bagian 30

1.4K 231 115
                                    


HAPPY READING^^

"Mam..., Aku gak mau nikah muda, apalagi sama si Niko!" rengek Lalisa yang tengah bersandar di dada Fellyana. Sedangkan Mamanya itu, daritadi mencoba menenangkan anaknya yang rewel di balkon kamar.

"Iya sayang, Mama paham. Mama juga gak mau kalian terburu-buru, tapi gimana lagi, Papa kamu dan om Nathan sudah memutuskannya. Mungkin ini yang terbaik juga untuk kalian berdua, dan kalian juga kan bisa sambil sekolah." Fellyana mengelus-elus rambut anaknya.

Lalisa segera menggeleng, dan tidak lagi bersandar melainkan menatap Mamanya sendu juga menampilkan puppy eyesnya. "Mam! Aku—

Lalisa menunjuk dirinya sendiri. "Gak suka sama Niko sama sekali! Gimana bisa pernikahan tanpa cinta?" nada suara gadis itu penuh penekanan.

"Ssstt.., sayang, hei dengar Mama," Fellyana menangkup pipi Lalisa, dan menatap serius anaknya itu. "Ini masalah waktu kok, kalian kan bisa sambil sekolah sambil pacaran, dan ketika di rumah kalian menjadi suami istri—

"Ewh, ewhh!" Gadis itu menggeliat geli ketika mendengar 'suami-istri'.

Lalisa tidak bisa membayangkan masa depannya hancur karena kesalahpahaman, dan ia harus benar-benar menjadi seorang istri, yang dimana suaminya adalah orang yang sangat tidak disukainya. Ah, membayangkannya saja sudah membuat mual gadis itu.

"Udah, udah.. Mama gak bisa bantu kamu. Lagian salah kalian berdua sih, ngapain sekamar? Terus Niko juga ngapain nyekokin kamu alkohol?" Tanya Fellyana pada Lalisa. "Harusnya kamu bersyukur, dia tidak lari dari tanggung jawabnya."

Lalisa mendengus sebal seraya memutar bola matanya malas. "Ya, masalahnya kita emang gak ngapa-ngapain!"

Fellyana langsung berdiri, "udah ah, Mama juga gak keberatan kok kalo mantunya itu Niko." Katanya lalu pergi meninggalkan Lalisa yang sudah terbelalak mendengar ucapan Mamanya barusan.

"ARGHHH!!!—

"Sutt, Lalis!"

Lalisa yang tadi tengah menghentak-hentakan kakinya ke lantai langsung teralihkan oleh seseorang yang berada di balkon rumah Revan. Gadis itu seketika membisu melihat Revan yang sedang melambaikan tangan padanya.

"Lagi apa si? Kayanya berisik banget sampe kedengeran ke kamar Revan." Tanya cowok itu masih menampilkan senyuman tanpa dosa setelah meninggalkan Lalisa di club.

Lalisa tidak menjawab, raut wajahnya menjutek membuat Revan mengernyitkan alis bingung dan menurunkan tangan yang sempat melambai tadi. Apalagi sekarang Lalisa berdiri dan masuk ke dalam kamar, membiarkan Revan sendirian.

*****

Malam harinya, Niko yang sudah tidak lagi menginap di rumah Lalisa melainkan sekarang di kamarnya sendiri. Cowok itu tengah bersandar pada board kasurnya dengan menatap layar ponsel yang menampilkan wallpaper Dinda.

Tatapan Niko sangat dalam pada gadis di dalam layarnya, sampai seulas senyuman kecil terukir di sudut bibir Niko.
"Maaf Din," gumamnya sendu lalu mengirimi voice note untuk gadis itu walau entah kapan ia akan mendengarnya.

"Din, maafin aku, gak bisa tepatin janji untuk tetap nunggu kamu. Tapi ada suatu hal yang perlu kamu ketahui, mungkin setelah kamu denger ini, aku sudah menikah dengan orang lain,"

Niko menghela nafas berat lalu kembali melanjutkan voice note kedua.
"Aku terpaksa, apapun alasannya itu gak akan ngubah benci kamu ke aku, aku sadar itu. Maaf ya, aku akan coba untuk tidak memikirkanmu, dan mengikhlaskan kalo kamu akan sangat benci sama aku. Semoga cepat sembuh ya cantik, kalimat ini akan menjadi kalimat terakhir untuk kamu, love you."

YoursWhere stories live. Discover now