[12] Terlambat

1.1K 189 4
                                    

sialnya hari ini adalah beomgyu terlambat bangun, pun soobin tidak biasanya bangun siang. di kediaman soobin, mereka berdua sudah kalang kabut akibat bangun di pukul enam lewat dua puluh menit, melewatkan sarapan pagi yang memang sudah di siapkan oleh bibi jang, hasilnya mereka berdua membawa bekal untuk makan siang nanti.

ditambah, perjalanan dari rumah ke sekolah memakan waktu dua puluh menit dan mereka baru selesai bersiap-siap sekitar pukul enam lewat empat puluh tiga menit.

setelah turun dari mobil yang diantar paman lee, mereka berlari tunggang langgang jarak dari gerbang utama ke gerbang kedua cukuplah jauh dan menguras energi soobin juga beomgyu.

saat sebentar lagi akan sampai tiba-tiba saja guru kesiswaan yang dikenal tegas menutup pintu gerbang, membuat kedua lelaki choi kelabakan.

"ssaem, tolong buka kan pintunya, saya dan saudara saya hanya telat dua menit saja" mohon soobin pada cho-ssaem yang sedang berkacak pinggang dengan ekspresi wajah yang amat sangat malas.

"enak saja! kau dan saudara mu itu telat tiga menit lebih empat puluh detik, lalu jam masuk sekolah jam tujuh diperaturan pun begitu. dan ingat tidak ada toleransi bagi siswa atau siswi yang terlambat masuk sekolah kecuali memang ingin mendapat hukuman itu sih tidak masalah"

Penuturan dari cho-ssaem membuat rahang soobin pun beomgyu terjatuh, jahat sekali sih gurunya itu.

"mau atau tidak?"

soobin menoleh kearah beomgyu yang menganggukan kepalanya, pikirnya daripada tidak masuk sekolah lebih baik dihukum.

"ayo cepat masuk" lalu cho-ssaem membuka 'kan pintu gerbangnya, "kau dan siapa itu, beomgyu, segera berdiri di lapang basket selama satu jam penuh, mengerti? akan saya pantau kalian dari ruang kelas tiga"

"paham ssaem" ujar keduanya lalu membungkuk 'kan badannya dan lekas berlari kembali.

Agaknya mereka menyesal telah memilih mendaftar sekolah disini, sudah gurunya banyak yang galak, tata tertib yang cukup memuak 'kan banyak murid. Nasi sudah menjadi bubur, mau bagaimana lagi toh Soobin sudah ada di kelas akhir jadi sudah tidak mengenal kata terlambat pun dengan Beomgyu yang duduk di kelas dua-mipa, kalau mau pindah pun pasti sudah di tolak keras oleh papa nya.

Kedua lelaki bermarga Choi itu sudah berdiri di lapangan basket, agak maju sih sebab jika berdiri tepat di tengah-tengah lapangan panasnya luar biasa, jadi Soobin memilih tempat yang ternaungi oleh dedaunan dari pohon-pohon yang di tanam oleh pihak sekolah, ada bagusnya juga.

"hoi beomgyu, kuat tidak?" soobin melirik beomgyu yang sedari tadi tidak mengeluarkan suara sedikit pun.

"doakan saja, kalau pingsan juga pasti diangkat oleh kau"

"dih, mana sudi badan berat begitu ingin diangkat, ku geret saja supaya aku tak mengeluarkan energi berlebih"

"ku adukan pada papa jika berani menggeret diriku, kak"

"aduan sekali"

"tolong berkaca!"

Semuanya saling diam seakan kata-kata yang ada telah habis total.

Dari kejauhan Taehyun berjalan santai sembari bersiul, kadang ia menanggapi celotehan dari si park.

"hoi, itu kekasihmu bukan?" tunjuk jisung.

Mendengar kata kekasih, taehyun segera melongokan kepalanya dan menajamkan penglihatannya.

"iya, kenapa?"

"loh, aku kira kau akan bersikap heboh ketika tau kekasihmu di hukum begitu, khawatir tidak?"

"jelas. kau duluan saja ke kelas aku ingin ke toilet"

"ke toilet atau menunggui kekasihmu"

taehyun menatap tajam si park, yang di tatap tajam begitu hanya cengengesan lalu menepuk bahu taehyun pelan yang kemudian pergi masuk ke dalam kelasnya.

•••

nafas beomgyu terengah kala ia menyelesaikan hukuman yang diberikan oleh cho-ssaem, begitu pula dengan soobin yang sudah menidurkan tubuhnya pada lapangan basket. baju mereka sudah basah oeh keringat yang terus-menerus keluar dari tubuh mereka.

"pukul berapa sekarang?" tanya soobin

beomgyu mengangkat lengan kirinya, "sepuluh tepat, matahari sudah sedikit naik namun kaki ku seperti jelly sekarang, tidak bisa bangkit"

soobin mengangguk'kan kepalanya seraya menelan salivanya guna membasahi tenggoromannga yang kering.

"kau benar, kaki ku seperti tak bertulang, gemetar jika digunakan sekedar berdiri, ku harap ada pangeran yang datang kemari dan menggendongku, aku tak sanggup sekali rasanya" soobin menutup matanya untuk menghindari matanya dari sinar matahari yang semakin terik menggunakan lengan kanannya.

"heem, semoga Tuhan mendengar doa kita, ku harap ada seorang pangeran yang datang menolongku"

taehyun yang sebenernya sudah berapa di dekat mereka hanya terkekeh geli, seraya memberi pesan pada yeonjun bahwa kekasihnya ini sedang berbaring di lapangan basket bersama beomgyy.

saat beomgyu masih menutup matanya seraya menikmati hembusan angin yang sejuk tiba-tiba pipinya terasa kebas akibat sentuhan dingin yang seperti adalah sebuah kaleng. tentu saja membuat mata beomgyu terbuka dan mencari sumbernya.

"heol! kau mengagetkan ku saja" ucap beomgyu sebal, bibirnya mengerucut namun ia tetap bangkit dari tidurannya lalu duduk dan mengambil kaleng minuman dingin yang disodorkan oleh taehyun. "anyway, terima kasih minumannya" lanjutnya seraya meneguk minumannya hingga tandas.

"cih, kau hanya membawanya satu saja kang taehyun?" decih soobin.

"iya, memangnya aku harus membawa berapa?"

"kau harusnya membawa dua, dan itu untukku juga"

"kau bukan kekasihku jadi aku agak sungkan untuk membelikanmu, minta saja pada kekasihmu itu" balas taehyun yang mendapat delikan tajam dari soobin, "kecil, kau sudah selesai minumnya?"

"sudah" kata beomgyu, "aku titip ya kak soobin" lanjutnya seraya menaruh bekas kaleng minuman kosong pada lengan soobin.

soobin betul-betul tak tau harus bagaimana lagi menghadapi tingkah kedua manusia menyebalkan seperti mereka, bisa-bisa ia diperlakukan tidak adil seperti ini. soobin meremas kaleng minuman tadi lalu melempar kesembarang arah.

"AWAS KAU CHOI BEOMGYU! KU BALAS KAU DI RUMAH!!!"

tbc.

ada yang nunggu?

heartbeat ; taegyu ✓Where stories live. Discover now