Bab 5 - Krisis. (Sedang Direvisi).

848 39 50
                                    

Lokasi Indonesia, Kota Jakarta, istana negara.

Jam 23.57

Saat niat jahat Hardelos terungkap, pemerintah dan para pejabat menjadi sangat khawatir tentang ini dan langsung berangkat ke Jakarta setelah mendapatkan kabar mengkhawatirkan tersebut di saat kondisi masih tidak masuk akal akibat pemindahan dunia, saat sudah sampai, pemerintah dan pejabat dari 8 negara berjalan memasuki ruangan bawah tanah yang terlihat sangatlah canggih dan tampak baru.

Presiden Timor Leste terdiam selama 3 detik setelah itu dengan canggung memberi salam. "Selamat malam semuanya.".

Mereka semua membalas balik salam tersebut, namun mereka terlihat sangat merasa rumit.

"Melegakan sekali untuk bisa bertemu kalian semua meski dalam keadaan seperti ini! Meski harus sembunyi-sembunyi di ruangan bawah tanah luas dan berkualitas ini. Anda pantas mendapatkan pujianku, Presiden Indonesia." Ujar presiden Singapura.

"Terima kasih." Balas presiden Indonesia. "Ini dibuat untuk berjaga-jaga atas situasi tidak terduga seperti serangan dahsyat tiba-tiba.".

"Itu sebabnya pembangunan tempat ini sangat terburu-buru." Balas presiden Singapura.

Perdana menteri Malaysia merapikan pakaiannya. "Merepotkan, jika seandainya internet dan sinyal tidak bermasalah....pasti tinggal video call melalui TV. Senang melihat kalian semua sehat-sehat saja.".

"Mohon bersabar, ini ujian.".

"Tidak tahu pasti kapan kabel optik bawah laut untuk internet bisa di perbaiki. Seandainya ada satelit pasti masalah terpecahkan." Balas presiden Papua Nugini.

"Tuan-tuan dan Nyonya-nyonya, nanti saat diskusi sebaiknya tidak perlu dipaksa. Selain itu, bila sudah terlalu emosi......silakan pukul meja yang ada di depan kalian. Lagi pula, mungkin aku akan segera melakukan hal yang sama. Setidaknya....jangan sampai menghajar orang." Ujar presiden Indonesia yang sudah mempersiapkan diri dan sudah bisa menebak berbagai reaksi yang akan dikeluarkan masing-masing pihak.

"Oh.".

"Serius...itu peringatan." Balas presiden Indonesia yang ternyata lagi sedang tidak bercanda. Dia berkata demikian karena tahu ada yang nahan tawa.

"Te-Te-Terima kasih...telah mengingatkan.".

"Tidak usah basa-basi, saatnya memulai." Balas presiden Vietnam.

".... Benar-benar masa yang sangat menakutkan bagi negara dan masa depan negeri kita tercinta...." pikir sultan Brunei.

"Posisi kita semua sangatlah terjepit. Apa tindakan yang kalian sarankan?" Balas perdana menteri Malaysia.

Presiden Papua Nugini merasa kehilangan harapan. "Aku tidak yakin negosiasi akan berhasil, keputusan mereka sangatlah permanen mengetahui watak mereka." Dia memiliki trauma akibat melihat berbagai tindakan yang melanggar banyak aturan hak asasi manusia di Hardelos yang keterlaluan. "Mereka orang asing. Situasi kita sangat tidak masuk akal sejak 31 desember kemarin. Kita tidak tahu apakah mereka pelaku 31 desember. Bisakah kalian membayangkan jika pergi untuk bernegosiasi dengan mereka mengenai pasukan-pasukan mereka yang dikirim diam-diam dan memiliki niat penuh untuk menjajah....tapi sudah terdeteksi oleh badan intelijen? Kemampuan kita terekspos. Sekali lagi, mereka orang asing, masih tidak tahu banyak sangatlah menggambarkan situasi kita...... Kita tidak tahu pemikiran mereka seperti apa, jika itu India maka kita sudah tahu. Tapi mereka..." dia menggelengkan kepalanya dengan pelan. "Tindakan terburuk, yaitu mengerahkan militer secara langsung setelah ketahuan sebelum bisa kehilangan momentum, sebelum kita bisa bersiap..... Mereka punya 12 koloni di luar daratan. Dan kalian tahu apa itu artinya?".

8 Negara Dipindahkan Ke Dunia Lain (Prototipe).Where stories live. Discover now