Bagian 15

26.7K 2.7K 320
                                    

Di sore harinya setelah Chika dan Nina pulang, Lalisa duduk di balkon kamarnya sembari memainkan ponsel. Gadis itu seperti sedang mengetik sesuatu di layar sana sambil sesekali melirik balkon kamar Revan.

Revannnn........ Sent.

Lalisa terdiam menatap layar-lebih tepatnya ke room chat mereka berdua di Whatsapp, ia tengah menunggu balasan walaupun akhir-akhir ini cowok yang ditunggunya selalu telat membalas, tidak seperti dulu. Yaps, jangan dibahas lagi tentang perubahan Revan sewaktu SMP yang selalu menjadikannya prioritas, tidak seperti sekarang.

Gadis itu sudah tidak kaget lagi, sampai seulas senyuman getir selalu mengembang jika mengingat tentang cowok bernama Revan itu, apalagi tatapannya kali ini nanar seperti menahan sakit di dalam hati, walau tidak tahu apa yang membuatnya sakit sementara Revan tidak pernah menyakitinya.

"Padahal Revan lagi online." Lalisa menundukkan kepalanya. Ia pasrah, dan yakin jika Revan tidak akan membalasnya.

Tringg.

Hingga sampai beberapa saat hpnya bergetar, sontak Lalisa langsung mengangkat kepalanya dengan penuh harap ia melihat notif masuk. Dan, ternyata itu dari orang yang selalu ditunggunya. Ma Prince. Itulah nama kontak di ponsel Lalisa.

Ma Prince 👑 : Apa Lalis?

Lalisa tidak jadi sedih, karena balasan Revan selalu menjadi moodbosternya, walau hanya sekedar mengetik namanya saja namun terasa lembut jika dibayangkan oleh gadis itu. Dan, senyuman merekah sudah menggantikan kesenduannya. Kemudian, Lalisa segera membalas agar Revan tidak perlu menunggu balasan seperti dirinya, meskipun tidak mungkin juga Revan bodoh menunggu chat seseorang sampai tertidur. Revan bukan dirinya. Tapi walau begitu, gadis itu tetap berfikir positif dan mengetik sesuatu lagi dengan semangat.

Revan anterin Lalis yuk!!! Lalis mau beli makanan nih, Lalis laper:(( sent.

Setelah mengirim pesan, gadis itu memeluk ponselnya seraya komat-kamit agar permintaannya tidak ditolak oleh Revan.

Tring.

Lalisa terbelalak mendengar suara itu. Bahkan, kedua matanya membulat penuh harap bersamaan dengan mulut yang terbuka lebar-lebar, lalu hp itu sedikit dijauhkan diikuti bola matanya yang turun secara perlahan untuk melihat balasan dari Revan selanjutnya.


Ma Prince 👑 : Yaudah Revan juga sekalian mau beli makan. Buruan keluar, gua mau manasin motor nih.


Deg.

Seketika pipinya merah, menahan nafas sambil mengedipkan kedua matanya berkali-kali, hanya untuk memastikan bahwa ia tak salah lihat. Perasaannya sangatlah senang, seperti Revan baru saja menerima cintanya. Sontak, gadis itu meloncat dari kursi dan lari keluar, untuk menemui Revan.

🔥

Di kamar berbeda, Niko yang sedang tiduran di atas kasur sambil memainkan ponsel serta memakai earphone hitam di telinganya hanya mangut-mangut mengikuti alunan musik yang menggema di pendengarannya, sampai tiba-tiba hpnya bergetar menampilkan foto seseorang.

Cowok itu mengerutkan keningnya, ia bingung. "Mama?" gumam Niko ketika membaca nama kontak panggilan masuk, setelah itu menggeser tombol hijau dan ditempelkan di telinganya.

YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang