Bagian 1 - 2 [Mencoba]

67 17 31
                                    

Kamu menggigil. Sudah pasti kamu benar-benar merasa kedinginan. Bagaimana tidak? Berdiam selama beberapa waktu di bak mandi dengan campuran es balok, bahayanya kamu akan mati kedinginan. Seharusnya kamu sudah mengetahui bahaya akan risiko dari tindakanmu. Suhu yang sangat dingin, akan membuat seluruh saraf mati, tidak berfungsi. Dari sana, kamu akan tahu bahwa dirimu kemungkinan berada di ujung kematian.

Seseorang datang dengan membawa nampan berisikan semangkuk bubur dan segelas air putih. Ada uap dalam makanan dan minumannya. Sudah dipastikan makanan itu masih panas, begitu pun dengan airnya. Orang itu duduk di sampingmu dan menyimpan nampan itu di ranjang. Tangannya mulai mengelus rambutmu dengan pandangan yang penuh rasa iba. Perlahan, dia mulai meneteskan air mata.

Tidakkah kamu mengasihani seorang wanita yang sudah melahirkanmu itu? Tegakah dirimu menyakiti perasaannya setiap melihatmu bersikap seperti itu? Lihat! Wajahnya yang penuh kerutan, keluarnya keringat kecil dan besar, matanya yang sudah sayu, suaranya yang mulai melemah, bahkan tenaganya pun tidak sekuat dahulu-dia, sang ibu tetap berjuang untuk hidup. Perlu diketahui, seorang ibu akan rela kehilangan nyawa demi anaknya. Namun, apakah kamu rela kehilangan nyawa demi sang ibu?

"Jangan siksa dirimu seperti ini, Nak."

"Seharusnya saat ini aku berada di penjara, Bu. Mengapa aku tidak dipenjara saja?" tanyamu dengan nada suara yang berat.

"Kamu sudah menerima hukumanku, Nak. Jangan menghakimi diri sendiri seperti itu," sahutnya.

"Aku manusia penuh dosa. Aku memang seorang pembunuh. Aku membunuhnya secara perlahan. Seharusnya aku tidak perlu bimbingan dan pengawasan bebas. Tangkap saja aku!"

Kamu kehabisan suara. Bahkan, suaramu hampir tidak terdengar akibat suhu badan yang terlalu dingin. Sang ibu memindahkan nampan tersebut ke nakas, tepat di samping ranjang. Lalu, dia mengompres keningmu dengan handuk kecil yang sudah tersedia sejak tadi di sana.

Ibumu mengambil beberapa kain di dalam lemari dan juga mengambil pelicin pakaian. Setelahnya, dia menghangatkan kain dengan pelicin tersebut, kemudian kain yang masih hangat karena licinan itu, segera diberikan kepadamu untuk menutupi tubuhmu. Terus sang ibu lakukan agar tubuhmu tidak kedinginan lagi.

Kamu bergumam, "Aku memang membunuh Luella ... aku seorang pembunuh ... aku pantas mati dan memang harus mati."

Usai mendengar kalimat itu, sang ibu pun hanya bisa menangis melihatmu seperti itu sambil melanjutkan aktivitasnya. Sepertinya sudah tidak ada lagi tanda kehidupan masa depan untukmu. Yang keluar dari mulutmu hanyalah seorang pembunuh dan kematian, seakan dirimu tidak memiliki kehidupan lagi akibat kematian seseorang yang bernama Luella.

Jika berbicara mengenai masa depan untukmu, sepertinya memang tidak ada harapan. Sebab, kamu tidak dapat mempertimbangkan dengan baik atas perilakumu saat ini. Yang kamu lakukan hanyalah terus menerus mengutamakan soal egomu. Bagaimanapun ibumu, semua yang dikatakannya adalah benar--bahwa akan percuma hanya sekadar menyakiti diri sendiri tanpa mampu menerima kenyataan. Sia-sia.

Sang ibu menghapus air matanya dan mulai mengompres ulang handuk tersebut untuk disimpan di keningmu. Pandangannya menggambarkan suatu keadaan yang buruk, seolah kehidupan kalian berdua saat ini tidak pernah ada kedamaian.

"Kamu harus tahu, bahwa Ibu akan merasa sangat tersakiti ketika melihatmu menderita seperti ini. Kamu terus menyatikiti tubuhmu sampai mengeluarkan banyak darah, bahkan sampai tidak ingin dapat lagi merasakannya. Namun bagi Ibu, semua hal itu sangatlah menyakiti perasaan Ibu. Menghancurkan harapan Ibu atasmu. Ibu tidak pernah menyalahkanmu. Ini adalah suatu pelajaran, Gerlad." Terdengar suaranya sungguh menahan pilu.

"Tidakkah Ibu sadar, bahwa Ibu melahirkan seorang pembunuh sepertiku? Bahkan saat ini aku tidak dipenjara. Seharusnya aku berada satu sel bersama David. Namun apa? Saat ini aku masih bisa sekolah. Di sekolah pun aku selalu dikatai sebagai pembunuh."

Kesalahan Mematikan (TAMAT) حيث تعيش القصص. اكتشف الآن