38- Perkelahian.

349 37 3
                                    


part 38.

Vote dan komen jangan lupa✌️

Selamat membaca!!

***

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Dua puluh menit bukanlah waktu yang sedikit, lebih tepatnya mungkin lumayan bagi orang yang setia menunggu seperti Lira yang dengan bodohnya masih tetap berdiri seraya menunggu sosok Wily muncul.

Wily bilang memalui pesan singkatnya, dia ingin menemui dirinya pulang sekolah ini. Tapi sampai sekarang tidak ada sedikit pun tanda kemunculan cowok itu.

Helaan napas kembali terdengar yang entah sudah ke berapa kalinya. Namun, Lira masih tetap memilih berdiam menunggu.

Lalu,...

"Lo tuh bego apa gimana, sih? Inget ya, tipe cowok kayak Wily itu nggak bisa di percaya. Kalau dia memang serius sama lo, nggak mungkin dong kemarin gue lihat dia sama mantannya jalan berdua? Sedangkan yang kita lihat dia lagi berusaha deketin lo."

Ucapan Dirla setengah jam yang lalu masih terngiang di kepalanya. Apa mungkin dia terlalu berharap lebih pada Wily, atau memang ucapan Dirla benar?

Seingatnya, Apip dan Dirla yang sudah jelas teman dekatnya tidak pernah sekalipun menunjukan dukungan, maksudnya gini, selama Wily mendekatinya akhir-akhir ini, kedua temannya itu tidak banyak berkomentar. Hanya saja, mereka selalu menggodanya yang entah itu benar adanya atau hanya sekedar menjadikan lelucon belaka.

"Woi! Itu kenapa?!!"

"Gila! Itu berantem itu!"

"Samperin-samperin!!"

Lira menoleh dengan kening berkerut ke arah segerombolan siswa yang memekik keras seraya berlari ke arah kantin sekolah berada.

"Kak, ada apa?"

Tanya Lira, menghentikan langkah seorang cowok yang sepertinya sama-sama ingin melihat keributan itu.

"Katanya sih ada yang berantem." jawabnya.

Dan setelahnya cowok itu kembali berlari, bergabung dengan langkah kaki siswa lain yang terlihat tergesa-gesa.

Sesaat kemudian, ponsel di saku nya bergetar. Lira membukanya, dan melihat nama Dirla terpampang jelas di layar ponselnya.

"Ya, Dir?"

"Kesini sekarang! Lo mesti lihat!"

"Memang kenapa?"

"Ck! Pokoknya ke kantin cepetan!"

"Tapi--"

Lira mendengus kesal saat Dirla menutup teleponnya sepihak.

Kelas Sebelah [end]Where stories live. Discover now