23- Rencana tak terduga.

525 47 0
                                    


Happy reading!!
Jangan lupa vote dan komen:)
***


_

Rangga: Ke rumah gue cepetan!

_

Andra: Otw rumah Rangga cpt!

_

Wily mendengus kesal membaca pesan dari Rangga juga Andra.

Apalagi, sih?

Setelah cowok itu menyita waktunya dan juga Andra, pulang sekolah tadi untuk menemaninya ke mall dan hanya untuk berkeliling tak jelas tanpa membeli apapun dari tempat itu, dan sekarang cowok itu meminta ke rumahnya?

Yang benar saja!

Dari pada harus ke rumah Rangga yang akan menghabiskan waktu setengah jam, lebih baik dia rebahan, bermain ponsel seraya memutar lagu favoritnya.

"Ly!!"

Baru akan menempelkan earphone ke telinga, suara teriakan itu terdengar bersamaan dengan gedoran pintu kamarnya.

"Apalagi, sih?! Kayaknya semua orang nggak ikhlas banget gue rebahan bentar!" dumelnya.

Wily beranjak dari sofa dengan wajah sebal, melangkah terpaksa ke arah pintu.

"Apa?" Tanyanya malas setelah membuka pintu.

"Siap-siap cepetan, terus anterin gue!"

Sekarang, kakaknya sudah berdiri dengan pakaian yang terlihat rapi di depannya.

"Males!" Tangan Wily bergerak akan menutup pintu, namun kakaknya lebih cepat menahannya.

"Naik mobil aja udah! Sana lo! Gue mau istirahat!" Wily berusaha mendorong Bryan menjauh.

Bryan, kakak laki-laki satu-satunya.

"Eh, bego! Kalau di rumah ada mobil juga gue nggak akan minta anter lo!"

Wily tetap menghiraukan kakaknya, dia menutup kembali pintu kamarnya dengan keras, membuat Bryan mengumpatnya kasar.

Sebenarnya, ada mobil milik sang mama. Tapi jika Bryan bawa terus kalau ada apa-apa atau mama mau pergi malah tambah repot lagi urusannya. Yang ada dia di suruh pulang lagi.

Bryan menyenderkan tubuhnya di dinding, masih di lantai atas didepan kamar Wily. Laki-laki itu mencoba menghubungi temannya yang mungkin bisa menjemputnya sekarang.

"Halo? Iya, gue jadi berangkat bareng lo. Eh, lo sama adik lo juga? Yang kemarin lo bilang satu sekolah sama adik gue, kan?"

Karena suara Bryan lumayan keras, dan juga saat ini Wily sedang rebahan di sofa yang letaknya tidak jauh dari pintu, cowok itu kembali duduk, lalu melangkah pelan mendekati pintu saat mendengar dirinya juga di sebut dalam percakapan kakaknya itu.

Dia menempelkan telinganya di daun pintu.

"Oh, oke, gue tunggu. Eh, tapi siapa tadi nama adik lo? Li-Lira?"

"Oke-oke, bye!"

Setelahnya terdengar suara langkah Bryan menuruni tangga membuat Wily menjauhkan diri dari dari balik pintu. Cowok itu masih berpikir, dia tidak salah dengarkan saat Bryan menyebut nama Lira?

Lira anak kelas IPA 2?

Lira yang dekat dengan Andra dan sekarang yang masih mempunyai masalah dengannya?

Jika iya, bukankah ini kesempatan untuknya meminta maaf langsung pada gadis itu? Seperti saran Andra kemarin.

Wily segera beranjak mengambil kemeja asal dari lemarinya yang dia padukan dengan kaos hitam polos. Dia lalu beranjak keluar, sebelumnya sempat meraih ponsel yang tergeletak di sofa.

Kelas Sebelah [end]Where stories live. Discover now