[14] Menjauh

973 167 0
                                    

⚠️ homopobic.

setelah mengunjungi rumah abu mamanya, beomgyu diajak untuk makan malam direstoran yang cukup mahal. sebenarnya beomgyu hanya ingin makan makanan rumah saja tak mau makanan mahal namun tak bisa membuat perut kecilnya kenyang, namun apa daya ia tak bisa melawan atau menolak perintah papanya jadi ia hanya bisa menuruti apa yang dimau lelaki yang ia sebut papa itu.

meletakkan garpu dan pisau dipiringnya, lalu meneguk air putih hingga menyisakan tidak begitu banyak dalam gelas, matanya berpendar ke segala penjuru arah untuk menghindari tatapan papanya, entah mengapa hati beomgyu berkata bahwa hari ini adalah hari terakhir dirinya bisa mengecap rasa bebas yang selama ini ia rasakan.

"Choi Beomgyu papa tahu bahwa kau merahasiakan sesuatu pada papa, tatapanmu tak pernah bisa berbohong" ujar taehyung kala dirinya selesai dengan dinnernya, mengelap sudut bibirnya menggunakan sapu tangan yang biasa ia bawa, buatan mendiang istrinya.

"Jangan mengira bahwa papa tidak tahu kelakuanmu selama disekolah, kau pikir setidak peduli itu papa pada anak papa sendiri hingga papa tidak tahu bahwa kau melanggar perintah papa. Jangan pikir kau hidup bersama pamanmu kau bisa lepas dari papa? tentu tidak, bagaimanapun juga kau tetap anak papa satu-satunya. Maka dari itu kau harus tetap turuti perintah papa atau, pacar lelakimu itu yang menjadi taruhannya"

ucapan telak yang dikatakan papanya membuat tenggorokan terasa tercekat hingga untuk menelan saliva pun rasanya tidak bisa, jantungnya berdetak begitu kencang. rahasia yang selama ini ia simpan rapat-rapat ternyata terbongkar sudah. papanya tahu bahwa ia menyukai lelaki bukan perempuan.

"sudah papa bilang cukup kau belajar dengan rajin dan tidak usah neko-neko kau pasti selamat putraku, kau kira papa selama ini baik-baik saja kala mengetahui bahwa anak yang papa banggakan, anak yang papa sanjung tinggi, anak yang selama ini papa besarkan sendiri kenyataannya menyukai sesama jenis, itu menjijikan ogu. kau mau membuat citra keluarga kita tercoreng akibat pewaris tunggal choi corp., malah menyukai sesama jenis? oh god, harusnya sejak papa mengetahui kebenarannya papa sudah mengambil langkah untuk memindahkan kau dan ikut tinggal bersama papa di toronto atau haruskah papa mengatur perjodohan dengan putri konglomerat shin?"

"pah!!!" tukas beomgyu pelan, ia merasa papanya tak usah mencampuri urusan percintaannya termasuk dengan siapa ia berhubungan.

"apa? kenapa? bagus kalau begitu, orientasi anakku jelas jika kau bersanding dengan putri tuan shin dan tidak dengan kekasih lelakimu yang bahkan silsilah keluarganya saja tidak jelas" taehyung bangkit dari duduk lalu menaruh uang diatas bill pembayaran, "papa beri waktu kau satu minggu untuk menyudahi hubungan terlarangmu sebelum papa berbuat lebih lanjut terhadap kalian berdua, ingat itu ogu. mari pulang"

beomgyu masih diam tak bergeming tangannya terkepal erat, papanya sungguh tega, sudah tak bertemu lama namun sekalinya bertemu hanya untuk mengurusi urusan percintaannya, ini tidak adil.

"kenapa semesta tidak adil padaku?"

...

ini sudah hari ketiga taehyun benar-benar tak mengerti dengan sikap acuh beomgyu padanya, saat ia dekati beomgyu hanya diam atau malah lebih memilih pergi meninggalkan taehyun dengan banyak pertanyaan yang hinggap pada benaknya.

saat ini taehyun melihat beomgyu dari kejauhan, kekasih kecilnya itu sedang duduk sendiri diantara banyaknya orang-orang yang asyik menonton pertandingan sepak bola, taehyun berdecih kesal bagaimana bisa ia di diami selama berhari-hari begini. tak lama, semua orang bubar dan menyisakan si kecil yang masih menatap kearah lapangan tanpa ada pergerakan sama sekali meskipun disekitarnya sudah kosong. taehyun langsung bergegas menghampiri si kecilnya lalu menanyakan beberapa pertanyaan yang menganggu pemikirannya tiga hari ini.

"jangan pergi" taehyun menahan pergelangan tangan beomgyu ketika ia berhasil berhadapan langsung dengan si kecil.

si kecil tampak pasrah dan membuang mukanya, enggan menatap kakak kelasnya yang berstatus kekasihnya itu.

"duduk"

beomgyu masih mempertahankan dirinya untuk tidak duduk.

"ku bilang duduk ya duduk choi beomgyu!!" tukas taehyun yang kemudian dirinya berdiri lalu mendorong kekasihnya untuk duduk.

dirinya yang berdiri dihadapan beomgyu, menatap datar lalu memelas saat dirinya memutuskan untuk ikut duduk bersama.

"kau kenapa? aku ada salah hingga aku dijauhi begini?"

perasaan beomgyu benar-benar tak karuan dirinya ingin menjawab namun egonya sangatlah tinggi, ia hanya takut papanya akan berbuat sesuatu hal yang diluar dugaannya.

"jawab sayang, aku berbuat salah atau aku.. aku menyakiti hatimu? kalau iya bicaralah, aku hanya,
aku hanya bingung tiba-tiba kau menjauh dariku bahkan ketika aku berbicara padamu kau langsung pergi begitu saja" ucap taehyun dengan mimik wajah memelas, tangannya kini sudah menggenggam erat tangan kiri beomgyu yang masih enggan untuk menatapnya.

"hey, aku sedang berbicara padamu tidak sopan jika tidak melihat kearahku"

"persetan dengan sopan atau tidak! yang pasti, aku- aku sedang tidak ingin di ganggu oleh siapapun termasuk dirimu kang taehyun!"

beomgyu menghempaskan genggaman taehyun lalu pergi berlalu meninggalkan taehyun yang sedang mengusak rambutnya dengan kasar.

"AAARGH"

"sialan! kau kenapa sayangku, kenapa kau berubah? mengapa? aku takut kau tinggalkan aku sendirian disini? apakah memang hanya aku yang mencintai disini?"

"tidak! aku seharusnya tidak boleh meragukan beomgyu, ya! aku dan beomgyu sama-sama mencintai, kami saling mencintai itu memang kebenarannya"

disisi lain beomgyu menahan tubuhnya pada dinding dekat gudang sekolah, membekap mulutnya rapat-rapat agar tangisannya tak terdengar oleh siapapun.

menepuk-nepuk dadanya keras, berupaya rasa sesaknya hilang namun bukan hilang malah menambah kesan sakit dan menusuk.

"m-maaf taehyunie, maafkan aku"

-tbc.

heartbeat ; taegyu ✓Where stories live. Discover now