33- Si pengganggu.

375 42 2
                                    

Selamat membacaa...

Vote dan komen jangan lupa!


***

"Masa benda dan jarak partikel ke sumbu putar merupakan variabel dari?" Apip masih mengernyit bingung, matanya menyipit menatap fokus buku tebal di tangannya.

"Jawaban nya momen inersia." Ucap Andra yang langsung mengundang tatapan memicing dari Apip.

"Nggak usah ngada-ngada deh! Cepet jawab yang bener!"

Andra berdecak, sedari tadi, setiap kali dia menjawab pasti dianggap salah.

"Astaga! Gue harus jawab gimana lagi biar lo semua percaya, sih? Heran gue, salah mulu perasaan."

"Ya karena lo memang nggak bisa di percaya." Sahut Lira.

"Salahin gue aja terus, salahin! Ikhlas mah gue." Andra menyerah, berdiri dari duduknya.

"Mau kemana lo? Eh, bagian lo kurang satu ya!"

Andra tak menjawab, cowok itu memilih keluar kelas sembari merangkul teman-teman nya untuk ikut dengannya.

"Bangke tuh anak! Gue lagi yang kena!" Gerutu Apip, tidak salah lagi, pasti dia yang akan mengerjakannya. Mengingat dia ketua kelompok nya.

"Habis istirahat ini kan ngumpulin nya?" Tanya Lira.

"Iya, makanya harus cepet-cepet di jadiin. Soalnya nggak akan dikasih waktu tambahan lagi nanti." Jawab Apip.

"Lagian kan gue udah nyuruh lo berdua buat ngerjain, kenapa yang jadi cuma lo doang?" Lanjutnya heran, menatap Lira penuh selidik.

Mata Lira terbelalak kaget, dia benar-benar lupa. Seharusnya, sore itu dia dan Andra bisa mengerjakan tugas itu di rumahnya. Tapi, dengan keberadaan Wily di depan rumahnya apa mungkin?

Lagian, kalaupun tidak mungkin minimal dia memberitahu tugas itu semalam pada Andra, kan? Tapi semalam dia kelupaan. Juga karena semalam dia baru mengetahui suatu hal yang,..ya, lumayan penting untuk di bahas dengan kakaknya.

"Sori, kemarin gue lupa ngasih tugasnya ke Andra."

Apip menghela napas panjang. Ya sudah, mau bagaimana lagi?

"Kebiasaan deh lo,"

"Iya-iya, lain kali nggak deh."

"Gue pegang omongan lo ya!"

"Gue nggak janji," Lira meralatnya. "Siapa tahu gue lupa lagi."

Ponsel di meja bergetar, membuat ketiga gadis itu memfokuskan pandangan ke ponsel milik Lira. Bahkan layar ponsel itu menyala.

Lira tersenyum kikuk, tidak tepat sekali ponselnya bergetar di saat dia suasana seperti ini.

__

Wily: Bisa keluar? Gue di depan kelas.

__

Ada apa ini? Bahkan ini kedua kalinya Wily menemuinya hingga di depan kelasnya.

Oh iya, jangan lupa juga jantungnya yang masih suka berubah drastis menjadi berdetak lebih cepat saat membaca pesan dari Wily.

Lira langsung menutup layar ponsel saat kepala Dirla mendongak ingin menatap layar ponselnya.

"Apa sih?" Gumam Dirla. "Mau liat dosng nggak boleh."

Telunjuk Lira mengarah ke depan wajah Dirla. "Dilarang kepo!"

"Dih, nggak ada peraturannya juga,"

"Ada, gue yang buat."

Kelas Sebelah [end]Where stories live. Discover now