56- Ancaman.

233 30 2
                                    

Happy reading.

___

Andra gila!

Lira masih termenung di tempatnya setelah kepergian Andra yang menyusul Aldo keluar kelas.

Perasaanya campur aduk, kesal, marah dan tak terima saat Andra mengatakan nya cemburu. 

Cemburu apa maksudnya?!

"Li, sini bentar." Apip menarik tangannya paksa, membuat lamunannya terpecah, lalu mendudukkannya di bangkunya sendiri.

"Apaan?" tanya Lira saat Apip menyodorkan ponsel miliknya yang memang sedari tadi dia taruh di laci meja.

"Lo liat sendiri, ada yang nge-chat lo."

Mata Lira memicing menatap Apip.
"Lo buka-buka ponsel gue?" tanya curiga.

"Hehe..sori, habisnya geter mulu." jawab Apip cengengesan.

Lira membuka nya, dengan memasukan beberapa angka yang menjadi password di layar ponselnya.

"Password lo gampang, tanggal lahir lo bukan, sih?" tanya Apip seraya melongokan kepala mengintipnya.

Lira menatap Apip sinis. "Lo temen gue, gak mungkin gak tau tanggal lahir gue." ucapnya dengan sinis.

"Beneran deh gue gak hapal," Apip menunjukan dua jarinya untuk peace.

Lira memutar bola mata jengah.
"Terserah lo lah."

Miris sekali dia, bahkan teman sebangku semenjak dia duduk di kelas X saja tidak tahu tanggal lahirnya. Padahal dia sendiri ingat tanggal lahir Apip.

"Tanggal 16 bulan 10? Bener gak sih?" Apip bertanya, satu alisnya terangkat menatap Lira.

Lira mendengus kesal mendengar nya. "Itu kan Andra, gimana sih? Atau jangan-jangan lo bukan temen gue," ucap Lira, memicing menatap Apip.

Apip mengerutkan dahinya heran. "Lo berdua temenan dekat banget ya, sampe hapal tanggal lahirnya juga."

Seakan tersadar, Lira menegakan tubuhnya, tiba-tiba saja tenggorokannya kering. Dia terlihat agak canggung. "Ya--gimana gak hapal, tanggal lahir kita sama cuma beda bulan."

Bagaiman pun, Lira tidak akan pernah lupa. Dia dan Andra memiliki tanggal lahir yang sama, namun beda bulan. Andra lebih tua satu bulan darinya.

"Kok bisa sama?"

"Mana gue tau,"

"Jodoh kali ya lo berdua." ceplos Apip begitu saja.

"Dih, pikiran lo! Itu cuma kebetulan doang." sangkal Lira tak terima, dia memukul lengan Apip ringan.

"Kali aja lo berdua beneran jodoh."

"Aamiin.."

Sontak Apip maupun Lira mendongak, menatap Aldo yang kebetulan lewat dan mengaminkan ucapan Apip.

Sedangkan Lira menatap cowok itu datar. "Gak ada kerjaan ya lo sampe nguping omongan gue sama Apip?" tanya Lira menyindir, menatap Aldo sinis.

Aldo buru-buru menyangkal. "Gak sengaja lewat, bukan nguping." jelasnya.

"Tapi lo denger tadi," ucap Apip.

"Kan gue bilang gak sengaja lewat terus denger omongan lo berdua gitu! Gimana sih?!" ucap Aldo gemas.

"Tetep aja, lo nguping." Kekeuh Apip.

"Lo mau aamiin-nin sekencang apapun kalo dia bukan jodoh gue, mau apa lo?" ujar Lira setelahnya.

"Do'a yang kenceng lagi."

"Ya Allah, semoga Lira sama Andra berjodoh! Aamiin!" ucap Aldo dengan muka dibuat-buat seraya mengangkat kedua tangan lalu mengusapkannya ke wajah.

Kelas Sebelah [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang