29. Cieee

299 75 3
                                    

Asahi membantu membuka kait helm yang Nara pakai. Ia juga sedikit kesusahan, padahal helm itu ia beli khusus untuk Nara baru beberapa hari yang lalu.

"Bisa gak, kak?" tanya Nara. Kepalanya mendongak ke atas, menatap pohon mangga yang tumbuh di tempat parkir.

"Bisa," jawab Asahi.

Akhirnya, dengan sedikit usaha lagi pengait helm itu terlepas. Nara bernapas lega, kemudian berkaca pada spion motor setelah helm itu dilepaskan oleh Asahi.

Pemuda itu membantu Nara merapikan rambut. Sedikit berantakan karena rambut itu tergerai bebas.

"Kenapa gak dikuncir?" tanya Asahi.

"Lupa, hehehe."

Keduanya berjalan beriringan menuju studio sekolah. Sepi memang. Hanya terdengar suara kicauan burung, daun-daun pohon yang tertiup angin, dan suara langkah kaki mereka.

Begitu memasuki studio, suasana cukup ramai. Ada Dohyon yang bermain piano dengan Jeongwoo sebagai vokalis, dan beberapa anak lainnya yang belajar alat musik.

"Lo duduk di sini, gue mau rapat sebentar." Kata Asahi setelah menyuruh Nara untuk duduk di salah satu tempat.

Nara hanya mengangguk. Kemudian, Asahi meninggalkannya di sini bersama beberapa anggota band yang lain. Nara merasa canggung karena semua mulai sibuk dengan kegiatan masing-masing. Jadi, Nara hanya memainkan ponselnya sambil menunduk.

Sekitar sepuluh menit ia terpaku dalam kegiatannya. Hingga akhirnya ia merasa bosan dan menyelesaikan kegiatannya. Tatapannya tetap fokus pada ponsel yang layarnya sudah retak sedikit karena kecerobohannya kala itu.

"Nyaiiii!"

Suara familiar itu masuk ke pendengaran Nara. Gadis itu menoleh ke samping, didapatinya Jeongwoo yang tersenyum riang sambil menenteng kantong plastik putih di tangan.

"Tebak dong gue bawa apa?"

Nara mengerjapkan matanya berkali-kali. Membuat Jeongwoo memutar bola matanya malas.

"Gue bawa yakiniku!" kata Jeongwoo dengan riang nya.

"Mauuuu!" balas Nara tak kalah senang. Kemudian menatap Jeongwoo dengan mata berbinar, "ih tumben banget Jeongwoo ngasih traktiran."

Keduanya duduk lesehan di lantai sembari Jeongwoo mengeluarkan dua kotak yakiniku dari kantong plastik.

"Bukan gue yang traktir," balas Jeongwoo.

Nara menjadi bingung, ia mengerutkan keningnya, "terus ini dari siapa? Kalau dari orang asing gue gak mau ah! Siapa tau itu ada racunnya terus nanti pas gue makan, gue keracunan."

Jeongwoo terkekeh pelan, "astaga, pemikiran macam apa itu wahai nyai?"

"Wih, makan-makan, nih!" timpal Dohyon. Ia lalu duduk di samping Jeongwoo.

"Kita lagi main cap cip cup!" balas Jeongwoo kemudian.

Dohyon melirik sinis Jeongwoo, "nyenyenye! Ra, kalau gak mau mending buat gue aja."

"Jangan!"

"Kenapa, Woo? Gue gak mau keracunan,"

Jeongwoo menepuk jidatnya sambil memasang wajah melas, "mikir nya yang bukan-bukan aja."

"Ya udah, buat Dohyon aja. Kalau keracunan bukan salah gue, salahin aja si Jeongwoo!" celetuk Nara.

Dohyon tentu dengan senang hati menerima kotak yakiniku itu. Matanya berbinar dan sesaat kemudian perutnya berbunyi. Ia hanya memasang cengiran tak berdosa di wajahnya.

Music • AsahiWhere stories live. Discover now