12- Galak, tapi setia.

655 64 0
                                    

Selamat membaca!

Jangan lupa vote dan komen, hargai usaha author:)

••••

Sebaiknya, sebelum hujan sedia payung bukan?

Tapi, yang sekarang Lira lakukan hanyalah duduk sembari meminum minuman yang dia beli sebelum bel pulang tadi. Sore ini awan mendung menghiasi langit, yang seharusnya sinar matahari masih terlihat, karena ini masih pukul 15.05.

Dan benar saja, rintikan hujan turun menemani gadis yang hampir setengah jam duduk di bangku satpam itu.

"Lo nggak balik?"

Lira melirik cowok dengan hoodie hitam dalam keadaan sedikit basah itu. Andra, cowok yang tadi ia lempari kertas sekarang berdiri di sampingnya dengan satu tangan memegang payung.

"Lo sendiri?"

"Gue? Biasa, masih ada urusan dikit."

Lira mengangguk, kembali meminum minumannya sembari mengayunkan kedua kakinya, lalu menatap langit yang masih meneteskan rintikan hujan.

"Mau gue anterin nggak?"

"Tumben. Tadi sok sibuk, sekarang jadi sok baik, nih?" Cibir Lira.

Andra menyilangakn tangannya di depan dada setelah menaruh payung yang sudah di lipatnya, dia ikut berteduh di pos satpam.

"Heran sama lo, di baikin responnya gitu. Bisa nggak sehari aja lo ngomong baik ke gue?"

"Ya..lo nya aja yang sensian. Kenapa jadi nyalahin gue?" Timpal Lira.

"Ya memang lo kan yang mulai?"

"Gue? Lo kali!"

"Kan, lo tuh memang nggak bisa kayaknya, nggak kesel sehari."

"Ya udah sih, kenapa lo yang jadi ngajak ribut?" Sahut Lira sengit.

"Gue? Lo kali." Gumam Andra kecil, meniru ucapan Lira tadi.

Ternyata benar kata Rafay, cewek itu ribet, maunya menang dan satu lagi, selalu benar.

"Gue mau pulang nih, mau gue anterin nggak?" Tanya nya lagi.

"Nggak perlu! Ya udah si, pulang sana! gue juga muak liat muka lo!" Malahan pengen nampol banget gue.

Andra melotot mendengarnya. Tapi, karena dia tidak mau berdebat panjang lagi dengan cewek itu, Andra memilih diam tidak merespon.

"Oh iya, Li."

"Apa?!"

"Santai dong! Ngegas mulu lo,"

"Apaan?"

"Lo yang nulis dikertas tadi, ya? Yang kertas nya lo lempar ke gue?"

Lira berhenti memasukan sedotan kemulutnya, tiga detik kemudian dia kembali melanjutkannya. Tapi sama sekali tak meminum isinya, hanya menggigit sedotan kecil itu kuat-kuat. Mengurangi rasa syok yang berlebihan.

"Kertas apaan? Nggak tuh." Jawabnya seolah tidak tahu apa-apa.

"Dih, pura-pura amnesia lo?" Sungut Andra.

"Memang gue nggak inget juga!"

Lira sudah bangkit berdiri, melihat mobil kakaknya baru saja menepi di seberang jalan. Kesempatan juga buat dirinya segera pergi dari cowok kepo seperti Andra.

"Li! Mau kemana? Bener kan lo yang nulis di kertas itu?!" Teriakan Andra sama sekali Lira hiraukan. Dia terus melangkah cepat menuju mobil kakaknya.

"Soalnya bukan gue yang baca! Tapi Wily!!"

Kelas Sebelah [end]Where stories live. Discover now