Fingertip 34

81 17 1
                                    

Disarankan untuk membaca part sebelumnya agar nyambung.

Selamat membaca~

Matahari bersinar dengan terang di langit timur

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Matahari bersinar dengan terang di langit timur. Lyra bergegas mengangkat selimutnya dan turun dari ranjang mewah yang sudah seminggu ini ia tempati.

Ya, satu minggu sudah dilalui oleh Lyra di Istana megah ini. Dirinya tak diperbolehkan keluar sama sekali oleh Sean dengan alasan cidera di kakinya dan ia perlu banyak istirahat.

Rasanya, Lyra seperti di penjara saja saat ini. Setiap hari ia lalui hanya dengan memandang jendela dan melihat semua orang yang berlalu lalang di luar. Pergerakannya pun juga dibatasi.

Sebentar lagi, Sean akan menemuinya untuk mengecek keadaan.

Ketika Lyra sedang bersantai sembari menikmati angin pagi, suara pintu yang dibuka sudah tidak mengagetkan dirinya lagi.

Di depan pintu, brerdirilah Sean dengan wajah angkuhnya. Di belakangnya, terdapat beberapa bawahan yang selalu mengikutinya kemana pun ia pergi, dan itu sudah seperti sarapan sehari hari bagi Lyra selama tujuh hari berturut turut.

"Bagaimana kakimu? Sudah lebih baik?" tanya Sean untuk kesekian kalinya.

Lyra mengangguk seperti hari hari sebelumnya, kemudian menyuruh Sean untuk duduk di sebelahnya.

Walaupun itu adalah tindakan tidak sopan, Sean memaafkannya, karena itu adalah Lyra. Dan Lyra juga senang jika mereka tidak menggunakan keformalan seperti sebelumnya.

Namun setelah tinggal satu minggu di Istana bersama dengan sean, Lyra menjadi tahu sifat asli dirinya.

Orang yang duduk di depannya ini sebenarnya adalah seorang Raja dari Kerajaan Equinox, pemimpin dari seluruh wilayah disini, salah satunya adalah wilayah suaminya sendiri, Vixen.

Tidak hanya itu, Sean sebenarnya sudah berumur 42 tahun. Hanya saja, ia tampak muda karena pandai merawat diri.

Sebenarnya, Sean adalah orang yang baik. Namun, dia memiliki sifat yang tidak mau mengalah dan tidak mudah menyerah untuk mendapatkan sesuatu.

Lyra mendapatkan sebuah peringatan oleh salah satu pembantu yang sudah berumur kemarin, saat dia menyediakan makan siang untuk Lyra.

"Kenapa kau melamun? Ayo makan," ajak Sean sekaligus membubarkan lamunan panjang Lyra.

"Ah, baiklah," jawab Lyra seadanya. Dirinya sungguh sudah kehilangan minatnya untuk berbicara bersama dengan Sean.

"Oh iya, Sean. Kapan aku bisa kembali ke kediaman Vixen? Zion pasti sangat khawatir denganku," desak Lyra sekali lagi meminta izin untuk yang kesekian kalinya.

Sean yang kala itu sedang menyuap sesendok nasi ke dalam mulutnya, menjawab dengan tak acuh. "Sebentar lagi."

"Kau sudah mengatakan hal itu berulang kali!" Tanpa sadar, Lyra meninggikan suaranya di depan Sean.

FINGERTIP✅Where stories live. Discover now