Bagian 35

1.5K 164 83
                                    

"halo Lalis? hari ini lo kenapa ga masuk sekolah?"

Lalisa yang duduk di kursi penumpang depan bersama Niko yang sedang menyetir, ia tengah mengangkat telpon dari Chika.

"uhuk-i.iya ni Chik, gue gak bisa masuk dulu soalnya lagi sakit-uhuk-uhuk

Niko melirik Lalisa sekilas, ia terkekeh sambil menggelengkan kepala melihat kelakuan gadis itu yang berpura-pura batuk seraya menyerak-kan suaranya.

"ihhh.. gue sama Nina pulang sekolah ke rumah lo deh—

Lalisa terbelalak, "JANGAN!!!" ia sampai refleks memajukan telapak tangannya, seakan-akan Chika berada di hadapannya.

"kenapa? gue kan sama Nina mau ngejengukin lo."

"pokoknya jangan deh!" Lalisa menahan Chika untuk tidak datang ke rumahnya. "s-sakitnya nular! paling juga besok gue udah masuk lagi kok, lo gak usah repot-repot yaa."

terdengar hela nafas panjang dari sebrang telepon, "huft..., okay..,"

Lalisa pun ikut melegah, ia bersandar lagi pada kursinya.

"eh Lalis, lo tau ga? si Niko masa gak masuk juga." Chika memberitahu.

"hah? masa sih?" Lalisa pura-pura tidak tahu, ia melirik sekilas Niko yang fokus menyetir.

"iya anjir.. gue sama Nina sampe curiga kalian jalan berdua tau ga!"

Lalisa meneguk salivanya susah, ia berusaha menyanggah. "apaan si lo, ga mungkin lah gue jalan berdua sama dia. gila aja."

"tapi kata Nina kalian udah jadian? soalnya waktu Nina ditembak sama Revan, lo ada juga sama Niko."

"oh itu. ya, iya," Lalisa mendadak malas jawabnya. "udah ah, gue lagi sakit lo malah nanya-nanya. bye!" dia mematikan teleponnya secara sepihak, lalu mengantongi HP dengan raut wajah yang berubah.

Lalisa ingat lagi dimana malam itu Revan dan Nina resmi berpacaran. membuat moodnya berantakan.

~•~•~

sesampainya di rumah yang di design sederhana dengan dua lantai, berwarna kan cream. Mereka berdua turun dari mobil dan Niko langsung menurunkan beberapa koper dari bagasi mobilnya, sementara Lalisa daritadi terus menatap rumah yang sekarang akan menjadi tempat tinggalnya.

"Lalis," Lalisa menoleh ke belakang. "masuk duluan aja, nih kuncinya." Niko langsung melempar kunci tepat ke tangan Lalisa yang segera menangkap.

kemudian, gadis itu pun melangkah masuk meninggalkan Niko yang masih sibuk dengan koper-koper.

di dalam. Lalisa mengitari ruangan yang temboknya masih polos belum ada pajangan sama sekali, hanya ada beberapa furniture yang memang sudah disiapkan.

dalam hati gadis itu ia masih tidak menyangka akan hidup berdua dengan cowok yang tidak disukainya sama sekali.

"ahh, benar-benar akan membosankan!" gumamnya tanpa sadar, seraya menghela nafas berat.

kemudian, Lalisa naik ke atas. Langkah kaki gadis itu terhenti ketika sudah berada dilantai dua.

matanya melihat dua kamar bersampingan, rupanya raut wajah gadis itu terlihat bingung. sampai akhirnya Niko sudah di atas tepat di sampingnya.

"kenapa diem aja?" tanya Niko.

Lalisa menoleh dengan menaikkan kedua alisnya sambil menunjuk kamar. "ini dua kamar?"

YoursWhere stories live. Discover now