28- Jemputan.

446 54 5
                                    

Selamat membaca...


Jangan lupa vote dan komen yaa..


***

Pagi ini Lira dibuat kaget dengan keberadaan Wily yang tiba-tiba sudah berada di depan rumah nya, duduk di atas motor dengan kedua tangan bertumpu pada helm.

"Pagi Lira." Sapa Wily, tersenyum cerah.

Lira mematung di tempat, hatinya berdebar. Dia terperangah sendiri.

Mimpi apa dia semalam sampai pagi-pagi gini dia sudah mendapatkan senyuman dari Wily? Senyum yang mampu membuat nya melayang kehilangan fokus. Ada sesuatu yang meledak-ledak di hatinya sekarang.

"Pa-pagi." Jawabnya grogi. Kedua pipinya terasa memanas, sungguh, menahan senyum ternyata susah sekali.

Lira memberanikan diri melangkah mendekat, langkahnya ragu, hatinya semakin berdebar saja.

"Udah siap?" Tanya Wily, dia sebenarnya menahan senyum sedari tadi melihat tingkah Lira.

Lira mengangguk berkali-kali dengan wajah masih terperangah. Lalu, seakan tersadar sesuatu kedua alisnya mencuram.

"Lo kok... bisa ada disini?" Tanyanya ragu.

Siapa juga yang tidak gugup dan kaget melihat orang yang di sukai datang ke rumah menjemput kita? Lira rasa semua cewek pasti juga akan merasakan hal yang sama dengan dirinya sekarang.

"Karena gue mau jemput lo." Jawab Wily enteng.

"Maksud gue--"

"Iya, gue mau berangkat sama lo, makanya gue kesini jemput lo." Potong Wily.

Aneh, pasti.

Sejak kapan Wily bersikap seperti ini pada Lira? Entah, Wily sendiri juga tidak tahu. Yang pasti, keberadaannya di depan rumah Lira pagi ini juga berkat campur tangan kakak Lira. Karena Neo yang menyuruhnya menjemput Lira dan Wily juga tidak keberatan untuk itu.

Lira mengernyit bingung, sedikit tidak masuk akal sebenarnya alasan Wily barusan, tapi...ya, sudahlah. Tidak ada alasan juga dirinya menolak ajakan Wily. Beruntung juga pagi-pagi sudah ada yang jemput.

"Ya udah, ayo berangkat."

••••

Sepertinya keputusannya untuk turun dari motor Wily di parkiran salah, karena sekarang semua pasang mata di koridor ini menatapnya lekat, bahkan tanpa berkedip. Lira bisa merasakan aura tidak suka dari mereka-- yang kebanyakan para cewek.

Apalagi, jika tidak salah menebak, sekarang posisi Wily tidak jauh di belakang nya.

Memang nya kenapa? Ada yang salah dengan dirinya?

Risih, itu yang Lira rasakan sekarang.

Saat menatap ke depan, dia sempat melihat Andra sebelum cowok itu hilang di belokan koridor. Jadi, Lira memutuskan mengejar langkah Andra, meninggalkan Wily yang berjalan di belakang nya, itu lebih baik daripada dia menadapat tatapan tidak suka dari para siswi tadi.

Andra berjengit kaget saat menoleh dan mendapati Lira dengan tampang masa bodohnya yang sekarang menyejajarkan langkahnya.

"Lo ngapain disini?" Tanya Andra heran, lebih ke kaget.

Lira menatap Andra datar. "Ya ke kelas lah!"

Andra menatapnya curiga. "Sengaja ya? Lo jalan bareng gue biar semua orang nggak tahu kalau lo berangkat sama Wily?" Tebak Andra.

Kelas Sebelah [end]Where stories live. Discover now