Bagian 4

29.8K 2.8K 30
                                    

Biarlah rasa yang menyatukan. Aku cukup menunggunya datang walau tidak tahu kapan. -Lalisa.

~•~•~

Tepat malam hari, keluarga Gerald mengadakan acara makan-makan di rumahnya sebagai pertemuan sahabat-sahabat SMAnya.

Di saat pekarangan rumahnya sedang ramai, justru Lalisa merasa kesepian. Ia tidak berniat sama sekali untuk keluar kamar, menurutnya lebih baik tidur. Namun karena musik yang terlalu kencang membuat Lalisa tidak bisa tidur.

"Ish ribet tau gak sih papah make ngadain acara reonian di rumah! Gak tau apa anaknya itu gak bisa tidur kalo ada yang berisik!" gerutunya sambil menggeliat di balik selimut tebalnya.

Lalisa pun memaksakan matanya untuk tertutup rapat dan mencoba tidur, meski tidak bisa.

Baru beberapa detik ia memejamkan mata, tiba-tiba pintunya digedor cukup kencang.

"Lalis!!!" teriak mamanya dari balik pintu.

"Lalisa buruan turun! Lalis.... Lalisa!!!" Fellyana terus menggedor sambil meneriaki nama anaknya itu.

Lalisa yang niatnya tidak mau menggubris dengan terpaksa menyahuti Mamanya, karena jika tidak Mamanya akan terus berteriak.

"Apa ma...?" balasnya sedikit berteriak.

"Buruan turun, pake dress yang baru mama belikan tadi!" titahnya.

"Iya..." sahutnya.

Lalisa mencebikkan bibirnya dengan sebal sambil mengubah posisi menjadi duduk.

"Terpaksa deh harus turun dan berjalan dengan sok anggun gitu! Ahh...." Lalisa langsung beranjak dari kasurnya dan pergi ke lemari untuk mencari dress yang baru saja dibelikan Mamanya.

Lalisa membuka lemari tersebut dan melihat dress yang masih terbungkus plastik transparan, lalu mengeluarkan dress tersebut sambil memperhatikannya.

"Ya ampun... Ini dress gak ada yang lebih pendek lagi apa?!" gerutunya sebal karena panjang dressnya ternyata diatas lutut.

Dengan sangat terpaksa Lalisa pun mengganti pakaian.

~•~•~

Sementara di bawah, tepatnya dipekarangan rumah Gerald dan Fellyana yang cukup luas. Semua teman terdekat Gerald dan Fellyana berkumpul sambil menikmati makanan yang disediakan cukup banyak dan sangat bervariasi. Mereka tertawa tawa membicarakan hal-hal unik yang pernah dilakukan selama SMA sampai menceritakan perjalanan hidupnya setelah lulus. Selain itu, musik pun mengalun disekitar. Mereka pun tidak lupa membawa pasangan masing-masing dan anak-anaknya.

"Kapan lu nikah, wa? Udah waktunya kali masa mau ditunda tunda mulu ntar keburu peot tuh cewek lu!" tanya Fero yang lebih terdengar menyindir.

Dan semua orang tertawa tanpa beban mendengar perkataan Fero. Sedangkan Dewa malah menggerutu.

"Ya, gue sih mau fokus karir dulu lah masih banyak yang harus gue kerjain dan cita-cita gue juga masih banyak yang belum kesampaian!" jawab Dewa.

"Cita-cita itu dimana mana cuma satu.  Lunya aja maruk!" timpal Gerald.

"Namanya juga hidup. Lu juga pasti gak cukup kan istri satu mah!" canda Dewa sambil menyeringai.

YoursOnde as histórias ganham vida. Descobre agora