𝓢𝓮𝓹𝓮𝓷𝓰𝓰𝓪𝓵 𝓒𝓾𝓹𝓵𝓲𝓴𝓪𝓷 𝓜𝓪𝓼𝓪 𝓛𝓪𝓵𝓾

153 23 1
                                    

Hari itu, seperti biasa. Zion menyelinap masuk ke kamar Seylla karena ia pikir, ia harus lebih lama menghabiskan waktu dengan Seylla.

Tapi saat ia masuk, ia melihat Seylla yang sedang sibuk berdandan dengan para pelayannya. Ia berpakaian anggun dan terdapat beberapa kotak hadiah diatas ranjangnya.

"Untuk apa kau berdandan berlebihan seperti itu?" tanya Zion keheranan. Sejauh ini ia mengenal Seylla, Zion tak pernah melihatnya mengenakan dandanan berlebihan seperti itu, bahkan untuknya sekalipun.

Seylla menatap Zion dengan senyum lebarnya. "Hari ini duke Derfn mengajakku berkencan. Tentu saja aku harus terlihat cantik hari ini," jawab Seylla tanpa ragu.

Zion tampak terkejut mendengar hal itu. "Sudah berapa lama?" tanyanya. Tangannya yang memegang pedang, kini bergetar saking terkejutnya dirinya saat ini.

"Apanya yang berapa lama?" tanya Seylla balik.

Zion menurunkan pandangannya. Ia meremas pedang yang ia bawa untuk meredakan emosi yang bergejolak dihatinya.

"Hubungan kalian."

Seylla tersenyum malu ketika menyadari kemana arah pertanyaan yang diberikan Zion.

"Ah, itu... mungkin tiga bulan setelah kau memperkenalkan aku dengannya. Kira kira sudah hampir dua tahun kami berhubungan. Maaf ya tidak pernah memberitahukanmu soal hubunganku," jawab Seylla jujur, tanpa memberikan bumbu kebohongan kepada sahabat laki lakinya yang kini tengah bersender dengan nyaman di jendela kamarnya.

"Ah!" Seylla berdiri dari tempat duduknya, kemudian berlari pergi karena menyadari bahwa dirinya telah terlambat.

"Sudah dulu ya. Jika aku tidak berangkat sekarang, aku mungkin akan terlambat. Doakan semoga dia melamarku nanti!" teriak Seylla yang semakin menjauh dari pandangan Zion.

Tanpa diketahui oleh siapapun, setetes air mata telah jatuh dari wajah tampan Zion.

"Sialan!"

*
*
*

"Tidak biasanya kau datang kesini. Jadi, ada keperluan apa sampai kau datang kesini?"

"Tidak ada."

"Hah? Apa maksudmu itu!"

"Aku menyukai Seylla."

Hening. Tidak ada yang membuka suara setelah kalimat indah nan hebat tersebut keluar dari bibir Zion.

Melihat tak ada respon apapun selama beberapa menit, Zion melanjutkan. "Aku sangat menyukai Seylla. Jadi, jangan bermain main dengannya jika kau tidak serius dengan hubungan kalian. Jika kau lengah sedikit saja atau membuatnya menangis, aku tidak akan menyesal untuk merebutnya darimu."

Setelah itu, Zion langsung pergi dari ruangan, meninggalkan Derfn yang masih tercengang karena pernyataan cinta Zion yang tiba tiba. "Aku tak pernah melihatnya berbicara sepanjang itu," gumam Derfn kagum sekaligus terkejut.

*
*
*

"Aku ingin memperkenalkan anak gadis yang sangat aku cintai kepadamu duke Zion. Ikutlah denganku dan temui anakku."

Duke Kerwin menuntun Zion untuk segera menemui Flyra yang sudah siap mengunggunya di balkon aula.

Sesampainya mereka berdua di sana, Flyra langsung menyambut keduanya dengan hangat.

"Nah, Zion. Dia adalah anak kesayanganku, Flyra."

Zion memberikan salam resmi kepada anak relasinya itu dengan penuh kharisma. "Saya ucapkan selamat ulang tahun, putri Flyra. Nice to meet you," sapanya hangat, membuatnya terlihat seperti pangeran di mata Flyra. (senang bertemu dengan anda.)

"S-salam kenal juga, terima kasih sudah datang di pestaku hari ini. Lain kali, kita harus mengobrol panjang!"

Setelah selesai mengucapkan kalimat tersebut, Flyra melarikan diri dari mereka berdua karena malu.

"Ah, maafkan putriku yang pemalu itu."

*
*
*

"Ayah, sepertinya aku mencintai duke Zion!"

Duke Kerwin yang kala itu sedang meneguk kopi miliknya, terbatuk hebat saat Flyra mengatakan hal tersebut secara terbuka.

"A-apa?" tanya duke Kerwin yang masih tidak percaya.

"Aku mencintai duke Zion! Dan aku ingin segera menikah dengannya!" ulang Flyra dengan nada tegas.

"Apa kau serius? Kau baru satu bulan mengenalnya, Flyra!"

Flyra memandang ayahnya dengan mata berbinar. "Tentu saja aku serius. Aku akan melakukan apapun demi Zion! Dan aku yakin dia akan menerima lamaranku," kata Flyra bersemangat dan mulai menceritakan kisah kebersamaannya dengan Zion satu bulan ini.

"Bagaimana jika dia menolak?"

Flyra terdiam ketika mendengar pertanyaan dadakan dari Ayahnya. Ia menunduk, namun hanya sebentar.

"Aku yakin dia tidak akan menolak! Karena aku sangat mencintainya!" ujar Flyra menegaskan sekali lagi, membuat semangat duke Kerwin menjadi bertambah.

"Baiklah, Ayah akan atur rencana pertunangan kalian."

=====

Kira kira Zion bakal terima atau malah nolak ya?🤣🤙

Anyway, maaf baru bisa update :>

FINGERTIP✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang