Fingertip 24

117 22 2
                                    

Halo, aku memperbarui jadwal update aku. Cek bio :)

SELAMAT MEMBACA


Setelah semua orang pergi, Zion berjalan mendekat ke arahnya. Lyra terkekeh melihat penampilan Zion yang masih berantakan. Lyra berasumsi bahwa Zion belum mandi dan langsung kesini untuk menemui dirinya.

"Sudah bangun? Kenapa kau belum mandi?" tanya Lyra lembut. Moodnya sedang bagus pagi ini. Mungkin karena dia telah menarikan beberapa lagu yang membuat perasaannya puas.

Zion mengangguk singkat. Pria itu duduk di samping Lyra tanpa permisi, membuat Lyra geleng geleng kepala.

"Kau tidak ada di sebelahku saat aku terbangun tadi. Jadi aku ke sini," jawab Zion malas.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Lyra balik bertanya. Dirinya heran, tumben sekali pria di depannya ini bersikap manis di depannya. Biasanya saja cari ribut di tempat.

Zion menguap sebentar, kemudian menjadikan pundak Lyra sebagai sandaran. "Tidur," jawabnya lesu, sembari mencari posisi terbaik untuk tidur.

Lyra terkekeh, kemudian menarik kedua bahu Zion sehingga pria itu duduk dalam posisi tegak.

"Apa kau tidak punya pekerjaan? Sebegitu lelahnya kah? Kalau tidak keberatan aku juga bisa membantumu," tawar Lyra baik.

Zion membuka mata sepenuhnya saat berpikir bahwa Lyra akan membantunya.

Jika Lyra bersedia membantunya, maka akan semakin sering dirinya melihat wajah cantik istrinya itu. Dan dia juga bisa lebih sering menghabiskan waktu dengannya. Mungkin itu ide yang bagus.

Namun bagaimana jika dirinya malah menjadi tidak fokus bekerja karena hal tersebut?

Ah tidak mungkin. Semua orang berkata bahwa dia tidak akan memedulikan panggilan siapapun sampai pekerjaannya selesai. Oleh karena itu, biasanya Zion membagi tugasnya menjadi beberapa bagian agar dirinya tak terbebani oleh hal apapun.

"Baiklah, kau boleh ikut denganku kalau kau mau."

Lyra terlihat senang saat Zion menyetujui sarannya. Bibirnya melengkung ke atas, kemudian memeluk Zion saking bahagianya.

Sejenak dirinya lupa bahwa masih ada jiwa lain yang mendiami tubuhnya.

Mulai saat itu, Lyra memulai aksinya untuk belajar bernyanyi dan dance. Terkadang ia juga berlatih pedang dengan para prajurit yang mau membantunya berlatih.

Terkadang pula, ia membantu para pelayan memasak di dapur dan mengganggu mereka ketika sedang mencuci pakaian.

Dan hal yang paling sering dilakukan Lyra adalah mengganggu suaminya yang gila kerja itu. Kadang ia menyuruh Zion untuk melakukan senam bersamanya agar tubuhnya semakin bugar.

Lyra juga membuat gitarnya sendiri untuk menambah semangatnya dan menghibur semua orang di sekelilingnya. Walaupun tidak mudah untuk mencari bahan dan membuatnya, namun Lyra tak menyerah karena hal tersebut.

*
*
*

Enam bulan berlalu begitu cepat. Lyra tetap melakukan rutinitas seperti biasanya.

Pagi ini setelah melakukan pemanasan dan joging, dirinya mengadakan konser kecil kecilan di tengah lapangan. Dengan menyanyikan lagu rough versi dirinya sendiri, ia berhasil membuat para penonton takjub dengan tarian dan nyanyiannya.

Seorang pria mengamati konser wanita tersebut dari kejauhan, namun tak menyuruh semua orang untuk bubar, karena ia ingin mendengar suara wanita itu lebih lama. Ya, siapa lagi pria itu kalau bukan Zion.

