BAGIAN 36

527 67 53
                                    

Pagi harinya, di Sekolah.

Niko dan Lalisa yang baru saja sampai parkiran itu langsung berpapasan dengan Chika dan Dimas yang juga baru turun dari motor.

Chika tersenyum, meledek Lalisa. "Widih, widih, gue liat liat ada yang baru jadian nih, ekhem."

Lalisa sewot, ia menghiraukan ledekan sahabatnya, kemudian turun dari motor dibarengi oleh Niko.

"Diem deh lo."

Dimas dan Chika terkekeh bersama.

"Udah sayang biarin aja, disini sok-sokan cuek, padahal kalo lagi berduaan—

Dimas menjeda ucapannya sambil menahan senyum yang penuh makna, membuat Chika langsung Connect sehingga ia membalasnya dengan pukulan manja pada dada Dimas. "Sssttt—cukup pura pura gatau aja, hehe.."

Lalisa yang mengerti tujuan otak mereka berdua pun langsung menyentil dahi keduanya,

"Heh!"

Membuat Chika dan Dimas terdiam dan mengulum bibir bawahnya.

"Sekali lagi lo berpikiran kaya gitu, gue sentil bibir lo!" ancam Lalisa lalu melenggang pergi bersama Niko.

Mata Chika mengikuti punggung Niko dan Lalisa sebelum akhirnya kembali menghadap ke Dimas. "Masih aja galak tuh orang," bibirnya mengerucut.

Dimas yang gemas, segera mencubit kedua pipi pacarnya itu. "Udah biarin aja, yuk ke kelas!" kemudian mereka berdua pun pergi menyusul Niko juga Lalisa.

~•~•~

Sangat membosankan, bagi Lalisa.

Sambil memainkan pulpennya tanpa memperhatikan guru yang sedang menjelaskan di depan papan tulis, Lalisa tanpa sadar menghela nafas berat membuat cowok di sebelah yang tengah mencatat itu menoleh.


Lalisa menggerutu sendiri, "Kenapa sih hidup gue harus penuh kejutan kaya gini? ketemu cowok gak jelas, tiba-tiba nikah, tiba-tiba gue harus hidup terpisah sama orangtua gue. Huft...,"

Niko yang mendengarnya hanya bisa menghela nafas lalu fokus mencatat lagi. ia tidak ingin menanggapi gerutuan Lalisa.

Lalisa menoleh pada Niko, menatap wajahnya dari samping. Gadis itu akui jika Niko sangat berkarimatik bahkan saat sedang diam. Namun, hatinya tetap keukeuh jika ia tidak akan bisa mencintai cowok itu, terlebih Niko sudah punya pacar.

Lalisa tiba-tiba teringat, "ah, pacar!" Niko menoleh dengan dahi berkerut.

"Lu kenapa si Lalisa? daritadi ngomong sendiri." akhirnya Niko buka suara.

Lalisa melirik ke depan papan tulis untuk memastikan gurunya tidak memperhatikan mereka berdua. sebelum akhirnya kembali menoleh ke Niko, dan berbisik. "Pacar lo gimana? Udah sadar dari komanya?"

Niko makin bingung, alisnya terangkat. "Kenapa tiba-tiba nanya itu?"

Lalisa mendengus, "Heh! dengerin gue ya Niko, gue tuh gak bisa lama lama terikat pernikahan kaya gini. Pokoknya secepatnya kita harus selesai! gue pengen hidup gue kembali normal lagi." bisiknya.

Niko menghela nafas sembari membuang muka alias tidak menatap Lalisa lagi, ia berkata. "Udahlah Lis, jalanin dulu aja. Hidup lu tetep normal kok, ini cuma masalah status doang. Lu mau punya pacar juga silahkan." kemudian Niko kembali menulis, ia sedang malas membahas masalah pernikahannya dengan Lalisa.

Lalisa yang jengkel diam-diam ingin melempari pulpen ke muka Niko, tapi sayang itu semua tertahan, alhasil Lalisa hanya bisa mendengus sebal lalu menghadap lagi ke depan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 02, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

YoursWhere stories live. Discover now