20. Kepastian dan Peluang

503 106 8
                                    

Keringat membanjiri dahi Nara, tangannya juga ikut berkeringat bahkan sampai bergetar hebat.

"T-tadi a-ada,"

Tubuh itu melemas, juga terpejam mata indah itu sekaligus. Nara pingsan.

Asahi yang panik pun semakin memeluk kuat tubuh Nara agar tidak jatuh.

"Ra, bangun!"

Asahi menepuk keras pipi tembam Nara yang malah membuatnya terkekeh gemas. Ingin sekali ia menggigit pipi itu.

Akhirnya, ia menggendong Nara dan membawanya ke UKS. Beberapa pasang mata menatap mereka berdua dengan heran, Ryujin yang tak sengaja berpapasan pun ikut menatap Asahi dengan heran.

"Sa, kenapa?" tanya Ryujin khawatir.

Asahi hanya bungkam, ia tetap berjalan dengan cepat tanpa menghiraukan Ryujin. Ryujin akhirnya mengikuti kemana Asahi pergi.

Ryujin membuka pintu UKS dengan keras, membuat petugas yang ada di dalam terlonjak kaget.

Langsung saja Asahi rebahkan tubuh Nara di atas ranjang dengan hati-hati.

"Ini kenapa sampai keringat dingin begini?"

Asahi menoleh ke arah Hitomi dan menatapnya dengan penuh tanya, "tolong lo tangani dulu, nanti habis itu gue cerita."

Asahi menyingkir dari sana dan lebih memilih menunggu di luar. Ia gelisah, takut terjadi apa-apa dengan Nara. Omong-omong, kenapa Hitomi berada di UKS? Bukankah seharusnya ia di roof top?

Mendengar namanya dipanggil, ia pun masuk lagi ke dalam UKS. Ia duduk di kursi panjang bersama Hitomi.

"Lo kenapa ada di sini? Bukannya lo seharusnya ada di roof top?"

Hitomi tersenyum, "tadinya begitu, aku udah LINE kamu, kok. Coba cek hp kamu."

Lihatlah, bahkan sekarang Hitomi sudah memakai panggilan aku-kamu untuk berbicara dengan orang lain, sudah tidak memanggil nama.

Asahi langsung mengecek ponselnya dan ternyata benar. Hitomi mengiriminya pesan beberapa menit lalu setelah ia hampir sampai di roof top.

hii_chan
|• asahi
|• gak jadi ke roof top ya
|• maaf bgt aku ada tugas jaga di UKS

———

Asahi menghela napasnya gusar, ia menatap langit-langit, kemudian menatap Hitomi.

"Tadi, Nara lari dari roof top. Kita gak sengaja ketemu di tangga. Mukanya panik banget," jelas Asahi.

Hitomi menganggukkan kepalanya, "apa jangan-jangan dia lihat sesuatu?"

Asahi menggeleng, ia tak yakin jika sekolah sebagus dan semewah ini memiliki kisah sangat mengerikan. Seperti yang ia dengar dari cerita teman-temannya waktu SD dulu.

Ryujin menyembulkan kepalanya dari dalam UKS, "Sa, panggilin Yuna atau Doyoung, gih."

Asahi menunjuk dirinya sendiri, "gue?"

"Emang siapa lagi?"

"Kan bisa lo telepon, Shin Ryujin."

"Hehe, gak punya nomor Doyoung."

"Hitomi punya." Kata Asahi.

"Coba telepon, penting banget ini."

Hitomi langsung memanggil Doyoung via telepon. Suara sambungan beberapa detik itu akhirnya berubah menjadi suara Doyoung.

"Iya, ke UKS sama Yuna, ya. Jangan kasih tau Haruto, dia heboh anaknya."

"Oke, makasih, Doy!"

Setelah sambungan terputus, tak lama kemudian datanglah Doyoung dan Yuna. Jangan lupakan Junghwan yang rasa ingin tahunya sangat tinggi.

Music • AsahiWhere stories live. Discover now