Bagian 3 - 1 (Menjemput)

19 5 2
                                    

Alunan musik dan nada suara dari para penghuni tempat rehabilitasi, terdengar sangat indah dan harmoni. Rupanya, beberapa dari mereka ada yang memahami musik. Sehingga hal itu dibuat mereka untuk sekadar hiburan selagi memiliki waktu luang. Kamu hanya berdiam duduk di bangku taman sambil menatap kegiatan mereka.

Matamu terkunci kepada seorang wanita yang sedang bernyanyi sambil memainkan alat musik gitar. Dengan menebarkan garis senyum ke arah teman di sekitarnya, dia mulai melihat ke arahmu-menebarkan senyuman seraya melanjutkan nyanyi dengan suaranya yang indah.

Seseorang berjalan pincang ke arahmu dan tangan kirinya diperban. Kemudian dia duduk di sampingmu secara tiba-tiba dan menawarkan camilan kacang di toples. Mengalihkan pandanganmu yang sedari tadi menatap mereka. Kamu menggeleng tanda penolakan. Kemudian dia menyimpan makanan yang dibawanya di samping tempat duduknya.

"Sebentar lagi kita akan keluar dari sini. Sudah 1 tahun lebih mendapatkan terapi, umur kita pun sudah cukup untuk masuk sel."

"Lalu hal apa yang ingin kamu lakukan setelah menyadari itu?"

"Mungkin melakukan pelenyapan nyawa lagi," jawabnya terkekeh.

Kamu menengok dan menyindir. "Seakan mempunyai banyak nyawa."

"Bagaimana denganmu?"

"Mungkin aku akan datang ke tempat Luella. Membongkar kuburannya dan menyetrum tubuhnya, agar dapat hidup kembali," jawabmu tidak masuk akal. Seketika David menertawakannya. "Bagaimana dengamu, Dav?"

David menunduk. "Aku akan mengakui segalanya. Sudah waktunya bahwa aku harus mengatakan ini kepada polisi. Aku pun sudah pasrah jika dipenjara seumur hidup."

Wajahmu tampak terkejut mendapati kalimat darinya. "Kamu akan mengatakan bahwa kamu telah menodainya?"

"Apa kamu takut?" sindir David tersenyum.

Kamu memalingkan wajah. "Aku memikirkan ibuku. Dia pasti akan terkejut dan syok. Dia akan menderita seumur hidup. Aku memang belum sip untuk mengatakan hal itu."

"Apa aku juga sudah siap? Tidak, Ger. Bahkan keluarga angkatku juga akan merasakan hal yang sama. Jelas mereka akan terkejut dan syok pula. Nama mereka akan buruk di hadapan semua orang. Bahkan, kasus perundungan ini pun sudah menjadi aib besar bagi mereka. Aku telah mencoreng nama baik keluarga."

Suasana di antara kalian menjadi hening. Obrolan serius itu seakan membuat perenungan pengendalian diri untuk melepas segala beban pikiran. Kedua mata kalian saling menatap, seperti memberi sebuah teriakan keras menembus kesenyapan. Kini pandanganmu beralih kembali kepada seorang wanita yang masih bernyanyi tidak jauh dari arahmu.

"Apakah hal ini bisa menjadi sebuah rahasia untuk selamanya?" tanyamu.

"Lalu mengapa dirimu lari dari kenyataan, Gerald? Bukankah kamu ingin merahasiakannya?" David mengganti posisinya menyandarkan tubuh ke kursi taman.

"Aku hanya merasa tidak pantas untuk hidup, Dav. Kamu tahu, aku hanyalah orang miskin. Ditambah dengan kasusku yang membuat ibuku menanggung malu. Tidak berguna, jika diriku melanjutkan hidup. Tidak akan pernah bisa untuk memperbaiki segalanya."

"Karena itu kamu memilih menyiksa diri sendiri? Berharap dirimu mati?"

"Namun takdir tidak memihakku, Dav."

"Pada akhirnya, kamu berada di tempat ini, dan kali ini bersamaku."

"Luar biasa, memang! Ternyata takdir ingin diriku membayar semua ini di dunia."

"Gerald!" panggil seseorang dari arah sampingnya. Kamu menengok. "Aku ke sini membawakan sesuatu untukmu."

Kamu tampak menelan ludah.

Kesalahan Mematikan (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang