21. Awal Yang Baru

503 106 4
                                    

Nara benar-benar malu. Setelah sekitar 10 menit menangis sambil memeluk Asahi yang notabene nya adalah kakak kelas sekaligus pelatih band, wajahnya selalu ia tundukkan. Bahkan, Dohyon yang biasanya mengobrol dengan Nara pun kini memberi jarak. Mungkin tak mau membuat Nara marah.

Tak jauh, Asahi juga merasakan hal yang sama. Ia masih mengingat jelas bagaimana Nara memeluknya erat sambil menangis. Sungguh, Asahi ingin tenggelam dalam selimut saja.

Nara menggenggam erat tisu yang tadi Asahi berikan padanya. Pipinya memerah, seperti kepiting rebus. Ia menahan senyumnya, sama seperti Asahi.

"Ra, nunduk aja dari tadi," ujar Dohyon.

Nara langsung membekap mulut Dohyon dengan tangannya. Dohyon mengernyit heran, apakah ia salah bicara?

"Jangan ngomong!" seru Nara. Kemudian, ia melepas bekapan itu, membiarkan Dohyon menghirup udara segar.

"Kenapa, sih, lo?"

"Sssttt!"

Dohyon menurut saja daripada sahabat dari kekasihnya ini marah, bisa mengancam nyawa.

"Lo bisa bass gak?" tanya Nara.

Dohyon menunjuk dirinya sendiri, "gue?"

"Adudu! Emang siapa lagi kalau bukan lo, gemas banget gue sama Dohyon, sini cubit dulu." Kata Nara.

"Bisa, emang kenapa?"

"Ajarin gue!" ujar Nara dengan semangat.

"Sama Haruto aja sana," kata Dohyon.

"Gak mau! Dia gak jelas," balas Nara.

"Kak Sahi bisa bass, sana minta ajarin sama dia!" seru Dohyon.

Pipi Nara memerah entah sudah berapa kali, "m-mau nya lo yang ajarin!"

"Gak tau aja si gembul kalau tadi gue habis peluk si robot sambil nangis-nangis," batin Nara.

"Gak!" tolak Dohyon dengan mantap.

"Dohyon jangan pelit ilmu," kata Nara.

"Kalau pelit nya sama lo gak apa-apa."

"Siapa bilang? Sesama manusia itu gak boleh pelit, Nam Dohyon!"

"Emang lo manusia?"

Nara langsung memelototi Dohyon, seakan mengeluarkan laser dari matanya. Sedangkan Dohyon menutup mulutnya rapat-rapat.

"Ra, ada yang nyariin di depan." Kata Jeongwoo yang baru saja datang.

Sekedar informasi, Jeongwoo sekarang bergabung dengan band sebagai vokalis, ia ditunjuk oleh Pak Taeyang karena suaranya yang amat merdu.

"Siapa?" tanya Nara.

"Cicitnya Boruto, sana samperin!"

Nara menghampiri Haruto yang sedang menunggu di luar.

Asahi menatap punggung sempit Nara yang makin lama makin menghilang, ada rasa terbakar di hatinya yang ia sendiri tak mengerti.

"Kenapa, bang?" Jeongwoo duduk di samping Asahi. Memperhatikan yang lebih tua sedang sibuk dengan kertas-kertas lirik lagu.

"Kenapa apanya?" Asahi malah balik bertanya.

"Muka lo asem banget ngeliat nyai nyamperin cicit Boruto." Kata Jeongwoo.

"Gak juga," balas Asahi.

"Gak juga berarti ada sesuatu, dong. Lo cemburu?"

Asahi langsung menggeleng kuat. Menatap Jeongwoo dengan tatapan sinis.

Music • AsahiOnde histórias criam vida. Descubra agora