Bab 28 - Keruntuhan. (Volume 4 Berakhir). (Sedang Direvisi).

458 29 61
                                    

Lokasi Baelyu, medan perang.

Pasukan bumi dan pemberontak berhenti maju setelah selesai maju 100 km. Tujuan telah tercapai dengan kemampuan yang ada, sekarang pasukan bumi dan pemberontak membangun pertahanan dan beralih dari menyerang menjadi bertahan. Dalam prosesnya, pasukan bumi dan pemberontak dapat bertahan dari serangan musuh sambil memberi kerusakan parah yang ditambah dengan penggunaan rencana tabrak dan lari. Mereka merasa mudah karena berbagai metode seperti menggunakan M113 Hydra, menggunakan meriam medan seperti D-44 yang dapat menembakkan HEAT-FS, menembak musuh menggunakan meriam anti-pesawat S-60 yang menembakkan amunisi seperti HEAT-FS, APDS, APFSDS. Selain itu, menempatkan prajurit di udara baik melalui mahluk atau pulau terbang kecil.

Kondisi koloni timur Baelyu sangat kritis. Orang-orang Dfiakxi melakukan evakuasi terburu-buru dan itu berakibat ada yang harus ditinggalkan. Di sisi lain, mereka mengalami kerugian logistik dari tanah air utama mereka karena hampir semua tranportasi dihancurkan dalam serangan yang dilancarkan oleh 8 negara. Meskipun begitu, mereka yang ada di koloni timur tidak menyerah dan terus berusaha dan hasil usaha itu membuahkan hasil berupa medan perang yang seimbang di sana. Mereka yang berhasil berkumpul di barat laut koloni timur telah berhasil menahan laju musuh dan mengulur waktu sebisa mungkin.

Di timur laut Baelyu, Qwèèu yang telah menunggu jauh hari untuk balas dendam segera melakukan serangan besar-besaran di laut, udara, darat kepada musuh bebuyutan mereka yang sudah melemah. Di darat Qwèèu mengerahkan 500.000 pasukan, 3.445 kendaraan lapis baja, 600 tank, 200 penghancur tank, 242 artileri 300 MLRS. Di udara, ada 433 pesawat tempur, 302 pesawat angkut, 4 kapal terbang, 124 pesawat pembom ringan, 204 pesawat serang darat. Di laut, 30.750 marinir, 2 kapal induk, 16 penghancur, 33 kapal patroli, 2 fregat, 5 korvet, 2 battleship, 3 kapal selam, 5 kapal selam kecil, 5 kapal logistik, 30 kapal amfibi, 50 kapal sipil yang dimodifikasi, 7 kapal penyapu ranjau.

Di darat pasukan gabungan Dfiakxi mengerahkan 300.000 pasukan, 2.445 kendaraan lapis baja, 400 tank, 300 penghancur tank, 242 artileri 200 MLRS. Di udara, ada 333 pesawat tempur, 201 pesawat angkut, 1 kapal terbang, 130 pesawat pembom menengah, 128 pesawat pembom berat, 104 pesawat serang darat. Di laut, 2 perusak, 2 kapal penyapu ranjau.

Serangan udara dimulai duluan dan itu dibantu oleh pihak bumi melalui intelijen termasuk pengiriman drone CH-4B yang dilengkapi tabung ELINT.

ELINT mengacu pada intelijen apa pun yang dikumpulkan dari sinyal elektronik ; dengan kata lain, hanya intelijen non-komunikasi. Sinyal ELINT termasuk pulse dan sinyal radio atau elektromagnetik yang dipancarkan dari radar, rudal, sistem panduan, dan pesawat terbang.

Dalam misi intelijen 24 jam di koloni timur Baelyu, KCN-295 buatan Indonesia menjadi kunci pesawat intelijen untuk beroperasi selama 24 jam. KCN-295 adalah varian tanker dari CN-295 dan tersedia dalam jumlah banyak. Berkat ekonomi negara yang sekarang dalam keadaan perang, mobilisasi yang sudah berlangsung beberapa bulan, jalur produksi CN-235 yang dihentikan dan komponen yang diahlikan ke keluarga C-295, jalur produksi yang dibuka di tempat berbeda termasuk di 7 negara bumi lain, metode produksi yang lebih canggih seperti melibatkan drone supaya lebih cepat, sekarang total lebih dari 10 dari keluarga C-295 berbagai versi bisa keluar dalam waktu 2 atau 3 minggu saja.

Pasukan Qwèèu bergerak cepat dan melawan pasukan gabungan Dfiakxi. Di darat, pasukan Qwèèu mengalami perlawanan dari musuh yang kalah atau hampir kalah jumlah baik dari segi kuantitas dan kualitas karena kerugian besar yang diakibatkan 8 negara dan pemberontak. 8 negara dan pemberontak terus membuat musuh sibuk di selatan Baelyu dan berusaha menghancurkan sebanyak mungkin peralatan. Di laut, Qwèèu mengalami hampir tidak ada perlawanan dan dengan cepat menguasai laut dan berencana melakukan pendaratan amfibi di tanah utama dari selatan medan perang, sedangkan 8 negara dan pemberontak tidak maju lebih jauh mengingat keterbatasan mereka. Di udara, pertempuran udara di sini sangatlah sengit. Tetapi, di lain sisi, serangan udara oleh pesawat-pesawat bumi terus berlanjut dan benar-benar mengganggu logistik mereka orang-orang Dfiakxi.

8 Negara Dipindahkan Ke Dunia Lain (Prototipe).Where stories live. Discover now