13. Another Time

275 56 2
                                    

Kasus pembunuhan bertambah lagi, puluhan murid dikabarkan tewas secara mendadak saat jam pelajaran berlangsung. Sam Dyfrig yang merupakan anak dari sepasang suami istri penganut satanis menjadi tersangka utama. Orang-orang berspekulasi bahwa, kehadiran Sam Dyfrig merupakan penyebab utama pembunuhan di Sekolah mereka.












Artikel itulah, yang membawa Jisung ke tempat ini sekarang. Tempat orang tua Hyunjin berada.

"Perkenalkan, saya Han Jisung, teman dekat Sam." bungkuk Jisung 90 derajat, setelah jauh-jauh datang dari kota ke sebuah desa yang cukup terpencil. Untungnya, hari masih siang.

Di sana, ia langsung dipersilahkan masuk, dan disuguhkan secangkir teh hangat oleh Ibu Hwang. Keluarga kecil itu tinggal di rumah sederhana, namun benda-benda kuno di dalamnya, mampu membuat bulu kuduk Jisung berdiri.

Ruangan yang didominasi oleh warna hitam itu dipenuhi oleh patung-patung berwujud seram, yang belum pernah dilihat Jisung.

Merasa tak asing, orang tua yang dikunjungi Jisung bermodalkan "kartu nama" itu pun terkejut, karena merasa mengenali wajah pria itu. "Kamu bukannya yang kami temui di sekolah waktu itu?"

"I-iya, Om, benar. Maaf waktu itu kami bohong. Tapi sebenarnya, apa yang membuat kalian mencari Sam?"

Pasangan paruh baya itu saling berpandangan, sebelum akhirnya menjawab. "Kamu akan tahu jawabannya setelah masuk ke dalam cermin itu."

Mata Jisung mengikuti ke mana telunjuk mereka mengarah. Sebuah cermin besar, dengan ukiran kayu di sampingnya menjadi pusat perhatian ketiganya.

"Kelihatannya memang seperti cermin biasa pada umumnya, tapi cermin itu dapat membantu kita menjelajah ke masa lampau."

Han terperangah, takjub, tapi juga meragukan kedua orang tua itu. Karena selain belum kenal, Jisung takut dengan hal-hal berbau mistis.

Fokus Jisung teralih ketika si wanita paruh baya mengambil lonceng dan menggoyangkannya di depan cermin sehingga menimbulkan bunyi dari benda itu. Tak lama, cermin itu berubah menjadi transparan tanpa memantulkan bayangan orang yang berdiri di depannya lagi.

Disusul jam tangan kuno tanpa kaca, yang kini tengah dipasangkan di pergelangan tangannya.

"Masuklah, kalau mau melompat waktu, putar saja jarum jamnya. Dan kalau mau kembali, jangan lupakan tempat di mana lubangnya berada."

Jisung mengangguk mantap, lalu masuk ke dalamnya seorang diri. Ia pun jatuh dari pusaran lubang hitam dan terdampar di suatu ruang kelas kosong

Rupanya, setelah menginjakkan kaki di sana, tak ada sedikit pun yang berbeda dari dunia aslinya. Hanya saja waktu memang mundur beberapa bulan dari waktu yang sebenarnya.

Beberapa detik kemudian, ia sadar, di meja tempatnya duduk, terukir banyak sekali umpatan kasar tak beraturan.

Bodoh!

Berhenti berbohong, dewa kematian!

Loser? Yes it's you!

Pembawa sial!

Pembunuh!

You deserve to die!

Dan kata yang paling Jisung ingat dari semuanya, adalah ....

pǝʌıן

"Lived?" Jisung menggaruk tengkuknya, bingung. Ia mencoba menyorotnya dengan cermin, tapi ternyata bukan itu jalan keluarnya.

LiveD | Stray Kids ✔️Where stories live. Discover now