Bagian 21

15.8K 1.2K 290
                                    

Akibat kiss first itu, Lalisa berubah menjadi sangat pendiam, entah itu di kelas maupun saat ini di perjalanan pulang sekolah.

Yaps, mereka sedang menuju rumah. Lalisa yang terduduk di jok belakang, tidak sama sekali mengaitkan kedua tangannya di tubuh Niko. Begitupun Niko yang turut diam, karena ia juga masih terbayang-bayang kejadian di pagi hari itu. Saat dimana bibirnya tidak sengaja bersentuhan dengan bibir Lalisa.

Dan, itu sangat mengesalkan bagi seorang Niko, karena sialnya dipagi itu ia cukup menikmati walaupun hanya sekilas.

Diam. Hanya suara klakson dan hembusan angin di sekitarnya, sampai akhirnya Niko yang menyetir tidak fokus hingga tidak sengaja menggas motornya ketika melewati polisi tidur. Alhasil, Lalisa terhuyung ke depan dan tangan yang refleks memeluk tubuh Niko.

"Woi!!!!" Bacotan itu keluar lagi tepat di depan telinga Niko, sontak cowok itupun menyipitkan kedua matanya.

"Lo itu bisa bawa motor gak sih?!" Tanya Lalisa ngegas sembari memundurkan duduknya, lalu ia menaruh tas yang awalnya berada di belakang punggung menjadi di depan tubuhnya, agar tidak terjadi lagi kejadian seperti tadi.

"Bawel lu! Masih mending gua kasih tumpangan." Balas Niko dan sibuk bermain dengan gigi di motor gedenya.

Sementara Lalisa hanya bisa mendengus sebal seraya memutar bola matanya dengan malas.

🔥

Sesampainya di pekarangan rumah gadis itu, Lalisa langsung turun dari motor Niko dan menghampiri Revan yang kebetulan baru sampai juga ke rumahnya. Sedangkan Niko, ia memilih untuk masuk ke dalam rumahnya, bukan rumah Lalisa.

"Revan."

"Hai, Lis." Sapa Revan seraya melepas helm fullface-nya. Dan, ia langsung menoleh dengan masih terduduk di atas motornya.

"Van, nanti malem kita makan yuk ke tempat nasi goreng langganan kita itu!" Ajak gadis itu.

"Yah..., sori Lis gua gak bisa." Revan menyesal terhadap ajakan sahabatnya itu, apalagi sekarang Lalisa memudarkan senyumannya seakan memperlihatkan kesedihan.

"Kenapa? Dulu Revan gak pernah nolak tuh kalo diajak kesitu, apalagi kalo soal makanan kesukaan. Keknya sekarang sibuk banget!" Lalisa meluapkan kesedihannya tentang perubahan Revan akhir-akhir ini.

Sontak, Revan yang tidak suka melihat sahabatnya itu sedih langsung memegang pundak Lalisa. Dan, cowok itu menatap dalam-dalam bola mata Lalisa dengan penuh yakin.

"Lalis, Revan minta maaf, tapi kali ini beneran gak bisa. Soalnya nanti sore ada latihan basket, dan kemungkinan sampe malem." Jelas cowok itu.

"Ya tapi kan bisa pulangnya..." Merengek, yaps itulah Lalisa ketika bersama Revan, seperti anak kecil.

Sontak, Revan pun menghela pelan. "Yaudah deh." cowok itu pasrah sehingga membuat gadis di depannya kembali tersenyum sumeringah.

"Nah, gitu dong!" Lalisa tidak bete lagi.

"Tapi ada syaratnya."

"Apa?" Lalisa menantang, seolah-olah ia bisa melakukan syarat itu demi makan bareng bersama cowok yang disukainya.

"Ajak Niko buat latihan, gua males ngajakin dia." Kata Revan masih sedikit kesal karena Niko pernah satu motor dengan gadisnya, Nina.

YoursDonde viven las historias. Descúbrelo ahora