FINGERTIP 3

391 49 10
                                    

Wajib kasih tau, jam berapa kalian baca <3

Selamat membaca🌻

Kini, Umji sedang asik berkeliling di halaman kediaman dengan para pelayannya. Setelah sadar dari pingsannya tadi, Umji memutuskan untuk berkeliling sebentar agar terbiasa dan bisa menyesuaikan diri di lingkungan barunya.

Sesekali ia mengangkat roknya agar kakinya bisa bergerak bebas.

"Tang tang tang FINGERTIP."

"Aku akan menembak hatimu."

"Ekhemm-"

Umji mengecek suaranya yang tiba tiba menjadi nyaring. Ia menduga bahwa suaranya yang baru ini tidak pernah bernyanyi, oleh sebab itu ketika Umji bernyanyi, suaranya menjadi nyaring, tak selembut suaranya dulu.

Meskipun begitu, ia terus bernyanyi karena tidak bisa meninggalkan kebiasaanya ketika menjadi idol dulu.

"Nyonya Flyra, anda ingin pergi kemana? Kita sudah berkeliling halaman dua kali, dan ini yang ketiga kalinya," tanya sang kepala pelayan yang berada tak jauh dibelakang Umji. Ia memberanikan diri untuk bertanya kepada sang majikan yang masih saja asik bernyanyi.

"Panggil aku Lyra saja, jangan Flyra, apalagi Nona!" sentak Lyra bercampur ngeri.

"T-tapi Nyon-"

"Heh pelayan, aku sudah menggunakan bahasa halusku, jangan buat aku untuk menghukummu dahulu agar kau dapat mematuhi perintahku!" desak Lyra menaikkan satu oktaf dalam suaranya.

Seketika, para pelayan dibelakangnya menunduk ketakutan karena sifat majikannya yang suka menghukum pelayan tanpa alasan.

Beredar rumor diantara para pelayan bahwa Nyonya mereka sudah menjadi gila karena suaminya tidak pernah menyentuh bahkan menemuinya sejak mereka menikah dulu. Itulah sebabnya nyonya mereka menjadi gila dan melampiaskan kemarahannya kepada para pelayannya.

"Kenapa kalian diam saja? Cepat jalan." Lyra memandang mereka yang hanya berdiri sembari menunduk ketakutan.

"Ya, nyonya Lyra," jawab mereka serempak, memilih untuk mengikuti perkataan majikannya.

"Nah, bagus. Gitu kek dari tadi," ujar Lyra cengengesan sendiri, membuat para pelayannya semakin percaya bahwa nyonya mereka memang sudah tidak waras.

Tiba tiba Lyra tersadar oleh sesuatu, dan menanyakan hal itu kepada kepala pelayannya.

"Dimana Zion? Dari tadi aku tidak melihatnya sama sekali," ujar Lyra santai, kemudian duduk di kursi terdekat.

"Ah, Tuan pasti sedang bekerja di kantornya saat ini," jawab kepala pelayan tersebut dan berjalan menghampiri Lyra.

Sementara itu, Lyra mengangguk menanggapi, kemudian menggeser bokongnya agar para pelayannya dapat duduk di sebelahnya.

Namun, tak ada pergerakan sama sekali dari para pelayan, mereka malah duduk di tanah sembari menundukkan kepala mereka.

Lyra yang melihat tersebut hanya bisa geleng geleng kepala. "Hei, jika kalian ingin duduk di atas rumput, setidaknya jangan menunduk."

Lyra memandang mereka satu persatu. Perlahan, semua pelayan mendongak untuk menatap Lyra yang berada di atas mereka.

"Nah, begitu baru bagus. Aku seperti melihat para fansku saat ini," ujar Lyra sambil nyengir bahagia.

"Eh tapi, kalian juga boleh kok duduk di sampingku," lanjut lyra. Tanpa menyia nyiakan waktu, Lyra menarik tangan kepala pelayan yang berada di bawahnya untuk duduk di sebelahnya, begitu juga pelayan lainnya.

"Ngomong ngomong, aku belum mengenal kalian semua. Siapa namamu?" tanya Lyra sambil menunjuk kepala pelayan yang perlahan mulai ia hafal.

"Saya Nora," jawabnya patuh.

Tiba tiba, terlintas sebuah ide di dalam benak Lyra untuk mengerjai para pelayan yang sedang bersamanya.

"Hehe." Lyra tertawa sendiri layaknya orang gila.
Semakin lama, suara tawa Lyra semakin menggema ditelinga mereka, membuat para pelayan ketakutan.

Sampai...
"Uhuk uhuk!" Lyra terbatuk saat tersedak air liurnya sendiri. Para pelayan pun panik, terutama Nora yang saat ini sudah berlari untuk mengambil air.

Tiba tiba, terdengar sebuah suara di dalam jiwa Lyra.

"Heh, seenaknya saja kau mengubah namaku!"

Lyra tertegun sejenak, memproses kejadian yang baru saja ia alami.

"Hantu?" gumamnya pelan, namun suara di dalam jiwanya semakin mengamuk dan merutuki Lyra.

"Berhentilah menggangguku!" teriak Lyra tanpa sadar, membuat suasana menjadi hening seketika.

Para pelayan mengira bahwa mereka terlalu berisik, oleh karena itu Lyra membentak mereka. Padahal Lyra sendiri masih tak menyadari perihal masalah jiwanya.

"Ini aku Flyra, bodoh!" maki Flyra dalam hati.
Lyra pun mangut mangut mengerti, kemudian menjawab ucapan Flyra dalam hati juga.

"Kau tak apa disana?" tanya Lyra dalam hati.

"Sejauh ini baik baik saja kok. Cepat mulai misimu, Umji!" teriaknya diakhir kalimat.

Umji mendengus, namun mengiyakan dalam hati. "Tapi sebelum itu, aku ingin melakukan misiku yang lain dulu," sanggah Umji.

"Heh? Kau juga punya misi? Misi apa itu?"

Dan Lyra hanya cengengesan tak menjawab pertanyaan Flyra.

=======

Halo😀✌
Karena kemarin aku janji mau double update, maka tunggu aja update selanjutnya yah. Mungkin agak lama gaes, karena aku mau bikin draft banyak banyak dulu, supaya bisa lebih sering double update, xixixi 🤭✌

Sampai jumpa~

FINGERTIP✅Where stories live. Discover now