37

1.4K 197 11
                                    

Cerita ini merupakan asli karanganku sendiri, bila ada kesamaan latar tempat, nama, cerita, dan lain hal, itu bukanlah sebuah unsur kesengajaan. Cerita ini adalah cerita yang sangat umum di dapatkan. Hanya karya yang ku buat untuk menuangkan imajinasiku saja.

***

Typo Bertebaran

***

HAPPY READING

***

Berita tentang kecantikan wajah putri dari jendral Lu seketika meluas begitu cepat.

Iya yang selama ini menutupi wajahnya ternyata bukan karena buruk rupa, tetapi karena kecantikannya yang mampu membuat semua orang kagum dan iri kepadanya.

Sedangkan yang sedang dibicarakan selama seminggu ini hanya diam dan menyibukkan dirinya dengan belajar dan berlatih.

Semenjak hari itu, iya tidak pernah menutup wajahnya lagi. Meski masih kesal dengan Yan Xi, tapi apa boleh buat, nasi sudah menjadi bubur.

"Kapan misi berikutnya akan dilakukan Di?" tanya Fei Wei yang sedang berlatih pedang ditemani ketiga sahabatnya.

"Sepertinya minggu ini Fei. Oh iya nanti siang kita harus memasuki kelas ilmu hitam dan putih,"

"Iya, katanya sih kelas ini wajib diikuti dan tidak boleh lewat satu kelaspun," Han menjelaskan berdasarkan apa yang ia tahu.

"Aku akan mencari tahu tentang misi apa yang harus kita jalankan selanjutnya," ucap Fei Wei masih memainkan pedangnya.

Sebenarnya Fei Wei juga sedang memikirkan balasana yang setimpal untuk Yan Xi. Jangan berharap dia akan diam saja setelah dengan tidak sopannya Yan Xi membeberkan wajah cantiknya ini.

Cih, lihat saja apa yang akan Fei Wei lakukan kepada ibu dan anak itu.

Malam harinya, Fei Wei sedang istirahat dikamarnya setelah mereka mengikuti kelas ilmu hitam dan putih.

Seperti ilmu pada umumnya, ilmu ini membedakan antara yang baik dan benar. Cara melepaskan diri dari ilmu hitam dengan menggunakan ilmu putih. Dan juga tidak selamanya ilmu putih digunakan untuk kebaikan. Begitulah, kalian pasti mengerti.

Saat matanya mulai berat, Fei Wei mendengar suara langkah kaki dan tiba-tiba kamarnya dipenuhi dengan asap.

"Bom khayalan,"

Fei Wei menutup hidungnya lalu berlari keluar, pasti pelakunya belum terlalu jauh.

Saat sudah di luar, Fei Wei tidak menemukan siapapun.

"Uhuk Uhuk, asap apa ini Fei?" tanya Dian yang baru aja keluar bersama Han.

"Jangan menghirup asapnya, ini bernama bom khayalan. Seseorang yang menghirup asap ini akan berada di dunia khayalan dan akan melakukan hal-hal yang aneh," jelas Fei Wei.

"Huft..huft...kalian tidap apa-apa?" Di yang baru saja datang entah dari mana langsung menanyai ketiga temannya.

"Kami tidak apa, dari mana kau, apa kau melihat pelakunya?" tanya Fei Wei mengintimidasi.

"A..a...aku tadi ada urusan mendadak, saat ingin kembali aku sudah melihat asap yang keluar dari dalam rumah," jelas Di yang nampak gugup.

"Bagaimana kita masuk jika di dalam masih ada asap itu?" tanya Han berusaha menghilangkan ketegangan diantara mereka.

"Asap ini hanya akan bertahan selama lima menit, jadi kita tunggu saja," jelas Dian yang di angguki oleh Fei Wei.

Untungnya hanya beberapa murid yamg tinggal di dekat sana saja yang melihat kejadian ini sehingga tidak terlalu menghebohkan.

Fei Wei masih harus mencari tahu siapa dalang dari kejadian ini dan apa sebenarnya motif ia melakukannya.

Ketiga temannya sedang mengumpkan bola-bola bom khayalan agar bisa mereka buang nantinya. Untung saja asap itu tidak meninggalkan bau dan warna sehingga mereka tidak perlu kerepotan membersihkan apapun.

Tetapi tanpa mereka sadari, ada seseorang yang sedang menahan amarahnya karena rencananya gagal.

.....

Pagi harinya, Fei Wei sedang berjalan menuju kantin. Ia sangat lapar memikirkan kejadian semalam. Saat hendak ke kantin biasa, tiba-tiba Huan Zu dan Li Mou datang menyapanya sepertinya mereka juga ingin makan.

"Fei'er apa kau lapar? Mari makan bersama, biar kami yang membayar makananmu," ucap Li Mou to the point.

"Wah dengan senang hati aku akan menerima ajakan kalian kakak-kakakku sekalian," ucap Fei Wei cengengesan. Senangnya memiliki kakak yang tampan dan kaya seperti mereka.

Mereka menuju ke kantin mahal. Setelah memesan, mereka bertanya tentang kejadian semalam kepada Fei Wei.

"Kami dengar semalam di kediamanmu terjadi masalah, apa yang terjadi Fei'er?" tanya Huan Zu serius.

"Huft.. Aku kira kejadian semalam tidak akan menyebar, ternyata sudah sampai ke telinga kalian,"

"Begini kak, semalam ada seseorang yang sengaja melemparkan bom khayalan ke dalam kediaman kami," jelas Fei Wei.

"Apakah ada orang dari luar akademi yang ingin mencelakai kalian? Tapi bagaimana dia bisa masuk?" ucap Li Mou penuh tanya.

"Aku rasa dia bukan orang dari luar, melainkan murid dari akademi ini sendiri,"

"Ya, aku juga berpikir seperti itu kak Huan. Tidak mungkin orang lain bisa masuk seleluasa itu ke dalam akademi ini kecuali ia memang sudah tinggal di dalamnya,"

"Lebih berhati-hatilah mulai sekarang Fei'er, kami akan selalu menjagamu disini," ucap Huan Zu dengan mimik serius.

Benar, mereka akan menjaga Fei Wei karena sedari dulu, Fei Wei sudah seperti adik kandung mereka sendiri.

Tak berlangsung lama, pesanan mereka telah sampai dan mereka menikmati makanan tersebut. Terkhususnya Fei Wei yang lagi-lagi mendapatkan makanan gratis.
.
.
.
Tbc.....

Sorry guys, lama banget ya nunggunya 😢

Maaf yaaaaa lagi sibuk banget soalnya sama realita, jadi agak terbengkalai deh ceritanya.

Hari ini ceritanya gak terlalu panjang tapi.........

Untuk menebus kesalahanku, aku bakalan usahain minggu ini bisa up sehari sekali gimana? Kalian mau gak? Tulis di komen ya.....

Tapi kalian jangan lupa buat follow aku aku juga biar aku lebih semangat lagi buat nulisnya, okeee

Oh iya kemarin aku up cerita romance sekolah, bukan kerajaan-kerajaan lagi nih, jadi kalau kalian suka, coba deh baca....

Judulnya "Raka"

Baru 1 chapter sih, tapi ya gak papa, namanya baru mulai lagi hehehehe.

Oke deh sampai jumpa besok lagi ya guys, bye

See you baga bashi
❤❤❤

~~Senin, 28 Februari 2022~~

Transmigrasi Where stories live. Discover now