04. Swimming

314 63 13
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***


"Gerah banget sih, siniin apa kipasnya, maruk banget." oceh Jeongin yang baru datang dari warung, lalu mendorong Hyunjin hingga terjungkal ke samping. Beruntung, satu tangannya sigap menahan, sehingga ia tak terjatuh dari sofa.

Melalui kesempatan itu, Jeongin menggeser kipas angin ke arahnya.

"Beli kipas lagi kek, kalo gak pinjem bu Nayeon."

Hyunjin berdecak sebal, kehadiran Jeongin lebih mengganggu daripada seekor kecoa terbang. "Heh, inget tunggakan. Bukannya dapet, yang ada malah diocehin lo."

"Woi, awas, ada kelabang!"

Chan berteriak histeris sambil menunjuk sesuatu di sofa, membangkitkan keduanya yang semula duduk santai di sofa. Sementara Chan tanpa dosanya berjalan menduduki tempat mereka.

Merasa ditipu, mereka pun mengangkut paksa Chan ke lantai.

Chan tak bisa apa-apa selain pasrah. Ia mendengkus sebal, sambil menatap keduanya bergantian. "Kalian laknat ya sama yang tua."

Perkataan Chan dihiraukan oleh mereka. Kebosanan membuahkan rasa sadar akan keberadaan mie instan yang terdapat di meja.

"Mie siapa nih?" Chan langsung menyergap, dan memakannya. Beruntung Hyunjin memasak dua porsi, jadi tak masalah jika Chan memakannya.

Namun karena merasa mienya terlalu matang, Chan menghentikan lahapannya, dan memilih untuk memperhatikan mie itu. "Kok lembek gini, Jin?"

"Iya, tadi gara-gara keasikan ngobrol di Dapur."

Chan mengangguk, kemudian lanjut melahap makanannya. Sejurus kemudian ia teringat. "Ngobrol? Kan semua orang lagi pada di kamarnya." benaknya bingung.

Pria itu tak berani bertanya pada Hyunjin, dan lebih memilih menyimpannya sendiri.

Di atasnya, Jeongin memusatkan atensinya ke langit-langit atap, membiarkan kepalanya mendongak hingga bagian lehernya melengkung ke bawah. Tak peduli dengan Hyunjin maupun Chan yang sejak tadi mengibaskan tangan kegerahan. Yang terpenting, ia bisa merasakan desiran angin yang dihasilkan dari baling-baling kipas.

Jangan memikirkan orang lain jika dirimu sendiri kesulitan, begitulah motto hidup Jeongin.

Tak lama, Changbin yang juga kegerahan muncul dari kamar membawa handuk. Sepertinya ia mau mandi. Tapi tunggu, dia shirtless. Perut kotak-kotaknya terekspos jelas, membuat ketiganya terdiam mengamati pria yang sedang berjalan itu.

"Berenang dulu, guys."

Pertanyaan Jeongin tertahan di leher, menyisakan mulut terbuka yang mengikuti ke mana arah Changbin pergi.

"Gila tuh orang, skincare mahal kali." Hyunjin menggelengkan kepala, mengingat hari di luar sangat panas.

"Biarin aja, pengin liat kak Changbin gosong. Daripada berisik di sini. Udah gerah, denger bacotan kak Changbin, selesai udah."

LiveD | Stray Kids ✔️Where stories live. Discover now