Suara tepuk tangan yang meriah datang ketika Lyra menyelesaikan lagunya. Dirinya menunduk untuk memberikan salam, kemudian duduk dari tempatnya berdiri tadi.

Seorang pelayan segera menyodorkan minuman kepada Lyra, dan disambut baik oleh Lyra yang langsung meminumnya.

Enam bulan ternyata sudah cukup untuk membuat tubuhnya lentur seperti dulu. Dan suaranya juga sudah dibilang lumayanlah walaupun masih sedikit belum singkron.

Enam bulan ini juga dirinya jarang sekali melihat bahkan berkomunikasi dengan Flyra. Entah apa yang menjadi dasar permasalahan mereka, Lyra masih tidak tahu pasti. Yang ia asumsikan saat ini adalah Flyra marah karena kejadian malam itu.

Lyra melihat Zion yang berdiri bersedekap di pinggir lapangan. Dirinya ingin memanggilnya, namun Zion sudah pergi setelah seorang prajurit membisikkan sesuatu kepadanya.

Wanita itu menelan kekecewaan karena gagal bertemu dengan suaminya lagi. Semakin kesini, tugas yang dijalankan Zion semakin banyak saja, membuat dirinya jarang berbicara dengan suaminya itu.

Jangankan bicara, ketemu saja jarang. Saking parahnya, Zion pernah pingsan sekali karena terlalu lelah dan tidak tidur selama satu minggu.

Untung saja saat itu Lyra berada di ruang kerjanya untuk membantunya. Tak seperti yang di bayangkan Zion, ternyata Lyra cukup teliti dan sangat berguna untuk membantu pekerjaannya.

Biasanya, Lyra akan datang ke ruang kerjanya setiap minggu untuk mengecek kondisi serta membantu pekerjaannya jika ia memiliki waktu luang.

Karena ia juga masih harus membagi waktunya untuk berlatih dan menghadiri undangan undangan dari Countess atau Duchess yang ingin berbincang bincang atau sekedar bertemu dengannya.

Awalnya Lyra tidak mau repot repot untuk menghadiri setiap pertemuan-pertemuan tersebut, namun Zion memaksanya karena itu merupakan kewajiban seorang duchess untuk menjaga nama baik keluarga dan suaminya. Maka dari itu, Lyra tak mungkin bisa menolaknya.

Setengah jam kemudian, saat semua orang sudah pergi, Lyra mengangkat kedua tangannya. Nora—si kepala pelayan—menerima uluran tangan tersebut, kemudian menariknya untuk membantu Lyra berdiri.

"Apa jadwalku hari ini?" tanya Lyra sembari menyodorkan sebuah botol yang kini sudah tak berisi kepada Nora di belakangnya.

"Satu jam lagi countess Vivianna dan countess Jenn akan datang untuk berkunjung di kediaman Vixen. Kami sudah menyiapkan ruang tamu sebaik mungkin untuk menyambut mereka. Siang ini, anda harus menghadiri pembukaan toko Marquette bakery, Meth theater, dan Danny's boutique. Anda akan menghadiri acara pembukaan ketiga toko tersebut secara berurutan, Nyonya. Dan hanya itu saja jadwal anda untuk hari ini. Sore sampai malam anda bebas," jelas Nora panjang lebar.

Lyra menghela napas panjang mendengar penjelasan Nora yang lumayan pendek dari biasanya. Biasanya, ia akan mendengar dialog panjang dari Nora. Untung saja dirinya bebas di sore dan malam hari.

Jadi dirinya akan mengajak semua pelayan dan para prajurit serta Zion untuk melakukan senam bersamanya.

"Baiklah, siapkan bajuku. Aku akan menemui kedua Countess itu lima belas menit sebelum jadwal."

TBC.

TBC

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
FINGERTIP✅Where stories live. Discover now