15. Kakak

589 114 21
                                    

Asahi masih duduk mematung di brankar. Gadis di hadapannya ini lah yang menyebabkan dirinya diam.

"Kak," panggil si gadis dengan suara yang sedikit keras.

Asahi langsung berdehem.

"Lo pernah kehilangan seseorang? Bukan kehilangan kayak putus sama pacar, tapi benar-benar kehilangan, mereka pergi dari dunia fana ini."

Asahi menggeleng, "kalau itu gue gak pernah, lo pernah kehilangan seseorang?"

Raut wajah gadis itu langsung berubah menjadi murung, seperti ada awan kelabu di atas kepalanya.

Ah, sepertinya Asahi salah bicara.

"S-sorry, gue gak maksud." Ujar Asahi terbata.

Kemudian hening, mereka hanyut dalam pikiran masing-masing.

"Kak," panggil si gadis lagi.

"Kenapa?"

Gadis itu merebahkan dirinya, "gue ngantuk,"

"Putar lagu lo yang itu, dong. Judulnya Orange, betul?" sambungnya.

"Tapi, hp gue ada di kelas."

Gadis itu memanyunkan bibirnya lucu, ia menatap Asahi dengan penuh harap. Biasanya kalau sedang demam seperti ini, sifat manjanya meningkat drastis.

Biasanya ada Haruto yang selalu menyanyikannya sebelum tidur. Mungkin karena sudah kebiasaan, gadis itu jadi ingin selalu dinyanyikan menjelang tidur.

Tolong, Asahi tidak bisa ditatap seperti itu.

"Ya udah, gue yang nyanyiin, tapi habis ini harus tidur, badan lo masih panas." Asahi akhirnya duduk di kursi samping brankar.

Gadis itu langsung tersenyum senang.

Diabetes Asahi lama-lama.

Tangan pemuda itu terulur untuk mengusap kepala si gadis dengan sangat lembut. Tangan satunya lagi ia gunakan untuk menggenggam tangan si gadis.

"Berasa nyanyiin lullaby buat anak," batin Asahi.

Asahi mulai menyanyikan lagu ciptaannya yang berjudul Orange. Suara merdu dan lembut berhasil memanjakan telinga si gadis hingga matanya terasa makin berat.

Gadis itu akhirnya terlelap. Asahi merapikan poni si gadis dengan telaten agar tidak mengusik tidurnya.

"Sleep well, Moon Nara."

Asahi terkekeh kecil melihat plester penurun panas yang bermotif pinguin itu.

"Loh, sepi."

"Jangan berisik, Kak. Ada dua pasien gue lagi istirahat!"

"Galak banget, sih!"

"Lo yang memancing keributan!"

Minju mendelik, meninggalkan Hyunjin yang masih berdiri di depan pintu UKS.

"Masuk, ngapain di luar? Mau gue aduin Ryujin?"

Hyunjin langsung masuk, ia duduk di kursi panjang dan bersandar di sana.

"Lo, sih, segala gelud sama anak orang, yang repot ngasih alasan ke Ryujin, kan, gue!" ujar Minju sambil menekan luka lebam di wajah Hyunjin.

"Mana Hyunjin?"

"Mampus," batin Hyunjin.

"Eh, sayangku, ada apa kemari?"

Ryujin mendelik, "sorry kalau ngerepotin lo, Nju. Emang ini anak hobi banget babak belur!"

Music • AsahiWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu