Bagian 2 - 4 (Ini Bukan Kesalahanmu)

9 2 0
                                    

Kamu berjalan saling berdampingan bersama ibumu di koridor sekolah. Beberapa meter telah terlewati, kalian sudah sampai di depan pintu dengan adanya tulisan 'Ruang BP'. Di sana terlihat sudah ada Luella dan seorang wanita paruh baya di sampingnya sedang duduk saling berdampingan. Tampak Luella masih diam menunduk, seakan tidak ingin mengetahui siapa yang baru saja tiba.

"Silakan duduk, Gerald," ucap seorang pria yang diketahui bernama Toni itu.

Kalian berdua duduk sejajar dengan mereka. Tidak lama kemudian, terdengar suara pintu terbuka dan dua orang memasuki ruangan tersebut. Dia adalah David dan diikuti oleh seorang pria dewasa di belakangnya. Mereka berdua pun ikut duduk saling berdampingan bersama kalian.

"Baiklah. Semuanya sudah berkumpul dengan wali/orang tua masing-masing. Mungkin bagi Luella, ini adalah kali pertamanya mendapati masalah perundungan semacam ini. Namun bagi pihak sekolah, kejadian seperti ini sudah sering dilakukan dan pelakunya tetap sama. Yaitu Gerald dan juga David."

Beberapa orang di sana menatap ke arahmu dan juga David. Lalu kalian berdua pun menunduk setelah dipandangi oleh mereka. Mungkin adanya perasaan malu dan rasa bersalah atas perlakuan buruk selama di sekolah. Entahlah. Yang pasti, melakukan banyak perundungan kepada para korban adalah hal yang salah dan bisa dibilang kriminal.

"Saya terpaksa memanggil orang tua/wali dari masing-masing, dikarenakan ini sudah di luar batas. Gerald mengaku bahwa dia merusak alat pendengar milik Luella yang harganya tidaklah murah. Namun uniknya di sini, Luella mengaku bahwa Gerald tidak bersalah dan yang merusak alat pendengarnya adalah David. Maka dari itu, saya di sini ingin menyaksikan pengakuan dari kalian. Saya ingin permasalahan ini segera selesai dan dipertanggungjawabkan oleh pihak yang bersangkutan," jelas Toni kembali.

"Kalau boleh tahu, berapa harga dari alat pendengar itu?" tanya ibumu.

"Dua puluh tujuh juta," jawab wanita di samping Luella.

Mendengarkan hal itu, sontak ibumu terkejut dan menangis. Dia menggoyangkan tubuhmu seraya berbicara, "Apa yang kamu lakukan, Nak? Mengapa berbuat sejauh itu? Ibu mana ada uang untuk menggantinya."

Kamu terdiam seakan mulai berpikir. Lalu kamu menatap ke arah David, tetapi David hanya menggelengkan kepala secara perlahan. Dia memberimu isyarat.

"Aku akan berusaha menggantinya," katamu datar.

"Ini bukan salah Gerald. David yang sudah merusaknya, Pak, Ma," jelas Luella kepada Toni dan juga wanita di sampingnya yang merupakan sang ibu.

"David, benarkah itu?" tanya pria di sampingnya dengan wajah yang serius.

"Ayah, aku dan Gerald memang menjahili Luella, tetapi aku tidak melakukannya," jawab David.

"Apakah ada saksi yang melihat kejadian itu?" tanya Toni.

Kalian semua diam dan saling melempar pandangan.

"Baiklah, karena minimnya saksi, maka pengakuan dari Gerald dan juga David yang paling kuat. Jadi untuk masalah ini sudah diselesaikan dengan cara bermusyawarah. Gerald sudah terbukti bersalah dan dia harus bertanggung jawab atas perbuatannya. Lalu untuk David, kamu harus diskors karena telah ikut aksi merundung Luella," tukas Toni.

Luella mengernyitkan dahinya. Lalu dia berbisik kepada ibunya yang entah berbicara apa. Namun kelihatannya dia berusaha menjelaskan kebenaran tentang kejadian sebenarnya, tetapi ibunya seakan mencoba menenangkan Luella agar tidak terlalu banyak bicara.

"Lo, Pak. Apakah hanya saya saja yang terkena skors?"

"Hukuman bagi Gerald lebih berat. Pihak sekolah memutuskan untuk mencabut beasiswanya."

Kesalahan Mematikan (TAMAT) Where stories live. Discover now