Bagian 13

26.5K 2.3K 181
                                    

"LALISA!!!"

TOK... TOK.. TOK...

gadis yang tengah berdengkur halus seraya memeluk guling kesayangannya bergambar doraemon itu, tidak mau membuka matanya juga walaupun sebenarnya ia mendengar teriakan Mamanya yang sudah berada di balik pintu, tapi tetap gravitasi di kasur lebih besar hingga membuat tubuhnya tidak bisa berpaling kemana pun.

"SAYANG? MAMA UDAH TELAT INI, ASTAGA! KAMU KAN SEKOLAH, LALIS!" teriakan itu masih saja terngiang di telinganya.

"Hm..." Lalisa merenggangkan otot-ototnya dengan mata yang masih terpejam. "Aku libur sekali aja, Ma..." balas gadis itu dengan suara parau.

"Revan ada di depan tuh!" Lalisa langsung terduduk dan matanya terbelalak saat menoleh pada sumber suara di balik pintu itu.

"Revan?!" entahlah, mungkin hanya nama itu yang bisa membuatnya tidak ngantuk lagi sekarang. Yang ada, seulas senyum mengembang cantik di wajahnya yang polos. "Iya, ma... Lalis mau mandi nih." teriak Lalisa exicted.

Kemudian gadis itu melompat dari kasurnya dan mencari seragamnya di lemari, lalu setelah itu lari ke kamar mandi sambil mengambil handuk yang di gantung di depan pintu. Yaps, Lalisa berpikir untuk mandi dengan sangat bersih dan wajib memakai sabun lima kali jika akan jalan dengan cowok bernama Revan itu, dengan tujuan agar tubuhnya wangi.

Selang beberapa menit dan hampir sejam gadis itu mandi, akhirnya keluar juga dengan memakai seragam sekolah, dan rambutnya yang masih dililit oleh handuk. Kemudian, Lalisa jalan menuju kaca riasnya, lalu membuka handuk di kepalanya dan rambut indahnya itu terurai indah tanpa kebasahan. Yaps, setiap pagi ia tidak pernah keramas, karena sorenya gadis itu akan keramas beberapa kali juga sampai baru dua hari saja sampo sebotol akan habis, dengan tujuan agar rambutnya tetap wangi.

Lalisa menyisir rambutnya, setelah selesai ia beralih memakai bedak juga liptint. Dan sekali lagi, gadis itu hanya akan selalu memoles wajahnya jika sudah ada janji dengan Revan untuk bertemu.

"Selesai," Lalisa bercermin menatap wajahnya seraya tersenyum manis. Kemudian, ia jalan menuju pintu kamarnya sembari menyambar tas sekolah.

Cklek...

Gadis itu membuka pintu, dan... Matanya terbelalak saat melihat tetangga terngeselin itu sedang bersandar pada dinding yang berhadap-hadapan langsung dengan kamarnya sambil melipatkan kedua tangannya di depan dada.

Mata mereka berdua langsung bertemu. Niko juga memakai seragam yang sama dengannya.

"Niko?!" Lalisa menutup pintu kemudian jalan mendekati laki-laki itu yang sekarang mengubah posisi badannya dan tidak bersandar lagi.

"Hampir sejam gua nunggu." kata Niko seraya melihat sekilas jam yang melingkar di tangannya.

"Lo ngapain deh di sini? Revan mana?" tanya Lalisa sekalian menautkan kedua alisnya. Matanya mencari-cari, dengan harap ia bisa melihat penyemangatnya berangkat sekolah hari ini.

"Pertama..." Lalisa beralih lagi melihat Niko. "Nyokap gua, bangunin gua pagi-pagi banget karena suruh jemput lu. Dan, kedua gak ada Revan." jelas Niko.

"Hah?" Lalisa terkejut. "Jadi Mama bohongin Lalis?" tanyanya.

"Lebih tepatnya, gue suruh tante Felly buat bilang ada Revan. Abis lo kebluk banget!" jawab Niko.

"Sumpah, ya! Lo bohongin gue? Ish..." Lalisa mencebikkan bibirnya sebal sambil menghentak-hentakan kakinya di lantai. Sementara Niko hanya mendelik, lalu dengan tiba-tiba ia menarik tangan mungil Lalisa hingga gadis itu terlonjak kaget dan mengikut di belakang Niko.

"Mau ke mana?" tanya Lalisa masih ditarik Niko, dan kali ini matanya terbelalak saat Niko masuk ke dalam kamarnya. "Anjir! Lo mau ngapain?! Gue hajar, lo ya!" ancam Lalisa.

YoursWhere stories live. Discover now