Bagian 9

28K 3K 126
                                    

Di tiap malam Lalisa selalu keluar dari balkon kamarnya hanya untuk memastikan adakah bintang hari ini. Seperti saat ini, ia sedang berdiri memandang ke langit gelap yang nampak cerah karena para bintang menemaninya bersama bulan.

Lalisa terus tersenyum. Ia memang tidak menyukai gelap, tapi karena bintang Lalisa rela keluar.

"Bintang salting tuh diliatin lu," Lalisa memudarkan senyuman dan masih diam tidak berkutik saat suara seseorang yang ia sebal terdengar. Siapa lagi jika bukan tetangga sebelah kirinya.

Lalisa mengalihkan pandangannya kepada orang itu dengan tatapan bingung, "Seketika rusak semua pemandangan indah di mata gue. Karena lu!" ucapnya jutek.

Namun sejutek-juteknya Lalisa, bukan Niko namanya jika ia menciut. Justru ia malah terkekeh sambil menggeleng kemudian menoleh ke arah Lalisa dengan senyuman yang seperti tengah meledeknya dengan kedua alis yang terangkat, "Rusak? Oh... Gue kirain cuma pemikiran di otak lu doang Lalis yang rusak. Ternyata di mata juga ya, turut sedih." Niko tertawa puas.

"Puas puasin deh lu ketawa. Dasar cowok gila! Gue harap ada bintang jatuh dan gue bakalan minta biar lu pindah dari sebelah rumah gue. Yang jauhhhh!" cerocos Lalisa dengan gaya bicaranya yang lucu membuat Niko berhenti tertawa dan terus saja menatapnya sambil tersenyum kecil.

"Kalo doa tanpa usaha gak akan," ucap Niko.

"Yaudah nanti gue usaha. Gue apain itu rumah lu, gue kasih hantu hantuan, atau apa kek yang bikin lu jauh dari hidup gue." balas Lalisa.

"Ya kalo lu apa-apain rumah gue silahkan aja," kemudian Niko beralih melihat ke depan, "Paling gue sama keluarga gue numpang di rumah lu sementara dan kita bakalan serumah," lanjutnya dan menoleh kembali ke arah Lalisa.

"Dan gue bisa apa-apain lu sebagai balasan lu udah apa-apain rumah gue," ucap Niko lalu mengedipkan kedua mata sambil tersenyum licik sementara Lalisa langsung membulatkan kedua matanya dan mulut yang sedikit terbuka.

"Ish awas ya lu apa-apain gue! Gue yakin hidup lu gak akan tenang. Dasar cowok mesum!" Lalisa pun berbalik badan dan masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu kaca itu.

Sedangkan Niko langsung terkekeh geli, "Padahal gue gak bilang apa-apain kaya gimana tapi pikiran dia udah macem macem aja. Hahaha, dasar cewek otak mesum." gumamnya sambil menggelengkan kepalanya.

🔥

Di hari libur seperti ini biasanya Revan setiap pagi selalu lari mengelilingi komplek dan berhenti di lapangan perumahannya untuk bermain basket sendiri. Dan dikala itu juga Lalisa bangun, biasanya ia tidak pernah bangun pagi tapi untuk modus agar jogging berdua dengan sahabatnya yang juga orang yang ia sukai Lalisa rela memotong jam tidurnya.

Tepat di depan cermin gadis yang memakai celana pendek di atas lutut dan juga baju lengan pendek berwarna putih polos itu berlenggak-lenggok sambil tersenyum manis walaupun sedikit memperlihatkan mata pandanya, "Apa yang kurang ya? Oh iya liptint!" Lalisa langsung meraih liptint di atas meja riasnya lalu kembali ke cermin besar dan memakainya.

Lalisa mengecap kedua bibirnya berkali-kali agar warnanya menjadi rata kemudian pergi keluar dengan bersemangat.

Di luar rumahnya ia sengaja berdiri sambil melakukan pemanasan sambil melirik rumah Revan yang masih tertutup namun tak lama kemudian Revan keluar sambil mendrible bola itu dan di saat itu juga Lalisa kembali membuang muka pura-pura tak memperhatikan Revan.

Revan yang melihat Lalisa pun langsung menghampirinya sambil membawa bola itu. Revan tertawa tepat di samping Lalisa, sontak Lalisa langsung menoleh dengan raut wajah yang kebingungan, "Kenapa ketawa?" tanyanya.

YoursWhere stories live. Discover now