Epilog

399 59 10
                                    

"Jangan mudah percaya. Jika manusia bisa membohongi dirinya sendiri, apalagi orang lain? Isi hati manusia bisa berubah kapan pun, dan tak ada yang bisa mengetahuinya."

-

-

-

Kelopak mata si pria bermata sipit, terpejam. Dalam pandangannya yang gelap, ia berusaha mengumpulkan keberanian.

"Aku harus dihukum. Kalo terus-terusan kabur, gak ada bedanya aku sama mereka yang nyari pembenaran atas kesalahannya. Apapun alasannya, tindakanku tetep kriminal dan merugikan."

Ibu Hwang pun langsung mencium kening Hyunjin, dan memeluk anak semata wayangnya yang sangat dirindukannya itu. Pak Hwang turut membelai puncak kepala pria itu.

"Syukurlah kamu udah berubah, Sayang .... "

Keluarga kecil itu berpelukan, menyalurkan kerinduan yang mereka rasakan selama bertahun-tahun. Di sisi lain, Jeongin berjalan ke sisi Jisung.

Usai berpelukan, Ibu Hwang meraih tangan Jisung. Pipinya berjejak air mata. "Makasih udah bantu kami ya, Nak. Kami berhutang padamu."

"Enggak, tante. Hati Hyunjin emang sebenernya baik." sahut Jisung, diakhiri senyum.

"Ayo," ajak Pak Hwang pada anak dan istrinya.

Sebelum pergi, Hyunjin sempat menoleh ke belakang untuk sekadar memperlihatkan senyum ke arah Jisung yang mengacungkan jempol padanya.

Kini, tinggal tersisa Jisung dan Jeongin yang hanya menatap kepergian mereka. Entah harus senang atau sedih. Mereka kehilangan teman-teman mereka, tapi di sisi lain, Hyunjin sudah berubah. Jadi sekarang perasaan mereka campur aduk.

"Kak, tadi kan aku diculik." Jeongin mengerucutkan bibirnya.

Mata Jisung membulat. "Diculik siapa?!"

Jisung yang sudah menanggapi serius malah ditertawakan oleh Jeongin. "Sama tante dan Om yang tadi."

Jeongin cekikikan puas setelah menjulurkan lidahnya, sementara Jisung menahan niatnya untuk mengkepret Jeongin.

"Oya, sebenernya ada apa sih? Kok Kak Hyunjin nyerahin diri ke polisi?" tanya Jeongin polos.

Jisung langsung menghindari kontak mata dengan Jeongin, bingung ingin menjawab apa. Ia tak tega melihat tatapan polos itu berganti jadi air mata ataupun sulut emosi jika nanti ia tahu semuanya.

Tak lama, terdengar gonggongan anjing dari dorm sebelah mereka. Jisung punya ide.

"Dia nyolong anjing orang." asalnya,yang pastinya tak dipercayai oleh Jeongin begitu saja.

Wajah Jeongin tertekuk. "Serius! Ada apa sih sebenernya? Maksudnya berubah, apa?"

Yang ditanya kabur begitu saja ke kamarnya sebelum Jeongin protes dan merundungnya dengan banyak pertanyaan. Bisa-bisa Jeongin jadi wartawan mendadak sekarang.

"Sorry, Jeong, belum waktunya lo tahu, gue takut kepribadian ganda lo kambuh lagi."

***


Di dalam sel, duduk seorang pria bersurai caramel dengan tubuh yang sudah terbalut seragam tahanan. Tatapannya memandang lurus ke langit-langit ruangan.

Seandainya waktu bisa ku ulang, akankah semua jadi lebih baik?

Seandainya ini hanya mimpi buruk, bolehkah aku terbangun sekarang?

Ini kesalahanku yang keliru dengan arti hidup. Hidup bukan hanya tentang bahagia, tapi perjuangan. Sekeras itu memang, tapi dari situlah kebahagiaan muncul.

Kita harus menggunakan hati dalam melaluinya, karena yang terpenting dari manusia adalah hati, bukan raga.

Sekeras apapun kita mencoba menghindar, duri akan selalu ada di sekeliling kita kapan pun, di mana pun. Menunggu kita terjatuh, dan menyerah.

Itulah hidup, entah nantinya kau tertawa, menertawakan, atau justru ditertawakan. Tidak ada yang tahu bagaimana alurnya.

Yang pasti ....

Berhentilah menolak hal yang tak bisa kau rubah.

***



Tok tok tok

Ceklekk

Jeongin tersenyum menyambut tamu yang datang ke dormnya.

"Cepet juga lo," ujar Jeongin yang disahut kekehan si tamu.

"Bentar ya," Jeongin menoleh ke belakang, bersiap-siap teriak. "Kak, ada kak Sunwoo nih,"

"Hah? Sunwoo siapa?" teriak Jisung juga dari meja makan, dengan nada bingung.

"Temen baru aku."

Jisung yang penasaran buru-buru menyudahi sarapannya, dan berlari ke pintu. Namun setelah melihat tamunya, Jisung terkesiap, tak percaya.

"Kenalin, namanya Kim Sunwoo."



End

***




Hayooo, menurut kalian Sunwoo siapa?

Endingnya sengaja dibikin gantung biar pada halu sendiri xixixi

Dan akhirnyaa, setelah 4 bulan, cerita ini tamat jugaa. Lega banget rasanya, walaupun aku tau masih berantakan banget

Sebenernya tuh udah lama pengen publish cerita baru, tapi takut nanti gak konsisten T^T
Udah terbiasa fokus ke satu cerita dulu biar hasilnya bisa maksimal

Untuk part terakhir ini, ada pertanyaan kah? Silahkan ditanya di kolom komentar *pasti aku jawab

See u di book 4!

LiveD | Stray Kids ✔️Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz