25. Night Call

509 100 26
                                    

Berbaring di kasur adalah pilihan yang tepat saat ini. Ditambah dengan udara dingin akibat hujan yang mengguyur bumi sejak sore tadi.

Setelah mengantar Nara pulang, Asahi langsung pamit kembali ke sekolah karena buku gambarnya tertinggal di kolong meja. Naas, sewaktu di perjalanan menuju rumah, hujan mulai turun dan tak ada tempat untuk berteduh. Ia menancap gas dengan kecepatan tinggi layaknya pembalap.

Dan sekarang, ia baru selesai mandi. Rambutnya masih basah dan berantakan. Terlalu malas untuk menyisir. Ia ingin berbaring saja.

Hampir lupa. Ia segera mengirimkan foto kepada Nara. Setelah terkirim, ia memandangi foto itu dengan seksama. Layar ponselnya ia tingkatkan kecerahannya. Memang tangan Asahi adalah tangan emas. Hasil fotonya sangat bagus.

Sebenarnya, hal itu merupakan bagian rencana Asahi. Tadi setelah Dongpyo mengumumkan tugas, Asahi langsung terpikir ingin menggambar apa. Dan rencananya berjalan dengan mulus.

Jemarinya bergerak, memperbesar foto untuk melihat mata Nara walau hanya lewat gambar. Lalu, ia salah tingkah.

Tubuhnya berguling ke sana kemari. Sesekali ia tatap lagi wajah foto Nara, lalu berguling lagi. Aneh memang Hamada Asahi.

"Sa, anterin gu—"

Aiko menganga melihat adiknya yang bertingkah aneh. Ia mengambil bantal, lalu memukuli adiknya dengan sekuat tenaga.

"Apa-apaan lo?" ketus Asahi.

"Lo yang apa-apaan! Ngapain guling-guling gitu, udah kayak cacing dikasih garam."

Asahi pun duduk, lalu berdecih. Sungguh ia sangat ingin mengusir sang kakak yang menurutnya mengganggu waktu berbaring nya.

Aiko merampas ponsel milik adiknya, lalu tertawa, "hahaha, ternyata lagi ngebucin!"

"Balikin!"

"Gak mau," Aiko menjulurkan lidahnya, lalu berlari meninggalkan adiknya. "Ma, Mama, masa Asahi lagi ngebucin. Ngeliatin foto ceweknya terus, Ma!"

"Heh, balikin hp gue!"

Terjadilah aksi kejar-kejaran antara kakak beradik itu. Berlari mengelilingi rumah hingga membuat ruang tamu berantakan. Mereka juga membuat suara bising, padahal sudah diperingatkan bahwa si bungsu tengah tertidur di kamar.

Asahi berbaring di sofa sambil mengatur napas. Keringat membasahi dahinya dan juga tubuhnya. Ia juga sedang memikirkan strategi agar bisa mengambil kembali ponselnya yang dirampas.

Yang lebih tua sedang sibuk melihat foto siapa yang adiknya lihat. Bukan seseorang yang ia kenal, terlihat asing.

"Kirain si itu, siapa ya gue lupa. Itu, si Hitomi, benar gak?"

"Salah!"

"Ya udah gak usah nyolot!"

"Suka-suka gue!"

Saat Aiko lengah, Asahi berhasil mengambil kembali ponselnya. Ia menjulurkan lidahnya pada Aiko, meledek yang lebih tua. Setelah itu, ia menyimpan ponselnya di dalam saku celana.

"Awas aja kalau ngadu ke Mama!" ancam Asahi.

Pemuda itu lantas meninggalkan sang kakak sendirian. Ia kembali ke kamar untuk berbaring. Kakaknya merusak suasana.

"Gue giveaway itu anak lama-lama!" kesalnya.

Ia duduk di pinggir ranjang sambil menatap foto Nara lagi, kemudian tersenyum lagi. Tak lupa sebelumnya mengunci pintu kamar.

"Asaaaa!"

Asahi berdecak, "apaan, sih?"

"Ada Jaehyuk sama Mashiho, nih!" teriak Aiko.

Music • AsahiWhere stories live. Discover now