yang Jeno lakukan adalah meraup bibirnya dan langsung menghisapnya. Lalu dengan mudahnya Jaemin dibawa ke pangkuan Jeno. “Jeno-yaa, jangan macam-macam, ini tempat umum!” desis Jaemin.

“Tidak ada yang tahu.” kata Jeno.

Kembali melancarkan aksinya, tangan Jeno mulai masuk ke celana Jaemin, sedangkan bibirnya melumat bibir Jaemin yang sangat candu baginya. Sang sub menggeliat pelan akibat usapan tangan yang lebih tua di kejantanannya.

Jeno mulai menangkap penis kecil milik Jaemin dan memompanya pelan, Jaemin meremas tangan Jeno menyampaikan getaran yang dia rasakan akibat permainan tangan Jeno. Bibir keduanya terlepas menyisakan untaian saliva panjang. Jaemin sebisa mungkin menahan desahannya ketika Jeno mempercepat pergerakan tangannya.

Jaemin menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Jeno dan memejamkan matanya, Jeno semakin semangat memainkan kejantanan Jaemin. Sang adik mengigit leher kakaknya untuk meredam suara desahannya ketika Jeno tiba tiba meremas dengan kuat kejantanannya.

“Akhhh..” desisnya pelan.

“Pelankan suaramu baby, jika kau tak ingin satu bioskop tahu apa yang kita lakukan.”

Dasar Lee Jeno, padahal kau yang memulai namun Jaemin yang harus menderita. Precum mulai membasahi tangan Jeno, jempolnya dia gunakan untuk menusuk-nusuk lubang kencing Jaemin yang langsung membuat Jaemin menggelinjang.

Jaemin melemgkungkan tubuhnya dan mengigit bibirnya kuat ketika merasakan putihnya sudah hampir dekat, Jeno semakin mempercepat pergerakan tangannya dan bahkan sedikit menimbulkan punyi tabrakan kulit.

“Ahhh, hampir— ahh...” desah Jaemin lega ketika akhirnya spermanya menyembur keluar dari kejantanan miliknya.

Jaemin mengambil nafas lega, dia menatap kanan kiri yang tampaknya tidak sadar apa yang sedang mereka lakukan. Jeno terkekeh lalu mengecup pipi jaemin, dia membersihkan sperma Jaemin agar tidak membasahi pakaian milik Jaemin.

Dasar Lee Jeno, selalu saja berbuat mesum tanpa tahu tempat dan kondisi.





***

hallo ha, aku kembali hehe maafkan kalau memang lama banget upnya sampai berdebu, terima kasih yang sudah membaca, jangan lupa vote & coment

brother | nomin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang