7. Pertolongan Pertama (2)

741 145 13
                                    

Sorak semangat itu terdengar keras di lapangan. Beberapa dari mereka bahkan bertepuk tangan sambil berteriak.

Suara pantulan bola basket itu juga terdengar keras dan cepat.

"Shoot!"

Masuk!

Pemuda itu melakukan tos dengan rekan satu timnya setelah memasukkan bola ke dalam ring yang tinggi itu.

Sedang para penonton makin bersorak dengan semangat. Jagoan mereka berhasil memasukkan bola.

"Oper!"

Rekannya itu mengoper bola ke arahnya dan dapat. Setelah itu ia mendribble bola oranye itu sambil berlari.

Namun sepertinya Dewi Fortuna tidak berpihak padanya, tanpa sengaja ia jatuh terdorong oleh tim lawan. Bola itu menggelinding ke luar lapangan.

Pemuda yang terjatuh itu akhirnya mencoba duduk dan setelah ia lihat, celana bagian lututnya sobek. Lututnya juga mengeluarkan darah segar.

"Eh, maaf, Sa. Sumpah gue gak sengaja," kata Minhee yang terlihat panik.

Minhee membantu Asahi berdiri dan membawanya ke pinggir lapangan.

Asahi duduk dan meringis, "perih."

Minhee yang terlihat cemas pun terus-terusan meminta maaf dan berkata, "lo ke UKS aja, Sa. Biar diobatin sama anak PMR. Mau gue antar?"

Asahi menggelengkan kepalanya, "gak usah, gue sendiri aja."

"Sekali lagi maaf, ya, Sa. Gue beneran gak sengaja,"

"Santai aja,"

Setelah izin ke guru olahraga, Asahi berjalan tertatih menuju UKS. Ia terus-menerus meringis menahan perih.

Baru saja ingin membuka pintu UKS, Asahi dikejutkan oleh seseorang dengan nametag yang tertera nama Moon Nara di sana.

"Loh, kak?"

"Tolongin gue,"

Langsung saja gadis itu memapah Asahi ke dalam UKS dan membantu pemuda itu duduk di atas brankar.

Tangan gadis itu sibuk mengotak-atik kotak P3K dan mengambil apa-apa yang dirasa perlu.

"Kak, angkat celananya sedikit biar bisa diobatin." Ucap Nara.

Asahi menuruti perintah Nara, dan luka itu segera dibersihkan dan diobati.

"Aduh!" ringis Asahi.

"Eh? Maaf, kak. Gue bukan anak PMR soalnya, jadi gue gak terlalu tau caranya. Kalo nungguin anak PMR pun nanti luka lo keburu infeksi." Cerocos Nara.

Diam-diam Asahi tersenyum tipis mendengar ocehan Nara.

Setelahnya, Nara memakaikan plester di lutut Asahi. Lalu ia membereskan sampah bekas mengobati luka Asahi.

"Ada bagian lain yang luka gak? Atau ada yang bengkak kakinya?"

"Gak ada, makasih, ya."

Nara mengangguk kemudian ia duduk di samping Asahi.

"Lo kenapa sampai bisa luka gitu?" tanya Nara. Pandangannya fokus pada luka yang dibalut plester.

"Tadi jatuh pas olahraga, gak sengaja didorong." Jawab Asahi. Fokusnya juga sama seperti Nara, melihat luka di lututnya sendiri. "Lo sendiri kenapa bisa di UKS padahal bukan anak PMR?"

"Gue nemenin Yuna, dia sakit. Kasihan badannya panas." Gumam Nara.

"Yuna pacarnya Yedam?" tanya Asahi lagi.

Music • AsahiOnde histórias criam vida. Descubra agora