24. Mulai Tumbuh

420 103 7
                                    

Sudah rapi dengan seragam, Nara selanjutnya akan melakukan skincare rutinnya di pagi hari. Mengoleskan pelembab di wajah, menepuknya dengan pelan agar menyerap dengan sempurna. Lalu bergantian dengan yang lainnya.

Dan yang terakhir mengoleskan pelembab bibir. Ia mengikat rambutnya menjadi satu. Karena hari ini ingin mengenakan pita, Nara memotong pita gulung berwarna biru langit sekitar 30 cm.

Tangannya sibuk mengikat pita di rambut sambil melihat kaca. Sudah selesai, Nara menyiapkan buku-buku pelajaran hari ini, tak lupa membawa stik drum.

Semua sudah masuk ke dalam tas, ia memakai sepatu dan setelah itu mengambil ponselnya.

Di dapur sudah ada Ayah yang sedang membuat kopi.

"Bunda mana?"

Ayah menyeruput kopinya, "lagi beresin kamar. Nara mau berangkat?"

"Iya nanti, mau sarapan dulu."

"Ayah buatin roti mau?"

"Mauuu!"

Gadis itu mengekori sang Ayah yang sibuk menyiapkan bahan-bahan. Ayah terlihat mahir dalam memasak, menu simple hari ini yaitu roti isi telur dan sosis, tak lupa keju.

"Wih, Ayah dulu pernah ikut master chef?"

"Mager Ayah ikut yang begituan,"

"Tapi ini enak, loh," ucap Nara sambil mengunyah roti.

"Iya, dong! Ayah gitu loh," kata Ayah sambil menepuk dadanya dengan bangga.

"Dulu Bunda itu gak bisa masak, sekarang jago masak apa aja. Ayah yang ajarin,"

"Beneran?"

"Halah, Ayah kamu itu masak air aja sampe panci nya kering gosong." Sahut Bunda yang baru saja datang.

"Bun, jangan buka aib, dong!"

"Tau gak? Panci itu baru Bunda beli pakai uang gajian Bunda waktu baru sebulan nikah sama Ayah kamu."

"Terus terus?" Nara tampak antusias menyimak cerita dari Bunda.

"Bunda marah, bunda diemin seminggu. Tapi akhirnya Ayah beliin panci baru satu set, jadinya Bunda gak marah lagi, hehe,"

"Bucin." Celetuk Nara.

"Ayah kamu lebih bucin sama Bunda,"

"Bunda ini kadang suka begitu, padahal Bunda tuh bucin banget sama Ayah. Ayah mau nikah lagi aja gak boleh." Sahut Ayah.

"Ya, benar Bunda, dong. Masa Ayah mau duain Bunda? Wah, bangunin macan tidur itu namanya," kata Nara.

"Kamu jadi kocak begini siapa yang ajarin?" tanya Ayah.

"Yujin, Yuna, sama Wonyoung. Gak jauh-jauh dari mereka pokoknya," jawab Nara.

Tin!

"Siapa?"

"Paling Haruto," batin Nara.

"Gak tau,"

"Bunda coba samperin, deh, Nara habisin aja sarapannya."

Nara mengangguk, sedangkan Bunda menghampiri seseorang yang mengklakson tadi.

"Ayah gak kerja?" tanya Nara.

Ayah menggeleng, "libur, dong. Pengen Q-time sama Bunda,"

"Nara gak diajak?"

"Gak dulu,"

Nara mengerucutkan bibirnya sebal. Sebenarnya tak apa karena Ayah dan Bunda nya jarang menikmati waktu senggang berdua karena belakangan ini Ayah sibuk bekerja.

Music • AsahiWhere stories live. Discover now