FINGERTIP 12

223 34 2
                                    

Lyra terdiam sebentar memikirkan sesuatu. Saat ini memang benar dirinya sangat kelelahan, namun ia ingin beristirahat dan meluruskan masalahnya dengan Zion yang belum sempat terselesaikan tadi.

"Wah, aku sangat ingin sekali minum teh bersama Ayah. Tapi saat ini aku sangat lelah, Ayah."

Lyra memasang wajah memelas, membuat duke Kerwin menjadi tidak tega saat melihatnya.

"Baiklah, pergilah ke kamarmu dan beristirahatlah. Beberapa pengawal Ayah akan datang ke kamarmu nanti malam untuk mengantarmu ke pesta," jawab duke Kerwin lembut sembari mengelus pelan rambut Lyra dengan sayang.

Lyra merasa hatinya menghangat lagi saat duke Kerwin melakukan hal tersebut. Dengan nalurinya, Lyra bergerak untuk memeluk duke Kerwin.

Setelah beberapa detik berpelukan, Lyra pamit kemudian meninggalkan duke Kerwin dan berjalan santai ke kamarnya.

Di tengah perjalanan, Lyra memikirkan tingkah laku duke Kerwin kepada Flyra. Pria tua itu sangat menyayangi anaknya, namun Flyra malah membuat reputasi duke Kerwin tercoreng karena tingkah laku gilanya yang dilakukan itu. Lyra jadi gemas sendiri saat ingat bahwa dulu Flyra sangat membenci Ayahnya karena telah berbohong kepadanya.

"Apa kau menyesal karena pernah membencinya dahulu?" tanya Lyra memulai topik pembicaraan. Flyra yang melayang tenang di Sampingnya memandang lyra dengan tatapan bingung.

"Membencinya? Siapa yang kau maksud?" tanya Flyra tidak paham, membuat Lyra menepuk jidatnya.

"Dasar payah. Siapa lagi kalau bukan Ayahmu!" kata Lyra sedikit ngegas.

"Hehehe, maaf. Yah, sebenarnya aku tidak terlalu membencinya sih."

"Lalu?"

Tatapan Flyra berubah sendu. "Aku hanya marah saja kepadanya sebentar," dalih Flyra sambil tertawa kaku.

Melihat Flyra yang sedih seperti ini membuat Lyra tak tega. Wajahnya juga berubah menjadi masam.

Lyra menatap Flyra dengan tatapan sedih.

Di tatap seperti itu oleh Lyra, membuat Flyra mendengus kesal. Ekspresi wajahnya sudah dapat ia kontrol kembali. "Jangan pura pura sedih seperti itu. Ayo cepat jalan," ujar Flyra sembari tersenyum, kemudian melayang mendahului Lyra yang melongo di tempatnya.

"Yak! Aku beneran sedih, tahu!"

Hening sesaat diantara mereka. Tak ada satupun yang ingin bicara.

Lyra mengalihkan pandangannya ke luar jendela. Pandangannya tertuju pada sekumpulan prajurit yang berbaris dan berlatih pedang. Seketika, Lyra berhenti berjalan.

"Waduh! Hari ini aku kan ada jadwal untuk lari sore!" pekiknya heboh, membuat Flyra yang di sampingnya ikut kaget.

"Kau mengagetkanku, Ji!" pekik Flyra membalas, namun Lyra malah cengengesan dan membuat Flyra tambah jengkel.

"Ayo cepatlah, Fly!"

Lyra segera berjalan dan mempercepat jalannya untuk berganti pakaian di kamar.

Setelah berganti pakaian, Lyra melepas sepatu haknya. Perlahan ia mendekati gerombolan prajurit yang sedang melakukan latihan.

Para prajurit yang melihatnya mulai waswas, takut Lyra akan memarahi atau bahkan menghukum mereka. Namun Lyra hanya melambaikan tangan, kemudian mulai melakukan pemanasan badan di dekat gerombolan mereka tanpa berkata apapun.

Para prajurit sampai tak berkedip melihat aksinya yang sangat tak terduga. Ada yang menduga bahwa itu pengaruh kedewasaan, pengaruh Malaikat, bahkan ada yang berpikir bahwa Lyra saat ini sedang kerasukan Jin baik.

Karena biasanya, Lyra yang remaja akan mendatangi mereka saat sedang marah dengan Zion dulu. Dan ia akan melampiaskan kemarahannya dengan menyiksa para prajurit.

Merasa diperhatikan oleh semuanya, Lyra merasa agak malu sendiri. Ia mulai bertanya tanya, apa mungkin ada kotoran di wajahnya? Atau mungkin karena ia tak memakai sepatu haknya dan memilih untuk tidak memakai alas kaki? Atau jangan jangan, pakaian yang ia kenakan terlalu terbuka?!

Tapi apakah celana panjang dan sebuah kaos yang ia buat sendiri terlalu sederhana?

Lyra memutuskan untuk tidak memikirkan hal tersebut.

"Hei kalian, ayo cepat berbarislah," ucap Lyra sok memerintah. Ia pikir, ia akan mencoba melakukan hal yang tidak pernah bisa ia lakukan di kehidupan sebelumnya.

Lyra pikir, para prajurit tidak akan menuruti perintahnya karena terlalu membencinya.

Namun sebaliknya. Dalam hitungan detik, semua prajurit yang jumlahnya sekitar seratus orang yang tediri atas prajurit Zion dan Duke Kerwin tersebut sudah berbaris dengan rapi di depan Lyra.

Lyra merasa canggung sendiri melihat jejeran barisan di depannya. Ia tak mengira bahwa mereka akan mematuhi perintahnya secepat ini.

Hai chingu, apa kabar? Semuanya baik kan?Maaf banget ya, aku baru sempat update

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

Hai chingu, apa kabar? Semuanya baik kan?
Maaf banget ya, aku baru sempat update. Enaknya aku double up atau up besok saja ya?🤔

Terima kasih sudah membaca, jangan lupa tinggalkan jejak supaya aku dapat mengenal kalian😉🤙

Sampai jumpa besok ya🤙

FINGERTIP✅Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu