28

2.2K 290 10
                                    

Cerita ini merupakan asli karanganku sendiri, bila ada kesamaan latar tempat, nama, cerita, dan lain hal, itu bukanlah sebuah unsur kesengajaan. Cerita ini adalah cerita yang sangat umum di dapatkan. Hanya karya yang ku buat untuk menuangkan imajinasiku saja.

***

Typo Bertebaran

***

HAPPY READING

***

Sesampainya di kediamannya, ternyata ketiga teman serumahnya sedang bersiap ingin pergi ke suatu tempat.

"Kalian ingin kemana?" tanya Fei Wei yang baru saja sampai.

"Kami ingin makan di kantin Fei, kau mau ikut juga?" ucap Di dengan wajah imutnya.

"Benar, hari ini aku akan membelikan kalian makanan yang sangat lezat," ucap Dian bangga.

"Aduh, mau pamer dia," monolog Fei Wei dalam hati.

"Ayo, kebetulan sekali aku juga sudah sangat lapar," ucap Fei Wei, kalau di kasih rezeki tuh gak boleh di tolak, apalagi dapat makanan gratis.

Mereka berempat berjalan menuju ke arah kantin dengan Dian yang memimpin. Biarkan saja dia yang memilih, toh makanan malam ini akan di sponsori olehnya.

Mereka telah sampai di salah satu kantin termahal di akademi ini.

"Dian, sepertinya kita pindah saja, kantin ini terlalu mahal untuk kita," ucap Di cemas.

"Benar apa yang dikatakan Di, kita bisa makan di kantin yang lebih murah," Lanjut Han yang berdiri di dekat Di.

"Kalian tenang saja, aku ini seorang putri, makanan disini tidak ada harganya untukku," ucap Dian sombong.

"Sudahlah, kita duduk saja, toh Dian punya banyak uang kan," ucap Fei Wei yang mengambil tempat pertama kali.

Setelah berpikir beberapa saat, Di dan Han mengikuti Fei Wei mengambil tempat di dekatnya.

Ketika mereka telah mengambil posisi, seorang pelayan wanita datang menghampiri mereka sambil membawa buku menu.

"Selamat malam, silahkan nona-nona sekalian memilih makanan yang ada," ucap pelayan tersebut sambil memberikan buku menu.

"Waaah makanan disini sepertinya sangat lezat, lihatlah gambarnya sungguh menggiurkan," ucap Di antusias.

"Tentu saja, pilihlah, hari ini aku berbaik hati pada kalian," ucap Dian masih dengan nada sombongnya.

Fei Wei tentu tahu niat sebenarnya dari Dian. Dia hanya ingin menunjukkan bahwa dirinya berkusa dan mereka tidak bisa berbuat apa-apa padanya.

Tapi ia diamkan saja, jarang-jarang juga ia bisa memakan makanan yang sangat mahal seperti ini, meski sebenarnya ia bisa saja meminta kepada Ayahnya, tetapi sungguh boros jika sebuah makanan bisa menghabiskan berpuluh tael emas.

Setelah memesan, pelayan tersebut kembali untuk menyiapkan hidangan mereka.

"Kau sungguh baik Dian, seumur hidup aku baru melihat ada hidangan semahal itu, bahkan uangku selama setahun sepertinya tidak akan sanggup membayar harga makanan disini," ucap Di tulus.

"Tentu saja, aku adalah seorang putri sedangkan kau hanya rakyat biasa," ucap Dian bangga.

Di yang mendengar hal itu nampak murung, meski hal yang dikatakan oleh Dian benar, namun hatinya terasa sakit.

"Seseorang tidak akan di hargai hanya karena statusnya, tetapi karena hatinya," ucap Fei Wei mencoba menenangkan Di dan sepertinya itu berhasil.

Saat mereka masih asyik menunggu dan sesekali berbincang, Li Mou dan Huan Zu datang menghampiri mereka, lebih tepatnya menghampiri Fei Wei.

Transmigrasi Onde histórias criam vida. Descubra agora