Hampir seharian Minho berkutat dengan pianonya. Mempersiapkan diri untuk perlombaan besok. Nada demi nada mengalun, mengisi keheningan Dorm. Seisi Dorm tahu Minho bekerja keras untuk itu, dan mungkin, memang tidak ada salahnya ia memakai nada buatan Seungmin. Yang terpenting, tujuan mereka sama-sama ingin mengharumkan nama Sekolah.
Ketika berhasil merampungkan permainan, Minho meraih secarik kertas berisi not nada yang ditulis oleh tangan Seungmin sendiri, lalu memandanginya.
"Wish me luck." lirihnya pelan, berharap, di alam sana, Seungmin menyetujui keputusannya. Tapi kejadian di Rumah Sakit menggoyahkan rasa percayanya pada rumor itu. Belum lagi, sifat teman-temannya semakin hari semakin aneh.
Pria itu menutup piano, dan menyimpan kertas itu di dalamnya. Ia beranjak ke dapur untuk mengambil beberapa minuman segar di kulkas.
Ketika ingin kembali ke kamar, Minho tertarik untuk mengintai Hyunjin yang tengah berdiri di belakang Dorm dengan gelagat anehnya.
Ia memutuskan untuk tetap berada di bilik ruangan, dalih mendapat jawaban.
Baru men-simetriskan tubuhnya dengan tembok, Minho tersentak mendengar pria yang tengah diperhatikannya memukul kaca jendela hingga retak.
Walau hanya melihat dari samping, Minho tahu ia marah. Tapi kenapa ia mendesis seakan menahan rasa sakit?
YOU ARE READING
LiveD | Stray Kids ✔️
Fanfiction"Mencari tahu ku, sama saja dengan bunuh diri." *** "Ternyata lo? Dasar pengkhianat!" Sosok yang dimaksud tersenyum miring. "Lama banget nyadarnya." - - - ⚠ Tidak menoleransi Copas, remake atau sejenisnya! ⚠ Bahasa non baku ⚠ Harsh Word bertebaran ...