Bagian 28

1.4K 222 47
                                    

KARENA KEBANYAKAN SIDERS JADI AKU UPDATENYA SEMINGGU SEKALI YAA GAISS^^

*****

Pagi-pagi sekali Lalisa menuruni anak tangga dengan sangat tergesa sambil menenteng tas di bahu kirinya saja, lalu ia mengambil sepatu sehabis itu memakainya di sofa ruang tamu.

"Pokoknya gue harus lebih dulu ke rumah Revan, biar nggak ditinggalin dia ke Sekolah!" Gumamnya sembari mengikat tali sepatu. Kemudian, gadis itu segera beranjak dari sofa dan memilih untuk ke rumah Revan.

Di rumah Revan, Lalisa mengetuk pintu beberapa kali sambil memanggil namanya. "Revan, ini Lalis.."

Tok tok tok

Lalisa menunggu beberapa saat hingga dipersekian menit pintu rumahnya terbuka, memperlihatkan seorang wanita seumuran Mamanya tersenyum manis pada gadis itu.

"Lalis? Ini masih pagi banget loh, tumben kamu udah nyamper aja sih.." tanya Mama Revan.

"Hehehe.., iya Tante hari ini aku mau bangunin Revan," jawab gadis itu seraya menyalimi punggung tangan Mama Revan. "Revannya masih tidur kan?"

"Iya dia masih tidur, tadi sih Tante udah bangunin itu anak, cuma katanya lima menit lagi," jawabnya. "Yaudah gih, kamu masuk aja ke kamarnya."

"Oke Tante. Aku masuk dulu ya." Lalisa dengan senang hati masuk ke rumah Revan dan langsung menuju kamarnya yang berada di lantai dua.

Sesampainya di kamar, gadis itu berkacak pinggang melihat orang yang sangat disukainya masih saja berbaring mengenakan kaos oblong polos dan boxer merah, tapi meskipun begitu, Revan tetap sempurna di mata Lalisa, sampai ia mengembangkan senyuman salting hanya karena melihat wajah teduh milik cowok itu ketika sedang tertidur.

"Gak nyesel Lalis suka sama Revan, tidur aja masih cakep!" Batinnya menggerutu senang, ingin sekali gadis itu memeluk Revan dan berteriak. "AYOLAH REVAN BUKA HATINYA BUAT LALIS!!!"

Tapi, niatnya segera diurungkan, ia buru-buru sadar sebelum cowok yang masih memeluk guling itu terbangun. Kemudian, Lalisa duduk di tepi kasur, tepatnya di samping Revan.

"Revan ayolah bangun!" Gadis itu menggoyang-goyangkan lengannya. Sementara Revan, tanpa mau membuka mata, ia menepis pelan tangan gadis itu dan berbalik ke lawan arah.

"Bentar lagi Ma..."

"Ih.... Ini Lalis, Revan!" sanggah Lalisa sembari menatap punggung Revan dengan sebal. Sontak, Revan yang mendengarnya segera membuka mata dan berbalik ke arah Lalisa dengan cepat.

Mata cowok itu membulat, melihat kehadiran sahabatnya yang kini tengah tersenyum lebar sembari menyipitkan mata.

"Lalis?" Raut wajah Revan sedikit terkejut sampai kedua alisnya terangkat diikuti dahi yang berkerut. "Kok tumben? Biasanya selalu terlambat?" Tanyanya sangat penasaran.

Lalisa masih mengembangkan senyuman. "Iya dong, kan mau bareng sama Revan. Nanti Revan ninggalin Lalis lagi ke Sekolah, kalo Lalis telat." Gadis itu mengerucutkan bibirnya.

Revan mendecih seraya menggelengkan kepalanya, tidak habis pikir. Setelah itu, Revan mengubah posisi menjadi duduk, dan menatap wajah Lalisa yang terlihat sangat manja kepadanya.

Mereka bertatapan sebentar, sebelum akhirnya Revan terkekeh lalu menangkup pipi Lalisa. "Heh! Revan nggak akan ninggalin Lalisa lagi, inget itu. Cukup waktu itu yang terakhir kali, Revan gak mau Lalisa marah lagi, walaupun Revan tau Lalis gak bisa marah sama Revan sih.." katanya sekaligus menyombongkan diri.

Lalisa memutar bola matanya, lalu menurunkan dua telapak tangan Revan dari pipinya. "Jangan mentang-mentang Lalisa gak bisa marah sama Revan, Revan bisa seenaknya ya sama Lalis!" Ancam gadis itu memicingkan mata pada sahabatnya.

YoursWhere stories live. Discover now