extra part [1]

374 41 4
                                    

Selamat membaca 💜

-
-

"Balik yok ke kelas!"

"Kantin dulu kek, dehidrasi gue."

"Dra, ayo!"

Andra mengangguk samar pada Aldo yang mengajaknya segera beranjak. Mereka ada pelajaran olahraga, baru saja selesai. Namun beberapa temannya kebanyakan langsung ke kantin daripada berganti seragam.

Andra baru saja akan beranjak seraya menggenggam botol minum milik...eh, dimana gadis itu?

Andra celingukan mencari keberadaan Lira, padahal tadi masih disudut lapangan bersama temannya. Gadis itu mungkin lupa karena Andra menemukan botol minum itu tergeletak didekat bangku pinggir lapangan, sedangkan Andra jelas melihat gadis itu sudah pindah tempat bersama temannya.

"Gak balik lo?"

Andra menoleh, mendapati Wily yang sudah berdiri dan kini berjalan menghampiri nya.

"Lo sendiri ngapain?" Andra balik bertanya.

"Cuma gak sengaja liat lo,"

Andra maupun Wily kembali diam, tidak ada yang membuka pembicaraan.

"Lo...gimana sama Lira?"

Andra mengernyit heran, seingatnya saat mereka ada kesempatan bertemu topik obrolan yang Wily mulai hanya seputar dia dan Lira.

Andra jadi menoleh, meski harus sedikit menyipitkan mata karena terik matahari mengenai wajahnya.

"Apa harapan yang pingin lo denger dari jawaban gue?"

Wily menatap Andra singkat. "Lo berdua aja kemajuan."

"Udah pasti sih itu," Andra menyahutinya enteng.

"Lo beruntung banget dapetin Lira, perjuangan Dra, jangan kayak gue."

Wily mungkin merasa menyesal. Tapi Andra tidak peduli, salah sendiri menyia-nyiakan kesempatan luang saat Andra belum berani maju mengungkapkan perasaanya pada Lira, Wily malah sudah mundur terlebih dahulu.

"Pasti. Gue gak akan sia-sia in dia."

Wily saja yang gila menyia-nyiakan gadis secantik Lira.

"Selamat kalo gitu."

Andra terdiam, dia hanya mengangguk sebagai respon. Dia jadi tidak sempat membalasnya saat tatapannya menangkap sosok Lira yang melambai ke arahnya.

Wily juga menyaksikannya.

"Lo gak balas sapaan dia?"

Wily bertanya lagi, Andra jadi melirik lagi kebelakang saat menyadari sedari tadi Wily berdiri di belakangnya dengan kedua tangan masuk ke dalam saku. Padahal ruang di sampingnya masih kosong.

"Duduk aja, biar lebih gampang ngobrolnya."

"Gak, gue juga mau balik."

Karena Wily tahu, Lira sedang menuju ke arah keduanya. Jadi dia lebih baik pergi.

Andra mengagguk samar, tidak menoleh meski Wily berujar akan pergi.

Begitulah hubungan pertemanan keduanya sekarang, masih ada kecanggungan yang tidak ketara.

"Ini minum gue kan? Kenapa bisa di lo?"

Lira menyerobot botol di tangan Andra begitu saja, meminum isinya lalu kembali menatap Andra.

Andra yang melihat ekspresi dari Lira segera mengkonfirmasi. "Gue nemu di bangku sini, bukannya lo yang lupa?" sahutnya enteng.

Sejurus kemudian, Lira terhenyak sendiri. "Loh, emang iya?"

Kelas Sebelah [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang