4

4.9K 522 1
                                    

Cerita ini merupakan asli karanganku sendiri, bila ada kesamaan latar tempat, nama, cerita, dan lain hal, itu bukanlah sebuah unsur kesengajaan. Cerita ini adalah cerita yang sangat umum di dapatkan. Hanya karya yang ku buat untuk menuangkan imajinasiku saja.

***

HAPPY READING

***

Ketika sampai di paviliun Bulan, ku lihat sudah ada Jendral Lu yang sedang tertawa bersama dengan Nyonya Yan dan Yan Xi.

Ia tersenyum mengejek saat mengetahui kedatanganku.

"Salam Ayah, ada apa ayah memanggil Fei Wei?"

"Fei'er, kau sudah datang. Tidak, ayah hanya ingin berbicara sedikit denganmu karena besok ayah akan pergi lagi ke perbatasan,"

Jendral Lu sebenarnya sangat menyayangi Fei Wei dan ia juga sangat ramah, namun tetap saja terkadang otaknya di cuci oleh nyonya Yan.

"Apakah ayah tidak ingin beristirahat dulu, ayah baru saja sampai mengapa harus pergi lagi?"

Mataku mulai berkaca-kaca membuat Jendral Lu ibah. Aku sebenarnya juga heran kenapa, mungkin pemilik tubuh ini sangat menyayangi ayahnya.

"Ini adalah kewajiban ayah Fei'er. Ayah janji akan memberikan waktu untukmu lebih lama. Atau kau bisa berjalan-jaan keluar kediaman. Sepertinya sudah lama sekali kau tidak keluar,"

"Tapi ayah, apa yang harus ku lakukan di luar kediamaan ini?"

"Kau bisa berbelanja di pasar, atau mungkin mencari teman baru,"

"Tapi ayah, Aku tidak memiliki cukup uang untuk membeli barang di pasar,"

Aku berpura-pura sedih sambil beberapa kali menatap nyonya Yan. Bisa ku lihat wajah nyonya Yan yang menahan marah.

"Bagaimana mungkin, setiap bulan kau mendapatkan uang, bagaimaa mungkin itu tidak cukup?"

"Itu......"

"Tuan, uang yang di berikan kepada paviliun teraitai setiap bulannya hanya 1 tael perak, 2 koin emas, dan 10 koin perak tuan, itu hanya cukup untuk membeli kebutuhan setiap bulan saja,"

Xio Xia menjelaskan sambil menundukkan kepalanya. Bagus Xio Xia biarkan mereka merasakan amarah Jendral Lu.

"Apakah benar yang dikatakan pelayan itu ha! Siapa yng mengatur keuangan disini!"

Aku tersenyum melihat mereka yang nampak ketakutan.

"Tuan it...tu, aku hanya ingin Fei'er belajar irit saja"

"Apakah ia berhak diajarkan untuk mengirit sedangkan kalian tetap mendapatkan uang yang cukup! Kembalikan semua uang yang harusnya dimiliki oleh Fei'er dan untuk selanjutnya aku tidak ingin mendengar masalah seperti ini lagi, paham!"

"Baik tuan,"

Mereka yang ada di ruangan ini tertunduk takut melihat kemarahan Jendral Lu. Jendral Lu memang terkenal ramah, tapi ia akan sangat menyeramkan jika sedang marah. Tidak salah jika ia dijuluki si Raja Perang.

Transmigrasi Where stories live. Discover now