[19]

992 165 1
                                    

beomgyu menunduk takut sebab papanya menatapnya dengan tajam meski tak ada satu kalimat keluar dari belah bibir papanya. ditatap begitu saja sudah membuat beomgyu ciut apalagi sampai dimarahi. beomgyu itu paling tidak bisa bila dimarahi papanya, bukan hanya papanya siapapun itu orangnya. jika sudah dimarahi hati beomgyu akan merasa tercekit lalu menangis meski diam-diam.

kini beomgyu duduk dihadapan papanya yang masih saja terdiam tanpa kata, beomgyu yakin papanya mengetahui bahwa ia menemui taehyun pada pagi tadi, memangnya tidak boleh ya hanya sekedar menemui saja.

"pergi ke kamar ogu, papa tidak ingin kelewat batas padamu" ujar papa dengan nada suara yang dingin.

beomgyu beranjak dari duduknya, membungkuk pada papanya langsung bergegas masuk ke dalam kamarnya.

setelah mendengar suara pintu tertutup, taehyung menghela nafas kasar, ia bingung harus bagaimana lagi memberitahukan si sulung.

taehyung mendial nomor kakaknya, ingin meminta saran apa langkah yang harus ia ambil selanjutnya. taehyung hanya tak ingin kehilangan sesuatu yang berharga dalam hidupnya. memang, semenjak istrinya pergi, hidup taehyung makin berantakan. awal kematian istrinya, taehyung masih mengurus beomgyu dengan tangannya sendiri, membuat sarapan untuk beomgyu, mengantarkan sekolah, bermain, bahkan setiap akhir pekan ia akan meliburkan diri guna menemani sang anak agar tidak kesepian. namun, entah dari kapan kebiasaan tersebut malah membuat taehyung merasa terpuruk, tak ada lagi pegangan hidupnya. lalu ia memutuskan untuk menyibukkan diri dengan bekerja tanpa ingat waktu, sehingga ia lupa bahwa ada presensi beomgyu di rumah, yang setiap harinya menunggu ia pulang, menunggu ayahnya mengajak ia bermain bersama kembali.

pada dasarnya mereka berdua sama-sama sakit ketika ditinggalkan oleh satu orang yang mereka sayang.

namjoon duduk di sebelah taehyung yang masih melamun, namjoon menepuk pundak sang adik hingga tersadar dari lamunannya.

"kenapa lagi?" tanya namjoon, "beomgyu?"

taehyung mengangguk lemas, tangannya memijat pangkal hidungnya yang berdenyut pening.

"kalau begitu, yang harus kau lakukan ceritakan apa yang menjadi ketakutanmu pada beomgyu, jujur, tapi kalau hasil akhirnya beomgyu tetap bersikukuh untuk terus bersama kekasihnya, biarkan saja. asal kau tahu tae, selama ini, beomgyu sudah banyak kehilangan masa-masa senangnya, kehilangan ibunya lalu kehilangan sosok ayah dalam hidupnya. kau memang masih hidup, namun kehadiranmu yang tak pernah ada disamping beomgyu, membuat beomgyu merasa kesepian. saat pertama kali kau titipkan beomgyu padaku, saat itulah anakmu merasa hidup. mungkin, karena ada soobin yang menjadi temannya?. dia selalu cerita pada istriku, bahwa ia merindukan sosok ayahnya, rindu dipeluk oleh ayahnya. aku tahu kau hanya tak ingin kejadian serupa yang menimpa kau, beomgyu harus ikut merasakannya. taehyung, setiap manusia berbeda, mungkin saja kau dengannya tidak berjodoh, namun siapa tau jika kekasihnya beomgyu adalah belahan jiwanya? yah, tidak usah jauh-jauh berbicara tentang jodoh. mereka itu masih remaja taehyung, masih ingin bermain dan penasaran dengan namanya cinta, mereka belum terlalu paham dengan konsep cinta yang sesungguhnya" potong namjoon, mengelus kepala adik kesayangannya.

".. cinta itu universal, mau itu pria atau wanita mereka berhak mencintai seseorang. mungkin stigma masyarakat korea yang masih tabu akan cinta pada sesama menjadikanmu takut. apalagi si pengusaha terkenal satu ini, tapi yang harus kau lakukan ialah, percaya. percaya pada anakmu sendiri, biarkan mereka menjelajah dunia yang mereka mau, peranmu hanya menuntun mereka, memberi support dari belakang, memberi uluran tangan ketika mereka butuh. soobin juga sama, awalnya aku takut, namun ketika tau bahwa anakku begitu bahagia bersama kekasihnya, aku membiarkan mereka tetap bersama, aku tak mau anakku malah menjauhi dirikku karena aku tak mendukung mereka. sakit tae rasanya ketika kita dijauhi oleh darah daging sendiri, kau pun sama kan?" lanjut namjoon, matanya menelisik ke atap putih dengan berhiaskan lampu berharga ratusan juta menggantung di sana, dengan ornamen yang menamplikan kesan luxury.

taehyung diam, namjoon juga diam. mereka sama-sama memikirkan bagaimana cara mendidik anak mereka masing-masing, terlebih taehyung yang selama ini selalu keras terhadap beomgyu, anak satu-satunya, keluarga yang ia punya saat ini selain namjoon dan kakak iparnya.

"minta maaflah pada beomgyu, lalu jelaskan mengapa kau terlalu menekan beomgyu, aku pulang ya? nanti makan malam dirumahku, istriku sudah memasak banyak untuk kalian, pikirkan ucapanku baik-baik taehyung, kau tau hyung akan selalu disisimu, jangan sungkan untuk bercerita pada hyung, ok?"

taehyung mengangguk kecil, kini hanya dirinyalah sendiri di ruang tamu, memikirkan langkah selanjutnya untuk berbaikan dengan anaknya.

"kau benar jung, aku ini terlalu egois, tidak pernah memikirkan perasaan oramg lain, bahkan anakku sendiri pun korban dari keegoisanku, pantas kau pergi meninggalkan aku"

- tbc.

lumayan lebih cepet satu hari dari sebelumnya sjsjskjs, kayyyy bingung mau bilang apa 😭😭😂😅 jadi gini, kan sebentar lagi puasa ya kan, jadi aku berusaha bikin ff ini cepet tamat, soalnya aku mau rest nulis bxb selama puasa :)))), gantinya bakal nulis txt x oc yang lagi on-going di wp ku. begitu, tapi bingung bgt sama diri sendiri, mau cepet tamat tp updatenya lama, alurnya juga sebenernya ngaret😭😭😭 pusing aku tuh

MAU NGUCAPIN MAKASIH BUAT ENAM MILYAR PEMBACA SAMA SATU MILYAR VOTEEEE NYA 😭😭😭💘💘💘💘

oiya, aku juga bikin oneshoot taegyu au di twitter loh, first au, ternyata susah nulis au😭 kalo mau cek aja akun twt ku @soobinmycrush , kalau mau mutualan bisa di akun @renegave_ ya, follou aja nnti aku fb kok 🤙🤙🤙 anjai, dah segini aja ngebacotnya, met malming yorobunnnnn

heartbeat ; taegyu ✓Where stories live. Discover now